Rasulullah SAW adalah seorang nabi yang bukan hanya Rasul, tetapi juga pemimpin nomor satu yang sukses mengubah wajah dunia. Namanya selalu dibangga-banggakan oleh kaumnya, terutama kaum muslimin. Bukan hanya sejak lahir, bahkan hingga detik ini, namanya selalu disebut baik dalam do’a maupun dalam Shalat.
Ketika sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, beliau dipercaya bangsa Arab sebagai hakim yang sangat adil, dan jujur. Sehingga mendapatkan gelar Al-Amin. Begitu pun setelah diangkat menjadi rasul, Beliaupun mampu menjadi pemimpin yang amanah, adil, dan bijaksana. Sehingga tak sedikit sahabat yang berusaha dekat dan bahkan jika diizinkan maka akan mencium tangan Rasulullah SAW setiap waktu.
Di balik kemuliaan dan keagungan-Nya, Rasulullah SAW merupakan seorang yang sangat rendah hati, bahkan ketika beliau kagum dengan orang tersebut, tak segan beliau akan memberikan kabar gembira kepada orang tersebut. Namun, dari sekian banyak orang yang dikagumi Rasulullah, ada satu orang yang bahkan Beliau tak segan mencium tangan orang tersebut.
Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”
Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal.
Seketika itu Rasulpun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda, ” inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya”.
Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah