Membaca ayat dan surat tertentu di waktu tertentu termasuk bid’ah? Tunggu dulu jangan terlalu keburu menuduh hal baik.
Kadang ada anggapan dengan mengkhususkan membaca ayat dan surat tertentu di waktu tertentu dianggap bid’ah. Sebagian langsung menilai sebagai bid’ah sesat karena tidak ditemukan dalam praktik Nabi SAW. Sebagian lain memandangnya sebagai bentuk kecintaan terhadap Al-Qur’an dan upaya mendekatkan diri kepada Allah.
Pertama tentu kita harus memahami secara kontekstual dan pula komprehensif tentang bid’ah sendiri. Pemahaman ini penting agar narasi bid’ah tidak menjadi alat penghakiman yang justru membuat Islam tidak berkembang dengan semarak.
Imam al-Syathibi dalam al-I’tisham mendefinisikan bid’ah sebagai sebuah jalan dalam agama yang diada-adakan dan menyerupai syariat, dengan maksud berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah. Kata kuncinya adalah hal baru yang menyerupai syariat dan melebih-lebihkan.
Imam Al-Syafi’I memilih untuk mengkategorikan bid’ah menjadi dua jenis; bid’ah yang terpuji dan bid’ah yang tercela. Apa yang sesuai dengan sunnah, maka itu terpuji; dan apa yang menyalahi sunnah, maka itu tercela.” (Manaqib Al-Syafi’i).
Begitu pun Imam Al-‘Izz bin Abdissalam bahkan mengklasifikasikan bid’ah ke dalam lima hukum: wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Dasar Membaca Ayat dan Surat Tertentu di Waktu Tertentu
Kembali kepada membaca ayat tertentu di waktu tertentu. Ternyata Rasulullah mempunyai kebiasaan (sunnah) dan anjuran untuk melakukan hal itu. Bukan alasan karena al-Quran itu adalah kitab suci sehingga kapan pun boleh dibaca. Namun, ada penekanan tertentu terhadap ayat dan surat tertentu sebagai berkah firman Tuhan. Semua ayat Tuhan adalah suci, tetapi ada rahasia tertentu yang dapat digali melalui firman suciNya.
Surah Al-Kahfi pada Hari Jumat
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, cahaya akan meneranginya dari bawah kakinya hingga ke langit, yang akan bersinar untuknya di hari Kiamat, serta diampuni dosanya di antara dua Jumat.”
(HR. Al-Hakim, Al-Baihaqi).
Dalam hadist lain, Nabi memberikan penekanan “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat awal Surah Al-Kahfi, ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim).
Surah Al-Mulk dan As-Sajadah Sebelum Tidur
Surat al Mulk dan sajadah termasuk dalam surat-surat yang dikategorikan al Munjiyat (menyelematkan). Banyak orang membacanya setelah magrib dan isya untuk meraih syafaat dari surat-surat ini.
Nabi bersabda: “Surah Al-Mulk adalah penyelamat dari siksa kubur.”
(HR. Tirmidzi). Kapan dianjurkan “Rasulullah tidak tidur hingga membaca Surah As-Sajdah dan Surah Al-Mulk.” (HR. Tirmidzi).
Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas pada Pagi & Petang
Bagi anda yang senang dengan surat-surat pendek, ada pula amalan yang juga ringan, tetapi memiliki dampak luar biasa. Nabi bersabda : “Barangsiapa membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas tiga kali pada pagi dan petang hari, itu cukup baginya sebagai perlindungan dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi).
Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) Setelah Shalat Wajib
Bagi anda yang sering berdzikir setelah shalat wajib, jangan lupa untuk membaca ayat ini. Rasulullah bersabda : “Barangsiapa membaca Ayat Kursi setelah shalat wajib, tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian.”
(HR. An-Nasa’i).
Luangkan waktu berdzikir sejenak setelah shalat, jangan langsung berdiri dan beraktifitas kembali. Luangkan sekedar 5 menit untuk mendapatkan berkah ayat ini.
Surah Al-Waqi’ah di Malam Hari
Ada lagi surat yang sangat disenangi Rasulullah. Bahkan surat ini rutin dibaca beliau bahkan hingga beliau beruban. Ini menunjukkan istiqamah Nabi dalam membaca surat ini.
