Screen Shot 2023 07 30 at 11.05.06 AM

Sheikh Assim Al-Hakeem Perkeras Pekikan Takbir di Masjid Tidak Diperkenankan, Tidak Menghormati Masjid

Jakarta – Akhir-akhir ini seringkali kita mendengar teriakan kalimat Allahuakbar kalimat yang begitu indah, pekikan Allahuakbar tidak hanya kita dengar di Masjid-masjid maupun Mushalla namun juga banyak dijumpai di jalan ketika sekelompok orang melakukan demonstrasi. Menurut ulama asal Arab Saudi, Sheikh Assim Al-Hakeem hal tersebut tidaklah dibenarkan.

Ulama jenaka asal Saudi Arabia, Sheikh Assim Al-Hakeem baru-baru ini menghadiri sebuah Tabligh Akbar ‘Comeback Kembali Bersaudara’ di Masjid Al-Jihad Medan Baru pada Minggu, 23 Juli 2023.

Ketika beliau hendak naik ke atas mimbar, Jemaah yang hadir mengucap Allahuakbar dipandu oleh pembawa acara dalam pengajian tersebut. “Allahuakbar, Allahuakbar,” seruan Jemaah yang hadir, dikutip dari tayangan video YouTube Berjihad TV dan dilansir dari laman viva.coid, Sabtu, 29 Juli 2023.

Ketika menyampaikan pidato awalnya, ia menyinggung soal budaya Indonesia yang selalu mengucap takbir ketika ia datang ke kota-kota yang berada di Indonesia.

“Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. Tempat apa ini? Ini adalah masjid. Dan masjid adalah rumah Allah Azza Wa Jalla. Dan saya perhatikan di Indonesia, setiap kali saya datang di kota-kota ini mereka mengucapkan takbir dan para jamaah berteriak menjawab Allahuakbar,” kata Syeikh Assim Al-Hakeem.

Kata Syeikh Assim Al-Hakeem, mengucap takbir di masjid bukanlah sunah, tidak diperbolehkan, dan dianggap tidak menghormati masjid. Rasululloh pernah berpesan, kata Syeikh, jangan keraskan suara berlebihan di dalam masjid.

“Dan ini bukan lah Sunnah. Dan ini tidaklah dibolehkan, dan ini tidak menghormati masjid,” ucapnya. “Rasululloh shalallohu alaiwassalam pernah berpesan, ‘Jangan keraskan atau naikkan suaramu berlebihan di dalam masjid. Ini rumah Allah Azza Wa Jalla,” pungkasnya.

Oleh sebab itu, beliau mengimbau agar Jemaah memperhatikan etika. Memang budaya di Indonesia seperti itu, tapi kata Syeikh, harus mengikuti apa yang di sunnahkan.

“Maka dari itu, ada etika yang harus kita perhatikan. Saya tahu ini adalah budaya kalian di sini. Tapi ada yang seharusnya kalian tahu untuk ikuti adabnya. Budaya atau Sunnah dari nabi,” tandasnya.

Sementara itu, dikutip dari NU Online, banyak hadits yang memerintahkan untuk memelankan suara dalam shalat, dzikir dan doa. Selain itu, banyak juga riwayat yang melarang suara keras di masjid.

Sayyidina Umar bin Khattab ra memberi teguran keras kepada dua orang Tha’if yang melantangkan suara di masjid Nabawi.

“Andaikan kalian adalah penduduk  Madinah, niscaya aku akan menghukum (mencambuk) kalian. Kalian telah mengeraskan suara di masjid Rasulullah saw” (HR Al-Bukhari). Hal ini juga berlaku untuk masjid selainya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Santri

Semangat Jihad Santri Kini Bertransformasi Jadi Perjuangan Intelektual dan Kultural

Semarang — Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada Selasa (22/10) diperingati secara khidmat …

Gubernur Jatim Khofifah Parawansa hadiri Lirboyo Bersholawat

Hari Santri: Panggilan Suci Teguhkan Peran Santri Sebagai Penjaga Iman, Bangsa, dan Peradaban Dunia

Kediri — Hari Santri bukan sekadar peringatan, melainkan panggilan suci untuk meneguhkan peran santri sebagai …