Sebagian kalangan Islam menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan salah satu ikhtiar untuk menumbuhkan dalam diri seorang Muslim rasa cinta kepadanya. Kelompok ini juga terinspirasi dalah satu sabda beliau: “Tidak beriman salah seorang diantara kalian sehingga aku lebih ia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Merayakan Maulid Nabi memang bisa menjadi jalan dan ikhtiar untuk senantiasa mengagungkan beliau, memupuk rasa cinta kepada beliau dan meneladani akhlak mulia beliau. Selain itu, perayaan Maulid Nabi juga sangat penting untuk melawan Islamophobia yang beberapa waktu lalu menguat karena pernyataan Presiden Prancis.
Lantas, apa saja tanda orang yang cinta kepada Rasulullah? Tentu saja ada beragam tanda, bahkan juga cara untuk meraihnya.
Pertama, tidak pernah ridha dengan siapapun yang mencela dan menghina Rasulullah.
Sebagai sosok yang kita cintai, tentu saja ketika sosok tersebut dihina dan dicela oleh orang-orang, maka kita tidak akan pernah rela, bahkan akan menyebabkan kita sakit hati, marah dan seterusnya. Ini adalah kecenderungan umum manusia. Terlebih menyentuh persoalan yang sentitif, pasti semua agama akan marah jika agamanya di hina.
Beberapa waktu lalu, Emmanual Macron, Presiden Prancis menghina Islam. Bahkan majalah setempat, yakni Charlie Hebdo, (kembali) membuat geger dunia Islam karena menerbitkan kartun menghina Nabi Muhammad.
Sikap tidak ridha atas penghinaan Nabi Muhammad harus diekspresikan sesuai dengan akhlak Islam dan apa yang telah Nabi teladankan. Mengangkat senjata dan mencaci-maki penghina Nabi bukanlah akhlak yang diajarkan Islam. Mebela Nabi Muhammad bisa dilakukan dengan cara yang beradap, tanpa senjata. Memutus hubungan diplomasi dan memboikot produk negara yang menghina Nabi mungkin termasuk langkah yang tepat.
Kedua, senantiasa menjalankan perintahnya dan mengikuti perangainya.
Jika kita mengaku cinta kepada Rasulullah, maka kita akan dengan rela, semangat dan istiqomah menjalankan perintahnya dengan baik dan mengikuti perangainya. Sebaliknya, jika ada orang yang tidak menjalankan perintah rasulullah dan mengikuti jalan hidup beliau tetapi mengaku sebagai orang yang cinta Rasulullah, maka dapat dipastikan bahwa semua itu hanyalah sebuah bualan kosong belaka.
Dalam Asy-Syifa bi Ta’rifi Huquqi al-Musthafa, Qadhi ‘Iyadh menegaskan bahwa barang siapa yang mencintai seseorang, maka ia pasti akan mengutamakan dan mengikutinya. Jika tidak, maka cintanya bukanlah cinta yang sesungguhnya, melainkan pengakuan kosong belaka.
Dalam QS. Ali Imran, Allah menegaskan bahwa: “Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mecintaimu…” Dengan mecintai Allah, pasti juga mencintai Rasulullah.
Ketiga, memperbanyak shalawat kepadanya.
Dalam QS. Al-Ahzab ayat 56, Allah memerintahkan para malaikat bershalawat kepada Nabi. Juga memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad serta mengucapkan salam dengan penuh penghormatan kepada Nabi.
Berkaitan dengan shalawat, umat Islam khususnya di Indonesia mengekspresikannya dalam berbagai bentuk; tidak hanya merayakan Maulid Nabi, namun juga memodifikasi bacaan shalawat dengan lagu-lagu yang sesuai dengan ‘selera’ masyarakat. Semua itu, sekali lagi, sebagai bentuk rasa cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad Saw.
Anas Ibn Malik meriwayatkan ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah, “Kapan hari kiamat itu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?” Lelaki itu menjawab, “Saya tidak menyiapkan dengan banyaknya shalawat, puasa, dan sedekah, melainkan saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Rasulullah bersabda, “Engkau beserta orang yang kau cintai.
Demikianlah diantara tanda-tanda seseorang cinta dan dicintai oleh Nabi Muhammad Saw. Semoga momentum Maulid Nabi Muhammad tahun ini dapat menambah dan menumbuhkan rasa cinta kita kepada baginda Nabi Muhammad Saw sehingga besok ketika di akhirat, kita mendapatkan syafaat dari beliau. Aaamiin.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah