shalat tarawih di rumah
shalat tarawih di rumah

Hanya Mengandalkan Surat Al-Ikhlas Saat Tarawih, Jangan Insecure, Inilah Keutamaannya!

Insecure, tentu saja hal ini kerap kali menghantui setiap individu. Insecure atau merasa diri lebih inferior dari pada pribadi lainnya merupakan salah satu permasalahan yang cukup akut dan menguras energi. Sebab, perasaan Insecure ini akan menempatkan diri dalam sebuah posisi yang tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu. Bayangan akan capaian dan kualitas individu lain yang melebihi capaian diri dan kualitas diri sering menjadi parameter yang menakutkan. Tak jarang, banyak pribadi yang menjadi minder karena Insecure.

Salah satu bentuk Insecure yang saat ini menjadi momok bagi ummat muslim ialah intensitas pembacaan Surah Al-Ikhlas dalam sholat yang demikian massif. Utamanya di bulan suci Ramadlan. Acapkali, bersama dengan surat mu’awidatain lainnya (red : Surat AL-Falaq dan An-Nas), Surat Al-Ikhlas menjadi sebuah primadona tersendiri. Ditunjang dengan bacaan yang pendek dan mudah dihafal diluar kepala, ketiga surat ini berulang kali akan dibaca dalam setiap rakaat shalat tarawih.

Selain sering dibaca dalam Shalat Tarawih, Surat Al-Ikhlas juga sering dibaca dalam sebuah Tahlil bagi sebagian masyarakat Indonesia, terlebih kaum Nahdliyin. Lebih istimewanya lagi, bagi kaum Nahdliyin, dalam sebuah kegiatan Tahlil, pembacaan Surat AL-Ikhlas tidak cukup satu kali, melainkan bisa 3 kali, tujuh kali, sebelas kali, dan lain sebagainya. Nah, intensitas pembacaan Surat Al-Ikhlas yang demikian masif inilah seringkali menghadirkan perasaan insecure. Namun tak perlu risau, dalam tulisan ini, penulis akan sedikit mengungkap, bahwa membaca surat Al-Ikhlas dalam shalat itu juga bisa menjadi yang istimewa dan wah.

Keistimewaan Surat Al-Ikhlas

Berbicara tentang keistimewaan Surat Al-Ikhlas, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari keistimewaan yang terkandung di dalam setiap ayat Surat Al-Ikhlas. Dalam sebuah Hadits diceritakan bahwa, “Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat Al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”. (HR. Bukhari : 6643)

Dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi juga dikisahkan, “Suatu hari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bersama rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau mendengar seseorang membaca (Qul huwallahu a ad, Allahu – amad) dan bersabda: “Wajib untuknya” Abu Hurairah pun berkata: apa yang wajib ya rasulullah? Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda: “wajib untuknya surga”. (HR. Tirmidzi : 2897).

Dan satu lagi. Sebuah kisah dari sahabat Nabi yang gemar mengamalkan dan membaca Surat Al-Ikhlas dalam setiap sholat. Kisah ini diriwayatkan ke dalam sebuah Hadits oleh Imam Bukhori. Diceritakan bahwa Muhammad Ibnu Abdur Rohman atau yang biasa dipanggil  Abu Rijal pernah mendapatkan sebuah cerita dari sang ibu, yaitu Amrah binti Abdur Rohman. Amrah merupakan salah seorang perempuan yang diasuh dan dibesarkan langsung oleh istri Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah RA.

Cerita ini dimulai dari seorang laki-laki yang diangkat oleh Rasulullah menjadi seorang pemimpin sebuah pasukan untuk menjalankan sebuah misi khusus. Dalam sebuah tugas, lak-laki tersebut kerap mengakhiri sholat dengan membaca Surat Al-Ikhlas. Setelah pulang dari menjalankan misi, sebagian dari pasukan tersebut menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah.

Mendengar penuturan dari beberapa sahabatnya yang menceritakan hal tersebut, Rasulullah menjawab, “Coba tanyakan mengapa dia melakukan hal tersebut”. Sontak, para Sahabat Nabi pun mendatangi laki-laki tersebut dan menanyakannya secara langsung. “Aku sering mengakhiri bacaan sholat dengan Surat Al-Ikhlas karena di dalamnya disebutkan sifat Tuhan yang maha pemurah, dan Aku suka membacanya dalam sholatku”, jawab laki-laki tersebut. Para Sahabat Nabi ini pun menceritakan jawaban laki-laki tersebut kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah berkata, “Sampaikan kepadanya bahwa Allah SWT menyukainya”.

Nah, setelah membaca beberapa keistimewaan Surat Al-Ikhlas di atas, semoga kita menjadi pribadi yang tidak lagi merasa insecure. Utamanya saat membaca Al-Ikhlas dalam setiap Shalat. Karena pada hakikatnya, bacaan dalam shalat bukanlah sebuah ajang untuk adu gengsi, melainkan direnungi setiap kandungan didalamnya. Puncaknya, untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Wallahu A’lamu bi al-Shawab.

Bagikan Artikel ini:

About M. Arif Rohman Hakim

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Check Also

gus mus

Jejak Ulama’ Nusantara (2) : Seruan Memanusiakan Manusia Menurut Gus Mus

Dalam tulisan pertama tentang “Jejak Ulama Nusantara (1) : Gus Mus dan Tips Jitu Menipu …

gus mus

Jejak Ulama Nusantara (1) : Gus Mus dan Tips Jitu Menipu Setan

Bagi masyarakat Indonesia, nama Gus Mus atau KH. Mustofa Bisri bukanlah sesusatu yang asing. Gus …