Tampak mudah bagi seseorang baik secara langsung atau tidak langsung untuk mengucapkan makian dan hinaan terhadap sesamanya. Dengan dalih sedang membela kebenaran yang dipegang kemudian terasa menjadi halal dan benar untuk memaki-maki yang lain dengan kalimat kotor dan kasar.
Dalam sebuah hadist dari dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah saw bersabda, “Mencaci maki orang muslim adalah perbuatan fasik dan memeranginya adalah perbuatan kufur. ( HR Bukhari, Tirmidzi, Nasa’i). Peringatan ini sangat keras dengan memberikan label fasik terhadap mereka yang mencela sesama muslim dan memberikan label kufur terhadap mereka yang jelas memerangi dan membunuh sesama muslim tanpa hak.
Sifat fasik secara bahasa berarti keluar dan secara syar’I adalah keluar dari ketaatan. Sehingga umat Islam yang berani mencaci maki umat Islam lainnya sesungguhnya telah keluar dari ketaatan terhadap ajaran Islam. Sedangkan kata kufur berarti suatu sikap yang mengingkari dan melawan terhadap Islam.
Perkataan adalah cerminan dari isi pikiran dan pikiran adalah cermin dari hati dan sikap seseorang. Kebaikan hati dan kelembutan sikap dicerminkan dari kata-kata yang dikeluarkan. Seorang yang selalu menghiasai diri dengan kata-kata kasar adalah cermin dari sifat pemarah, emosional dan reaktif. Lalu, bagaimana Islam mengajarkan kepada kita tentang tutur sapa dan berkomunikasi.
Dalam al Qur’an, Allah menitipkan pesan kepada Nabi Muhammad untuk mengajarkan umatnya agar selalu memilih kata-kata baik. “Ucapkanlah kata-kata baik kepada manusia” (QS. Al-Baqarah:83). Dalam ayat lain Allah mengajarkan kepada hambanya melalui firmannya: “Katakanlah kepada hamba-hamba Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu rnenimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (QS. al-Isra’: 53).
Benar, perkataan yang baik akan menjauhkan diri dari bisikan syetan. Orang yang selalu mengumbar amarah dan perkataan jelek hanya akan mendorong perselisihan dan permusuhan. Dan di situlah sebenarnya kemenangan syetan yang ingin memecah belah sesama manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, perkataan yang lembut dan sopan akan membawa pada ikatan persaudaraan dan persatuan. Sementara perkataan yang emosional, kasar dan pedas hanya menyulut perselisihan dan perpecahan. Perkataan yang baik akan mengokohkan persaudaraan, sementara perkataan kasar akan merobohkan persaudaraan.
Karena itulah, menjaga persaudaraan yang kokoh dimulai dengan perkataan yang baik. Apalagi apabila kita menjadi tokoh yang bisa mempengaruhi orang lain, jangan tularkan kebencian kepada orang lain dengan perkataan kasar dan makian.
Ada renungan hadis yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga bagi kita semua dalam berinteraksi sosial: “Sebarkanlah salam (kedamaian), berbicaralah dengan baik, jalinlah persaudaraan dan shalatlah pada malam hari ketika manusia sedang tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan damai.” (HR. Ahmad).
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah