sejarah maulid nabi
sejarah maulid nabi

Yazir Hasan Ustad Wahabi Sebut Maulid berasal dari Yahudi, Mari Pelajari Selengkapnya

Kasus Ustaz Wahabi bernama Yazir Hasan Al-Idis yang membid’ahkan dan menyesatkan perasayaan Maulid Nabi tengah viral. Bahkan ia dianggap memfitnah  Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU, saat berkhutbah di Masjid Ustman bin Affan di Desa Nyalabuh Laok, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jumat pekan lalu.

Salah satu kutipan yang disampaikan oleh Yazir terkait perayaan Maulid sebagai berikut : “Bahwa Hakikat Perayaan Mauild Nabi bukan berasal dari Nabi Muhammad SAW, bukan berasal dari Khulafaur Rasyidin, bukan berasal dari para sahabat lainnyya, bukan berasal dari tabiin, bukan berasal dari tabiut tabiin, juga bukanb erasal dari madzhab yang empat. Tetapi perayaan Maulid Nabi SAW awal mula adanya berasal dari Bani Ubaid al-qoddah munafik siddiq pencetus aliran kebatinan yang berasal dari kalangan Yahudi”.

Klaim Maulid Nabi dari Yahudi ini memang lazim dan sudah lama ada dalam pemikiran kelompok Wahabi dalam rangka membid’ahkan Maulid Nabi. Padahal, sejatinya Maulid Nabi saat ini tidak hanya dirayakan di Indonesia, tetapi hampir seluruh muslim di berbagai negara. Lalu, benarkah Maulid Nabi berasal dari tokoh Yahudi sebagaimana ungkapan Yazir?

Dalam catatan sejarahwan Islam ada tiga teori tentang kapan pertama kali Maulid Nabi diselenggarakan secara seremonial dan meriah.

Pendapat pertama, Maulid Nabi pertama kali digelar dengan mewah dan meriah oleh Sultan Abu Said Muzaffar Kukabri. Beliau Gubernur Ibril, Irak. Dalam catatan Ibnu Katsir, Imam Suyuthi dan Ibnu Zauji, beliau adalah orang yang pertama kali merayakan Maulid Nabi secara meriah dan besar. Peringatan itu berlanjut setiap tahun pada setiap hari kelahiran Baginda Nabi. Muzaffar hidup sekitar tahun 549 hijriah hingga tahun 630 hijriah.

Imam Suyuthi menjelaskan hal tersebut dalam Al Maqadis fi ‘Amali Maulid. Sementara Ibnu Zauji menulisnya dalam Mir’atuz Zaman.

Pendapat kedua, yang pertama kali merayakan Maulid Nabi adalah Sultan Salahuddin Al Ayyubi, penguasa Dinasti Ayyub di bawah kekuasaan Abbasiyah. Beliau mengadakan Maulid untuk meningkatkan semangat juang tentara Islam melawan pasukan salib. Salahuddin Al Ayyubi lahir tahun 567 hijriah dan wafat tahun 622 hijriah.

Pendapat ketiga, perayaan Maulid Nabi pertama kali dirayakan oleh Dinasti Ubaid yang berpaham Syi’ah Ismailiyah di Mesir. Terjadi pada masa pemerintahan Abu Tamim. Saat itu, tradisi Maulid Nabi berlangsung meriah setiap tahun. Dinasti Ubaid berkuasa di Mesir sejak tahun 362 hijriah sampai tahun 567 hijriah.

Dengan demikian, perayaan Maulid Nabi diperingati sejak dahulu. Bahkan, lebih meriah. Sultan Muzaffar menyembelih ribuan onta dan kambing setiap merayakan maulid. Yang diundang adalah rakyat, para penguasa dari daerah lain dan tamu manca negara.

Maka, sungguh mengherankan kalau hari ini kita masih memperdebatkan dalil Maulid Nabi. Padahal, ulama-ulama dan tokoh Islam masa dulu justeru merayakannya dengan sangat meriah. Jangan memecahbelah masyarakat dengan persoalan ikhitilifiyah. Jika memang pengetahuan keagamaan belum mencukupi juga jangan pernah melontarkan pernyataan kontroversial.

Dakwah agama butuh keteduhan bukan kekisruhan. Jangan memecah belah umat dengan persoalan khilafiyah apalagi tanpa dasar ilmu yang akan menimbulkan fitnah baru di tengah masyarakat.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

KH Maman Imanulhaq 1

Hari Santri 2025; Santri Garda Terdepan Jaga Kedaulatan Bangsa dan Rawat Nilai-Nilai Keislaman yang Damai

Jakarta – Perjuangan santri tidak boleh dibatasi hanya pada ruang ibadah dan ritual keagamaan. Santri …

ponpes salafiyah syafiyah sukorejo 1 169

Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Raih Penghargaan Pesantren Transformatif 2025

Jakarta — Suasana hangat dan penuh apresiasi mewarnai malam penganugerahan Pesantren Award 2025 yang digelar di …