pembunuh khalifah
pemuda radikal

Prediksi Nabi Tentang Sekelompok Pemuda Radikal, Inilah Karakteristiknya!

“Di akhir zaman, akan muncul sekelompok anak-anak muda belia yang cekak akalnya, mengucapkan sebaik-baik perkataan manusia. Mereka membaca al Qur’an tapi tidak sampai ke kerongkongannya. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Jika kalian menjumpai mereka, perangilah. Karena memerangi mereka ada pahala di sisi Allah pada hari kiamat”. (HR. Muslim).

Prediksi Nabi ini berulang-ulang terjadi di Indonesia dan di berbagai negara. Fenomena anyar 59 remaja di Garut yang direkrut dan telah berbaiat kepada NII (Negara Islam Indonesia) merupakan salah dari sekian kejadian serupa.  NII sendiri adalah organisasi terlarang yang telah dibubarkan karena pemahaman keagamaannya yang radikal, namun tetap melakukan gerakan bawah tanah.

Ciri khas NII, juga paham keagamaan serupa yang sedang melakukan persemaian di Indonesia, merasa paling benar, berlebihan dalam beragama (ghuluw) dan menuduh pemerintah yang ada sebagai taghut, tidak menjalankan hukum Islam. Oleh karena itu, harus diperangi.

Penampilan lahir mereka sangat relegius. Gemar ibadah dan membaca al Qur’an sampai disebut al Qurra’ (sering dan senang membaca al Qur’an). Pesona yang good looking itu yang menyihir orang-orang awam dan pemuda pemudi yang ilmu agamanya nihil. Seolah fasih beragama, tetapi sejatinya manipulatif.

Ada beberapa karakter yang ditegaskan oleh Rasulullah tentang para pemuda yang radikal ekstrem itu :

Pertama, peringatan dari Nabi, “Bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan bacaan mereka, shalat kalian tidak ada apa-apanya dibanding shalat mereka, dan puasa kalian juga tidak ada apa-apanya dibanding puasa mereka”.

Lalu, bagaimana mungkin orang-orang yang rajin ibadah dan demam mengaji (bahkan hafidz Qur’an) bisa lepas dari agamanya secepat lesatan anak panah dari busurnya? Tidak lain, keshalehan mereka lenyap karena merasa paling shaleh. Nabi menyebut mereka dengan “Seburuk-buruk makhluk”.

Itulah karakter kedua yang dimiliki oleh mereka. Mereka seolah paling benar, paling islami dan paling shaleh sehingga mudah menyalahkan keluarganya, tetangganya, negaranya bahkan keagamaan masyarakat muslim secara keseluruhan. Yang benar adalah dirinya dan kelompok.

Karakter ketiga adalah merasa diperlakukan tidak adil dengan selalu protes. Semua paham radikalisme agama, termasuk ideologi yang dianut NII, sumbernya sama, dari seorang laki-laki yang protes terhadap Nabi ketika pembagian ghanimah Hunain dan emas kiriman Ali dari Yaman.

Seperti diceritakan oleh Ibnu Hajar al ‘Asqalani dan Fahul Barinya. Laki-laki itu yang kelak menurunkan paham “Khawarij”. Salah satu anggota Khawarij adalah Abdurrahman Ibnu Muljam yang menikam Sayyidina Ali karena dianggap tidak menjalankan syariat Islam dalam kepemimpinannya.

Tuduhan kepada sahabat Ali ini tidak masuk akal. Sebab beliau adalah salah satu pemuka sahabat, sepupu dan menantu Nabi. Nabi sendiri memberi isyarat kalau hendak menyelami kedalaman ajaran Islam harus lewat Ali. Kata beliau, “Saya ini bahtera ilmu dan Ali adalah pintunya”. Pertanyaannya, apa iya Ali tersesat seperti pandangan kaum Khawarij?. Jauh panggang dari api.

Sama seperti fenomena yang jamak kita jumpai saat ini. Betapa sekelompok orang-orang yang “belia” dalam memahami agama kemudian menuduh sesat dan kafir kepada para ulama. Mereka yang baru merangkak seperti balita dalam memahami dalil-dalil dan hujjah-hujjah keagamaan dengan suara melengking keras menyatakan pemahamannya yang paling benar. Di luar mereka semuanya salah dan kafir.

Akibat perilaku orang-orang yang tak waras dalam beragama ini adalah keresahan dan keretakan. Retakan persatuan dan persaudaraan. Relasi antar agama, harmonisasi kebangsaan, dan kerukunan dirusak oleh mereka. Bahkan keutuhan NKRI dicacah sedemikian hebatnya dengan mengatakan Pancasila tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Oleh karenanya, kita harus segera bangkit untuk menghalau laju gerakan mereka. Bahkan kalau perlu memerangi mereka dalam tanda kutip. Supaya anak keturunan dan generasi bangsa ini selamat dari paham-paham keagamaan radikal yang memiliki kecenderungan destruktif dan subversif.

Bila tidak, titah Allah supaya diri dan keluarga selamat dari api neraka akan gagal kita implementasikan apabila ada salah satu anggota keluarga yang berhasil ditipu dan direkrut oleh kelompok-kelompok radikal yang disebut oleh Nabi paling buruknya makhluk.

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …