Jakarta – Jumlah anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang semua tinggal 6 orang, kini bertambah menjadi 12 orang. Penambahan tidak lepas dari keberadaan para penceramah agama yang dakwahnya berpotensi mendukung tindakan Ali Kalora cs di sekitar 17 desa di Poso, Sulawesi Tengah.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, MH, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (15/9/2021).
“Ini yang kami tidak ingin, akibat dari ceramah-ceramah itu, yang pada akhirnya (kelompok Ali Kalora) tersisa 6 orang, akhirnya bertambah 12 orang, karena ada ajakan dari penceramah itu,” ujar Boy.
Boy berharap TNI/Polri dan pemerintah kabupaten menyentuh para anak muda di desa-desa, yang dianggap berpotensi bergabung dengan kelompok Ali Kalora.
“Terutama di wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten Sigi,” kata Boy.
Meski begitu, Boy menyatakan minimnya anggaran program moderasi beragama di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
“Kami sudah berbicara dengan Kementerian Agama, rupanya program moderasi beragama di Poso anggarannya sangat minim. Hal ini juga telah kami sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Poso,” kata Boy.
Program moderasi beragama merupakan konsep yang bisa membangun sikap toleran dan rukun di Tanah Air untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Pemerintah memperkuat program moderasi beragama melalui Kementerian Agama (Kemenag) dengan tujuan untuk menekan intoleransi dan radikalisme yang masih sering muncul agar bangsa tidak terpecah belah.