Surat al waqiah menyimpan kandungan hikmah dan syafat luar biasa. “Barangsiapa membaca Surah Al-Waqi’ah setiap malam, ia tidak akan ditimpa kefakiran selamanya.” (HR. Al-Baihaqi, namun derajat hadis ini lemah, tetapi bisa diamalkan sebagai Fadhil amal).
Surah Yasin di Malam Hari atau untuk Orang Meninggal
Nah, ini yang seringkali menjadi perdebatan berbusa-busa. Membaca surat Yasin. Yasin dibaca oleh sebagian orang di waktu tertentu semisal malam jumat. Namun, waktu ini tentu saja bukan halangan untuk membaca di malam yang lain.
Nabi bersabda : “Barangsiapa membaca Surah Yasin di malam hari karena mengharap ridha Allah, dosanya diampuni.” (HR. Ibnu Hibban).
Dianjurkan juga membaca surat ini untuk Orang Sakaratul Maut:
“Bacakanlah Yasin untuk orang yang akan meninggal di antara kalian.” (HR. Abu Dawud).
Surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam Shalat Sunnah Sebelum Subuh
Untuk shalat subuh sesekali anda membaca dua surat ini sebagaimana nabi melakukannya. “Rasulullah membaca Surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam dua rakaat sebelum Subuh.” (HR. Tirmidzi).
Surah Al-Baqarah di Menjaga Rumah dari Setan
Sesekali Rumahmu harus dijaga dengan penjaga yang benar-benar handal. Ya, Al-Quran adalah penjaga rumah yang ampuh dari gangguan setan. “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya Syaitan lari dari rumah yang dibacakan Surah Al-Baqarah di dalamnya.”
(HR. Muslim).
Bagaimana Jika Tidak Ada Dalil Khusus untuk Waktu Tertentu?
Nah, sampailah kita pada wilayah yang sering menjadi perdebatan. Misalnya, membaca Surat Yasin setiap malam atau setiap malam Jumat—tidak ada dalil sahih yang menunjukkan bahwa Nabi SAW secara rutin melakukannya.
Kaum yang mengikuti manhaj purtin dalam arti sempit mengatakan bahwa amalan seperti itu bid’ah karena tidak pernah dilakukan Nabi. Kutipannya akan kembali pada hadist bid’ah “Barang siapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan agama ini yang tidak ada asalnya, maka perkara itu tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ulama lain justru memberikan pandangan yang longgar. Karena logikanya, Surat dan bahkan ayat dalam Al-Quran adalah firman Tuhan yang kapanpun bisa dibaca dan memiliki syafaat luar biasa. Bagaimana mungkin membaca surat seperti Yasin dengan segala keutamaannya dilarang? Larangannya hanya terletak pada mengkhususkannya.
Tidak ada larangan yang eksplisit dari Rasulullah dan juga tidak ada anjuran bukan berarti perkara surat Yasin itu menjadi bid’ah. Sangat naif jika menghukumi orang membaca surat Yasin yang sangat mulia dengan alasan tidak ada anjuran.
Karena itulah, Imam Nawawi berpandangan bahwa jika tidak ada larangan dan tidak diyakini sebagai kewajiban agama, maka amalan seperti itu boleh dilakukan sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah.
Membaca surat tertentu secara rutin—selama diniatkan untuk zikir, bukan menganggapnya sebagai syariat khusus yang ditetapkan Nabi—tidak bisa otomatis dianggap bid’ah sesat. Ini termasuk dalam amalan yang menjadi baik karena tujuannya.
Jika seseorang membaca Surat Yasin di malam Jumat dengan niat mencari pahala dan mendekatkan diri kepada Allah—tanpa meyakini bahwa itu wajib atau bagian dari syariat yang ditetapkan Nabi—maka sulit untuk mengatakan itu bid’ah sesat.
Ulama Al-Azhar, seperti Syaikh Ali Jum’ah, bahkan menegaskan bahwa amalan-amalan semacam ini adalah bagian dari fadhail al-a’mal (keutamaan amal), yang tidak memerlukan dalil yang seketat ibadah mahdhah.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah