sisi romantis Nabi
sisi romantis Nabi

Ternyata Nabi Suami yang Sangat Romantis

Akhlak mulia Rasulullah mengandung samudera teladan yang tak terhitung. Kelembutan akhlak beliau mengisi setiap lapisan kehidupan. Tidak hanya kepemimpinannya bahkan kehidupan dalam rumah tangganya menjadi teladan yang patut ditiru umat.

Dengan segala kesibukan Nabi dalam hal pemerintahan dan keagamaan, tidak mengurangi rasa sayangnya terhadap keluarga. Bahkan Nabi memperlakukan secara sempurna terhadap para istrinya. Nabi adalah lelaki yang sangat romantis dalam memperlakukan pasangannya.

Sisi romantis Nabi dapat dilihat dari gaya hidup yang sederhana tetapi mampu memberikan kesan kepada para istri. Berikut ungkapan sayang dan perlakukan romantis Nabi kepada para istrinya

Berpelukan Saat Tidur

Aisyah berkata, “Sering kali Nabi mandi jenabah, lalu beliau datang dan mencari kehangatan diri denganku dan aku mendekap beliau (dan aku menghangatinya), sedangkan aku belum mandi (janabah).” Hadits riwayat Tirmidzi, Ad – Daaruquthni dan Abu Ya’la.

Bersikap Lemah lembut saat berhubungan dengan istri

Dalam salah satu hadits Rasululloh bersabda “Jangan sekali-kali seseorang menggauli istrinya sebagaimana yang terjadi pada binatang. Hendaklah di antara keduanya ada perantara”. Lalu sahabat bertanya, “ Apakah perantara itu?” Beliau menjawab “Mencium dan merayu atau bercumbu” (Hadits Riwayat Ad – Dailami)

Mandi bersama

Aisyah berkata “Aku mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana. Aku mendahuluinya dan beliau mendahuluiku (mengambil wadah) sampai sampai beliau berkata, ‘tinggalkan untukku’. Dan aku berkata ‘tinggalkan untukku.’ (Hadts Riwayat An – Nasa’i)

Bersandar di dada istri dan tidur di atas pangkuannya

Aisyah berkata “Bahwasannya Nabi Muhammad SAW. membaca Al – Qur’an (mengulang hafalan) dan kepala beliau berada di pangkuanku, sedangkan aku dalam keadaan haid.” (Hadits Riwayat Bukhori).

Membukakan pintu rumah dan membantu istri menaiki kendaraan

Nabi Muhammad SAW. duduk di sisi unta beliau. Beliau meletakkan lututnya, lalu istri beliau, Safiyah, meletakkan kakinya di atas lutut Nabi hingga dia naik ke atas unta.”  (Hadits Riwayat Bukhori)

Berolahraga bersama

Aisyah pernah berlomba lari bersama Nabi Muhammad SAW dalam sebuah perjalanan. Kadang Aisyah menang, di lain kali Rasululloh yang menang. (HR An- Nasa’i)

Mengajak istri ke undangan dan makan di luar

Tetangga Nabi Muhammad SAW berkebangsaan Persia. Dia telah memasak kuah yang enak untuk Nabi, kemudian mendatangi beliau dan mengundangnya makan. Beliau lalu bertanya, “Dengan dia?” sambil menunjuk pada Aisyah. Dia berkata “Tidak.” Nabi pun berkata “Jika begitu, tidak.” Maksudnya, beliau menolak pergi sendirian. Kemudian, tetangganya itu kembali dan mengundang beliau. Nabi bertanya “Dan bagaimana dengan orang ini?” Dia berkata, “Tidak.” Nabi pun berkata “Jika begitu, tidak.” Orang itu kembali lagi mengundang beliau. Nabi bertanya “Dengan dia?” Dia menjawab, “Ya, Boleh,” untuk ketiga kalinya. Kemudian Nabi Muhammad dan Aisyah pun berdiri. Keduanya berjalan berurutan untuk mendatangi rumah tetangga beliau tadi. (Hadits Riwayat Muslim)

Mengantar istri ketika keluar

Sayyidah Safiyah Binti Huyay berkata, “Rasulullah sedang beritikaf. Kemudian aku mendatangi beliau dan menjenguknya pada malam hari. Dan aku berbincang-bincang dengan beliau. Lalu, aku berdiri hendak kembali. Beliau kemudian berdiri bersamaku untuk mengantarku (menemani Safiyah sampai pintu). Dan beliau berkata ‘Jangan terburu-buru hingga aku mengantarmu’.  (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim)

Berjalan-jalan berdua

“Apabila datang waktu malam, Nabi Muhammad SAW berjalan bersama Aisyah dan berbincang bincang dengannya.” (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim)

Mengajak istri bepergian ke luar kota

“Menurut Aisyah RA apabila hendak ke luar kota, Nabi Muhammad SAW mengundi di antara istri-istrinya untuk menemani perjalanannya.” (Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim).

Semua yang dilakukan oleh Nabi Muhammad tersebut tidak lain sebagai bentuk keluhuran budi dan kelembutan akhlak yang beliau tunjukkan sebagai bentuk teladan bagi ummatnya. Cara kepemimpinan Nabi dalam membina rumah tangganya merupakan cara mengelola keluarga yang sakinah. Beliau bersabda “Memperlakukan orang yang dipimpin dengan baik akan menghasilkan kesejahteraan. Memperlakukannya dengan buruk akan membuahkan hasil yang buruk.” (HR Abu Dawud).

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …