Umat Muslim di India
Umat Muslim di India

Sekelompok Pemuda Muslim dan Hindu Buktikan Saling Toleransi Dalam Beribadah

Karwar – India dibawah kendali Perdana Menteri Narendra Modi dikenal sangat diskriminatif terhadap umat Muslim. Kebijakan-kebijakan yang ‘menyerang’ umat Muslim dilakukan Modi dibawah dukungan partainya, Bharatiya Janata.

Namun, hal itu berbeda dengan dilakukan komunitas masyarakat Hindu dan Islam di Habbuwada, Kaswar, India. Mereka tidak ‘termakan’ oleh kebijakan-kebijakan Modi dengan tetap menjalin silaturahmi yang apik antara umat Hindu dan Islam.

Itu dibuktikan dengan sekelompok pemuda Hindu dan Muslim bekerjasama untuk membuat patung Dewa Krishna. Patung itu digunakan untuk pemujaan umat Hindu selama satu bulan terakhir di Habbuwada di Karwar, India.

Para pemuda Hindu setiap hari memuja patung Krishna karena dianggap akan mendatangkan manfaat. Apalagi pemujaan penting dilakukan untuk Dewa Krishna selama Deepavali atau Festival Cahaya bagi orang-orang Karwar dan sekitarnya.

“Ini adalah pertama kalinya kami mengadakan puja Krishna di wilayah kami,” kata salah satu pemuda Hindu, Shahrukh dilansir dari New Indian Express dikutip dari Republika.co.id, Senin (7/11/2022).

Shahrukh menyampaikan dirinya dan teman-temannya mengumpulkan uang untuk membuat patung Krishna. Patung yang sudah tuntas dibuat itu kemudian dibawa ke lokasi yang ditentukan mereka.

“Kami telah melakukan puja, dan setelah selesai, kami akan membenamkan patung  di laut,” ujar Shahrukh.

Teman Shahrukh, Babu mengungkapkan persahabatan mereka terjalin sejak usia dini. Walau berbeda keyakinan, mereka tetap bermain dan belajar bersama.

“Kami berteman sejak kecil. Kami belajar bersama dan berdoa bersama. Kami bertemu hampir setiap hari. Kami merayakan festival Muslim dan mereka bergabung dengan kami selama festival Hindu,” kata Babu.

Sementara itu, Korporator Gajanan Kubde melihat antusiasme kelompok pemuda itu. Ia telah membantu mereka mendapatkan surat keterangan tidak keberatan dari Pemerintah Kota Karwar dan kepolisian.

“Kami baru memulainya tahun ini. Kami perlu melanjutkannya selama lima tahun ke depan,” kata Mohammed.

Meskipun acaranya sepi ketika dimulai, tapi acara itu telah menarik minat banyak orang sekarang. Kelompok ini merencanakan acara besar saat patung dibenamkan di laut pada bulan Desember nanti.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

banjir

Teologi Lingkungan dalam Islam: Membaca Bencana Sumatera sebagai Peringatan dan Pelajaran

Gelombang bencana yang melanda Sumatera dalam beberapa waktu terakhir—banjir bandang di Padang, longsor di Sibolga, …

091882600 1679803445 830 556

Universitas Al-Azhar Mesir Kutuk Serangan Terhadap Mahasiswa Saat Ibadah di Kampus

JAKARTA – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan mahasiswa yang sedang melaksanakan shalat …