New Jersey – Lagi seorang muslimah berhijab menapakkan diri ke arena pemerintahan di Amerika Serikat. Dia adalah pendiri situs MuslimGirl.com Amani Al-Khatahtbeh. Ia menjadi muslimah pertama yang mencalonkan diri menjadi anggota kongres dari negara bagian New Jersey.
Kepastian itu diumumkan Amani melalui media sosialnya di tengah pendemi virus Corona atau COVID-19. Setelah ini, ia akan lebih gencar melakukan kampanye digital. Ia mengungkapkan, saat ini AS membutuhkan perubahan progresif untuk mengatasi masalah krisis kesehatan.
Dalam akun Instagram pribadinya, ia mengunggah serangkaian foto hitam dan putih yang menggambarkan siapa apa yang dia mau.
“Hai. Saya Amani. Saya adalah wanita Muslim pertama yang memberikan suara untuk kantor federal dalam sejarah New Jersey. Dan saya mencalonkan diri sebagai anggota kongres di distrik 6 untuk mewujudkan demokrasi,” tulisnya dikutip di situs Tribune, Selasa (7/4/2020).
Sebelumnya, wanita berusia 27 tahun itu yang memiliki kegemaran menulis blog ini kerap menulis tentang segala hal. Mulai dari mode hingga politik. Ia juga menyentuh perihal pentingnya menyoroti keadaan masyarakat yang kurang terwakili di Amerika.
“Momen ini adalah pengingat bahwa kita tidak bisa lagi menunggu perubahan tambahan. Kepemimpinan kami harus menempatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga pekerja serta yang paling rentan di antara kami, sebagai pusat kebijakan,” kata Al-Khatahtbeh.
Ia mengaku bangga karena dapat mewakili koalisi komunitas yang kurang terwakili dalam pertarungan bersejarah untuk hidup warga New Jersey.
Kampanye Al-Khatahtbeh 2020 akan fokus memperjuangkan tujuan-tujuan liberal di Amerika. Termasuk Green New Deal, Medicare for All, pengampunan hutang pelajar, dan reformasi peradilan pidana.
Sebagai generasi pertama Amerika, aktivis sosial muda ini telah berbagi pengalamannya tumbuh dewasa pasca 9/11 dengan orang tua imigran. Ia memuji dirinya sendiri sebagai kritikus utama kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap komunitasnya.
Berbicara tentang budaya Islamophobia saat ini, dalam wawancara bersama Forbes tahun 2017, Al-Khatahtbeh mengatakan, melalui empati orang-orang mengerti bahwa retorika kebencian yang menargetkan Muslim atau minoritas lain, tidak terjadi dalam ruang hampa. Retorika kebencian ini memiliki konsekuensi kehidupan dan kematian yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hanya orang-orang yang memiliki empati yang dapat benar-benar memahaminya.
“Itulah yang membuat saya menulis cerita. Saya pikir cerita adalah cara terbaik bagi kita untuk meningkatkan empati itu, memanusiakan kita, dan membuat hubungan itu terjadi. Sungguh, cerita lah yang menyatukan kita, bukan? Itu adalah pengalaman manusiawi yang kita bagikan, yang benar-benar menyatukan kita,” lanjutnya.
Al-Khatahtbeh kini bergabung dengan wanita Muslim terkemuka yang saat ini terbang tinggi di lanskap politik AS, seperti Rashida Tlaib dan Ilhan Omar. Mereka adalah wanita Muslim pertama yang melayani di Kongres AS.