tingkatan wudhu
tingkatan wudhu

3 Macam Tingkatan dalam Berwudhu

Wudhu adalah bersuci sebagai syarat untuk ibadah. Tetapi bukan sekedar membersihkan fisik, wudhu mempunyai rahasia pembersihan totalitas manusia.


Allah swt memerintahkan hambanya sebelum melakukan shalat atau ibadah lain untuk melakukan wudhu. Perintah ini sebenarnya mengandung sebuah isyarat bahwa kondisi dan keadaan suci sangat mendukung hidup sehat dan tumbuhnya kekhusyukan dalam shalat.

Suci identik dengan bersih, keindahan, dan kenyamanan. Sedangkan, najis sangat identik dengan kotor dan kumuh. Adanya perintah untuk suci dari najis dan hadas dalam thaharah mengandung makna lebih dalam lagi, yakni sebuah perintah agar manusia berupaya untuk mensucikan badan sekaligus hati.

Secara zahiriyah perintah bersuci, wudhu, misalnya dimaksudkan agar manusia bersih dari najis dan hadas. Akan tetapi, dari sisi batiniah perintah tersebut mengandung arti agar manusia selalu berupaya membersihkan badan dari najis dan membersihkan hati dari dosa.

Bersih badan saja belum cukup. Namun kebersihan itu harus diimbangi dengan kebersihan hati. Dalam pandangan teori tasawuf justru kebersihan hati harus diprioritaskan. Dalam kitab Mursyidul Amin karangan Imam Al-Ghazali membagi macam-macam wudhu menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. Membersihkan dari Hadas dan Najis

Secara formal wudhu memang dimaksudkan untuk menghilangkan hadas dan najis yang ada dalam diri. Tingkatkan wudhu yang pertama inilah yang paling banyak dilakukan orang.

Banyak dari kita berwudhu hanya sekedar membasuh muka, tangan, sebagian kepala, dan kaki tanpa ada penghayatan sama sekali. Jadinya, wudhu itu hanya sah menurut tataran formal, namun tidak punya bekas mendalam dalam hati.

2. Membersihkan dari Perilaku Jelek dan Dosa

Wudhu pada tingkatan ini bukan hanya untuk menghilangkan hadas dan najis semata. Lebih dari itu, ada sebuah penghayatan bahwa wudhu juga dimaksudkan untuk mensucikan badan dari perbuatan-perbuatan tercela dan dosa.

Wudhu pada tingkatan ini dilakukan baik secara lahir maupun batin. Secara kasat mata, wudhu nampak sebagaimana wudhu pada lazimnya yang selama ini kita lakukan. Namun di balik itu, ada sebuah penghayatan mendalam dari setiap tindakan yang dilakukan.

Misalnya, ketika membasuh kedua tangan kita menghayati amaliah tersebut bukan saja untuk menghilangkan najis di tangan dan hadas, namun pada saat yang bersamaan ada niat untuk menghilangkan dosa-dosa yang diakibatkan oleh tangan. Pada saat yang bersamaan juga dalam hati ada do’a pengharapan kepada Allah agar tangan yang dibasuh tersebut diselamatkan dari perbuatan-perbuatan dosa.

3. Membersihkan dari Penyakit Hati

Tingkatan wudhu yang paling tinggi adalah mewudhukan hati dan perasaan dari penyakit hati yang dilarang Allah. Berwudhu pada tingkatan ini, kita harus berusaha membersihkan hati dari sifat sombong, iri, dengki, ujub, riya, dan sebagainya.

Caranya, ketika berwudhu penghayatan total kita tujukan untuk membersihkan hati dari segala sifat yang tercela. Amaliah seperti membasuh muka, tangan, sebagian kepala, dan kaki adalah merupakan simbol dari basuhan hati untuk mensucikan kalbu dari sifat-sifat tercela.

Tidak hanya itu ketika kita berwudhu menggunakan air maka gunakanlah air tersebut secukupnya jangan boros atau berlebihan. Karena hal yang berlebihan akan menimbulkan akhlak tercela lainnya.

Sudah sampai manakah tingkat wudhu kita? Hanya sekedar syarat untuk shalat atau pembersihan menyeluruh terhadap perilaku dan penyakit hati?

Wallahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About Arip Suprasetio

Aktifis Mahasiswa Ahlu Thariqah An-Nahdilyah (MATAN) UNJ, Jakarta

Check Also

puasa dan kedamaian

Puasa sebagai Jalan Damai, Apa Maksudnya?

Puasa, sebuah praktik yang telah menjadi bagian dari banyak agama dan budaya di seluruh dunia, …

bullying

3 Tips Mengatasi Bullying dalam Islam

Bullying, atau intimidasi, adalah perilaku yang merugikan dan tidak manusiawi, yang bisa terjadi di berbagai …