abbasiyah
abbasiyah

Abdurrahman bin Auf: Sahabat Dermawan yang Menolak Menjadi Khalifah

Memiliki kehormatan tinggi dan terpandang di tengah masyarakat merupakan impian banyak orang. Apalagi mampu memegang kekuasaan untuk mengendalikan masyarakat. Tentu adalah impian dan harapan semua orang.

Namun, berbeda halnya dengan sahabat Rasulullah satu ini yang justru menolak tawaran untuk menjadi Khilafah. Bukan sekali tawaran itu datang. Hanya membutuhkan keinginan ia akan merengkuh jabatan tertinggi dalam masyarakat Islam ketika itu.

Dia adalah Abdurrahman bin Auf.Beliau termasuk kelompok dari delapan sahabat yang memeluk Islam pertama kali. Beliau juga bagian dari peserta rombongan hijrah ke Madinah. Sahabat Rasulullah yang satu ini telah banyak berjuang di jalan Allah serta ikut memperluas ajaran Islam.

Jika dibilang Abdurrahman tidak berhasrat pada kenikmatan dunia, namun ia merupakan seorang pedagang yang sukses kala itu. Ia adalah seorang hartawan yang dermawan. Namun, harta tidak pernah menyilaukan pandangannya terhadap agama.

Dengan menjadi seorang pemimpin seharusnya dia berfikir bahwa bisnis yang ia jalankan akan berjalan mulus, karena kekuasaan ada dalam genggamannya. Namun Abdurrahman bin Auf lebih memilih untuk fokus dalam melawan perekonomian Yahudi salah satunya dengan cara membuat Pasar. 

Kala itu kaum Yahudi menjalankan strategi dagangnya dengan cara menimbun barang supaya barang tersebut langka dan memiliki nilai jual yang tinggi. Namun, Abdurrahman malah mencari barang yang ditimbun Yahudi tersebut lalu menjualnya dengan harga yang murah. 

Dengan cara seperti itulah lama kelamaan pasar yang didirikan Abdurrahman bin Auf menjadi banyak pengunjung. Banyak orang yang lebih memilih datang ke pasar tersebut, karena harga yang relatif terjangkau dan tidak ada nilai kecurangan di dalamnya. 

Karena keterampilan dalam berdagangnya inilah beliau mendapatkan keuntungan yang melimpah dan menjadikannya sebagai sahabat Rasulullah yang kaya raya. Hebatnya Abdurrahman bin Auf sama sekali tidak mempergunakan hartanya hanya untuk kepentingan pribadinya saja, melainkan dipergunakannya dalam bersadaqah dan juga berjuang di jalan Allah. 

Pada akhir kepemimpinan Umar bin Khatab, beliau menunjuk Abdurrahman untuk imam sholat. Dalam tradisi Islam jaman dahulu, penunjukan menjadi imam shalat menggantikan Khilafah mengisyaratkan untuk menggantikan pula kepemimpinan negara sebagaimana Rasulullah menunjuk Abu Bakar kala itu.  

Saat itu Umar bin Khatab menunjuk enam sahabat untuk memilih pemimpin dan Abdurrahman adalah salah satunya. Kans Abdurrahman tentu saja lebih besar karena tokoh, hartawan, dan telah mendapatkan isyarat sebagai imam shalat.

Pada saat pemilihan, Abdurrahman dipercaya untuk memimpin pemilihan dan menyatakan tidak ikut berkompetisi dalam pemilihan khalifah. Lalu beliau memilih Usman bin Affan untuk menjadi khalifah. 

Tidak berhenti di situ saja, wibawa Abdurrahman bin Auf tak luntur oleh waktu. Dalam suatu riwayat disebutkan jika Abdurrahman bin Auf ada peluang besar untuk menggantikan Khalifah Utsman bin Affan. Di akhir hidupnya, Utsman berpesan kepada sekertarisnya supaya menuliskan surat dan menyampaikan pesan kepada Abdurrahman bin Auf  agar beliau mau menggantikannya menjadi seorang Khilafah. 

Namun, sekali lagi Abdurrahman bin Auf menolak tawaran tersebut, seketika Abdurrahman memohon dan berdoa memohon supaya dicabut nyawanya terlebih dulu sebelum masa ia dipilih sebagai khalifah. Allahpun mendengar doa Abdurrahman dan iapun meninggal dunia sebelum Utsman bin Affan meninggal. 

Ketidakmauan menjadi khilafah bukan tanpa alasan. Abdurrahman bin Auf merasa dirinya akan tidak mampu dan lalai ketika memangku sebuah jabatan sebagai Khilafah. Jabatan merupakan amanat yang harus dipertanggungjawabkan.

Kekayaan dan iming-iming kedudukan tidak serta merta menjadikan Abdurrahman bin Auf menjadi silau. Beliau lebih memilih menjadi seorang hamba yang hanya takut kepada Rabb-nya, karena menyadari dirinya kurang pantas dalam mengemban tugas yang teramat berat. Karena keselamatan serta menjadi adil untuk rakyatnya merupakan hal utama menjadi seorang pemimpin. 

Bagikan Artikel ini:

About Saparuddin

Check Also

debat

Debat adalah Metode Terakhir Berdakwah, Tetapi Jangan Lupa Etikanya

Sawala atau yang biasa disebut dengan debat merupakan suatu kegiatan adu argumantasi antara dua belah pihak …

kerja kepada non muslim

3 Sikap Islami untuk Mengais Rizki di tengah Pandemi

Manusia harus bekerja untuk dapat menghasilkan uang untuk mencukupi segala kebutuhannya dalam bertahan hidup, apalagi …