alam rusak

Alam Sudah Tercemar dan Rusak Salah Siapa? Ini Jawabannya dalam Al-Quran

Kondisi lingkungan kian hari semakin mengkhawatirkan. Bencana akibat kerusakan alam sudah tidak terhindarkan. Musim hujan menyebabkan banjir dan longsor. Musim kering pun menyebabkan kebakaran dan kerusakan ekosistem lainnya.

Mata pun tidak menangkap lagi indahnya langit yang membiru. Hijaunya alam sekitar sudah jauh dari pandangan diganti dengan berbagai gedung dan bangunan yang menjulang tinggi. Pabrik dan rumah produksi dari rumahan hingga skala besar jarang memperhatikan Kesehatan lingkungan. Salah siapa?

Islam sejak dulu sangat memperhatikan lingkungan. Islam tidak hanya berbicara hak Tuhan dan hak manusia tetapi juga hak alam. Hubungan ini harus berjalan secara harmonis. Dalam Q.S. al-Baqarah: 30: ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.

Tuhan menjadikan manusia sebagai pemimpin atau khalifah yang mendapatkan amanat dari Tuhan untuk mengelola bumi. Dalam ayat itu, Malaikat pun sempat menginterupsi Tuhan dengan mengatakan potensi manusia merusak bumi. Tapi Tuhan menjawab : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

Artinya, manusia dipercaya dengan kemampuan akal dan kebijaksanaannya dapat mengemban tugas itu. Ingat kebijaksanaan manusia akan membuat bumi menjadi indah seperti apa adanya sesuai ciptaan Tuhan. Lalu, apa yang membuat bumi dan lingkungan akan menjadi rusak.

Dalam Surat QS. Al-An’am (6:141) Tuhan menjelaskan keindahan yang patut disyukuri manusia dengan bumi ini : “Dan Dia-lah yang telah menjadikan kebun-kebun anggur, dan tanaman-tanaman gandum, zaitun, dan pohon kurma, beraneka macam buah-buahan, dan (Dia menjadikan) pohon-pohonan yang bermacam-macam rupa, dan pohon delima yang serupa (bentuknya) dan yang tidak serupa. Makanlah dari buahnya bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya (zakatnya) di hari memetik buahnya (panen); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Apa pengajaran Tuhan dalam mengelola bumi ini? Jangan berlebih-lebihan karena Tuhan membenci sikap ini. Upaya berlebihan mengeksplorasi dan menguras isi bumi dan alam sekitar adalah sumber bencana. Tuhan sudah memperingatkan agar manusia tidak bersikap berlebihan dalam memperlakukan alam.

Ketika manusia dihantui oleh sifat berlebihan, tamak, rakus dan sombong akan menciptakan kerusakan.  Dalam Surat Al-Baqarah (2:205): Ayat: “Dan apabila dia pergi, dia berusaha membuat kerusakan di bumi dan merusak tanaman dan hewan-hewan (ternak). Dan Allah tidak menyukai kerusakan.”

Ketika manusia sudah pergi atau berpaling dari prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Tuhan melalui Rasulnya, mereka sudah lupa dan lalai. Mereka termakan dengan nafsunya dengan melakukan kerusakan di bumi. Lalu apa balasan bumi?

Ketika bumi membalas perbuatan manusia dengan beragam bencana sesungguhnya Tuhan sedang memperingatkan jati diri manusia sebagai khalifah. Dalam Al-Quran : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Surat Ar-Rum/30: 41).

Karena itulah, sebagai manusia yang diberikan amanat sebagai khalifah pengolela bumi, manusia harus arif menggunakan dan memakai sumber daya alam. Sikap berlebihan akan memunculkan daya dorong untuk merusak lingkungan. Ketika lingkungan rusak akan berdampak pada manusia dalam bentuk bencana.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Dr Emrus Sihombing MSi

Puji Langkah BGN Respon Kritik, Pengamat: Perkuat Implementasi di Lapangan

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) dinilai menunjukkan sikap terbuka dalam menjalankan Program Makan Bergizi …

Ahmad Muzani di Makkah

Di Makkah, Ketua MPR Ahmad Muzani Paparkan Pancasila sebagai Titik Temu Keberagaman Indonesia

Makkah — Ketua MPR RI Ahmad Muzani menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran Platform Elektronik …