investasi akhirat
investasi akhirat

Sibuk Investasi di Dunia, Jangan Lupakan 7 Invetasi Terbaik untuk Akhirat

Hidup didunia membuat banyak orang  merasa ingin meraih pencapaian atas dirinya. Banyak dari mereka yang terbuai akan gemerlapnya dunia dan tidak menyadari dunia ini memiliki sifat yang fana atau sementara. Semua energi dihabiskan dengan invetasi demi keuntungan di masa depan. Padahal kita harus menyadari masa depan kita adalah akhirat. Hari esok dan hari tua hanyalah persinggahan.

Dunia ini ibarat ladang untuk meraih keuntungan ketika di akhirat kelak. Memang bukanlah hal yang sia-sia jika manusia menginginkan pencapaian dalam dunianya. Namun yang perlu diingat bahwa manusia harus mampu menyeimbangkan diri untuk kebutuhan dunia dan akhiratnya. Dan manusia harus memikirkan invetasi untuk dipetik keuntungannya di akhirat.

Semua perbuatan, usaha dan pencapaian yang diraih seseorang tidak akan dibawa mati dan semua amalan manusia akan terputus jika ia telah meninggal dunia. Namun perlu kita ketahui bahwa, ada beberapa amalan yang pahalanya akan mengalir terus, meskipun orangnya sudah meninggal.

Ada amalan yang menjadi invetasi menarik dan menggiurkan yang kelak akan terus menerus mengalir walaupun kita telah meninggal. Investasi seperti inilah yang harus menjadi pusat perhatian kita bersama. Memang invetasi tanah, property, emas dan kekayaan lain menjadi penting. Tetapi, semuanya akan berhenti di lubang liang lahat.

Nah, mulai sekarang, di samping memikirkan invetasi dunia inilah amalan-amalan yang kelak menjadi invetasi terbaik di akhirat. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah bahwa Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya amal perbuatan dan kebaikan orang mukmin setelah ia meninggal yaitu: Pertama, Ilmu yang disebarluaskan. Kedua, meninggalkan anak yang baik (shaleh). Ketiga, mewariskan Mushaf al-Qur’an. Keempat, Membangun masjid. Kelima, membangun rumah untuk orang yang berjuang di jalan Allah. Keenam, mengalirkan sungai. Ketujuh, mengeluarkan sedekah sebagian hartanya dikala sehat dan selama masih hidup. amalan-amalan itu akan bermanfaat setelah ia meninggal dunia.” (HR. Ibnu Majah).

Pertama, ilmu yang disebarluaskan.

Invetasi terbaik pertama adalah mengajarkan ilmu. Seseorang guru yang mampu mengajarkan ilmu yang bermanfaat kelak akan sangat bermanfaat bagi kehidupan akhiratnya. Seorang penulis yang membuat buku untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembacanya kelak menjadi invetasi pahala di akhirat. Penceramah, dosen, atau penyair sekalipun penyair yang membuat syair berisikan tentang pelajaran dan hikmah bagi kehidupan pendengarnya akan menjadi amalan yang terus mengalir.

Kedua, meninggalkan anak yang saleh.

Investasi terbaik kedua adalah mendidik anak yang shaleh/shalehah. Menjadi orang tua memang tidaklah mudah, bagi seorang orang tua wajib bagi dirinya untuk memberikan fasilitas ilmu yang bermanfaat, memberinya guru terbaik. Dengan usaha orang tua yang seperti itu, maka allah akan mungkin membuat sanga anak menjadi seorang anak yang saleh.

Dan ketika orang tuanya meninggal, seorang anak yang saleh tidak akan lupa untuk mendoakan kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia. Para ulama sepakat bahwa doa untuk orang hidup untuk orang yang telah meninggal pahalanya akan sampai kepada si mayit.

Bahkan meskipun sang anak saleh tidak mendoakannya dia akan tetap mendapatkan pahala atas amal baik yang dilakukan sang anak, sebab sang anak menjadi anak saleh berkat didikannya maka selama anak saleh tersebut terus berbuat baik maka selama itu akan menjadi tabungan amal bagi orangtuanya yang telah meninggal.

Ketiga, mewariskan Mushaf al-Quran.

Investasi berikutnya adalah mewariskan mushaf al-Qur’an. Mempelajari al-Quran adalah amalan terbaik. Ketika kita mewariskan dan mewakafkan al-Qur’an untuk mushalla, madrasah, dan masjid yang kelak dibaca orang banyak akan terus mengalir pahalanya kepada kita.

Mewariskan mushaf bukan hanya dalam arti harfiyah dan fisik. Mewariskan pelajaran dengan mengajarkan membaca al-Qur’an kepada anak kita, saudara kita dan tetangga kita adalah invetasi terbaik untuk akhirat kita.

Keempat, membangun masjid

Invetasi berikutnya yang tidak kalah menariknya adalah masjid. Kita boleh berinvetasi dengan tanah dan property, tetapi ingatlah semua harta itu hanya untuk anak keturunan kita. Bukan untuk kita setelah meninggal.

Nah, membangun dan mewakafkan masjid sebagai sarana ibadah bagi umat muslim adalah invetasi terbaik sepanjang masa. Maka bagi orang-orang yang memuliakan masjid atau mensedekahkan sebagian hartanya, maka, Allah menjanjikan pahala baginya meski orang yang bersedekah untuk masjid telah meninggal dunia.

Kelima, membangun rumah untuk orang yang berjuang di jalan Allah.

Berikutnya adalah invetasi rumah untuk perjuangan di jalan Allah. Membangunkan mushalla, madrasah, dan lembaga pendidikan lain untuk kepentingan berjuang di jalan Allah adalah invetasi terbaik kita kelak di masa akhirat. 

Keenam, mengalirkan sungai.

Invetasi lain untuk kebaikan sosial yang mengalir sebagai pahala spiritual adalah mempermudah urusan masyarakat. Nabi mencontohkan adalah mengalirkan sungai sebagai kebutuhan primer masyarakat.

Seseorang yang berjasa mengalirkan sungai yang bermanfaat  bagi orang lain untuk sawah atau untuk hal yang lainnya, akan di timpakan pahala yang taida hentinya seperti manfaat yang dibawa oleh sungai tersebut. Semua aliran sungai ibarat pahala yang akan terus mengalir.

Ketujuh, mengeluarkan sedekah di kala sehat dan selama masih hidup.

Terakhir, ladang invetasi terbaik untuk akhirat adalah sedekah. Apalagi sedekah berupa barang yang bersifat tetap tidak habis dan tidak berkurang sekalipun dimanfaatkan berkali-kali. Pikirkanlah sedekah terbaik yang diniatkan dengan baik untuk orang-orang baik dan kebaikan bersama.

Misalnya, jangan pernah ragu untuk mensedekahkan sajadah, karpet, bahan bangunan untuk masjid, mushala, madrasah dan pesantren. Sedekah seperti ini, sekalipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia pahalanya akan tetap mengalir kepadanya selama benda-benda tersebut masih dapat dimanfaatkan manusia lainnya.

Demikian ladang invetasi yang telah diajarkan Rasulullah untuk umatnya sebagai persiapan menuju masa depan akhirat. Ingat masa depan kita bukan hari tua. Masa depan yang sesungguhnya adalah akhirat. Maka, jangan ragu untuk invetasi yang terbaik untuk akhirat yang lebih baik.

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …