pasukan badar 1
pasukan badar 1

Belajar dari Semangat Pasukan Badar

Siapa yang tidak tahu bahwa pasukan Badar berperang di bulan Ramadhan?    

Di gurun yang sangat tandus, di bawah teriknya sinar matahari, bersama rasa lapar dan dahaga. Gema takbir dan tauhid membumbung tinggi “Ahadun Ahad” panji islam menjulang, menembus pintu-pintu langit. Bumi pun bergetar, bersorak menyaksikan kemenangan pasukan Badar.

Mungkin nalar manusia tak sampai, bagaimana bisa kemenangan diraih oleh pasukan badar. Dengan jumlah yang jauh lebih sedikit, dengan rasio satu banding tiga. Pasukan badar berjumlah sekitar 313 orang, yang tidak dilengkapi (persenjataan dan perlindungan) dengan baik, sedangkan orang-orang Quraisy memiliki lebih dari 950 orang yang dipersenjatai dengan baik. Akan tetapi pasukan badar dapat meraih kemenangan.

Ternyata pasukan badar memiliki senjata yang jauh lebih canggih, yaitu keteguhan hati mereka. Keteguhan hati untuk bertempur melawan pasukan Abu Jahal yang lebih besar inilah yang mengguncang jagat raya. Dan keyakinan mereka akan pertolongan Allah menjadi modal awal hingga berbuah kemenangan. Terkait pertempuran ini, Allah ber firman;  

“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu, bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingat lah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)? Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. “

Pertempuran besar di lembah Badar tersebut terjadi pada 17 Ramadhan 2 hijriyah (17 Maret 624 M). Di bulan suci inilah pasukan badar berjuang, membela panji islam. Tidak pernah beralasan akan kelelahan melawan musuh-musuh islam. Tidak pula terdengar keluhan karena berperang di tengah kehausan.

Semangat Pasukan Badar di Tengah Pandemi

Jika kita samakan pertempuran yang mereka hadapi dan pertempuran yang sedang kita hadapi sekarang, apakah ada kesamaan ?

Ya, tentu ada. Sama-sama di bulan ramadhan. Perang melawan virus mematikan. Anggaplah ini sebagai peperangan, agar kita dapat sedikit lebih berjuang.

Dalam peperangan ini kita tidak diminta utuk memiliki senjata perang, tidak juga diminta untuk turun ke lapangan, kecuali tenaga-tenaga tertentu yang dibutuhkan. kita hanya diminta untuk stay at Home dan jaga kesehatan. itu sudah termasuk bentuk perjuangan.

Mungkin bisa kita meminjam senjata canggih pasukan Badar yang mereka gunakan saat berjuang dalam perang, yaitu keteguhan hati dan keyakinan akan pertolongan Ilahi. Karena dengannya pasukan badar dapat meraih kemenangan.

Bukankah Allah telah berfirman :

ألا إن نصر الله قريب

“tidakkah pertolongan Allah itu dekat”

Maka, sudahkah kita meneguhkan hati dan  yakin bahwa Allah akan menolong kita? Jika dilihat kembali konteks ayat di atas:

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَهُ بِبَدْرٍ وَّأَنْتُم أَذِلَّة، فَاتَّقُوْا اللَهَ لَعَلَّكُم تَشْكُرُوْن

 Artinya : “Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu, bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya”  (Ali Imran : 123)

Allah telah menolong pasukan badar, padahal mereka ketika itu adalah orang-orang yang lemah. Dalam ayat ini Allah membuktikan bahwa pertolongan-Nya adalah nyata. Lalu Allah memerintahkan manusia untuk bertaqwa agar mereka selalu bersyukur dan hanya berharap pertolongan dari-Nya.

Lagi-lagi taqwa menjadi tujuan dari berbagai peristiwa. Berapa banyak di sebutkan dalam Al-qur’an puncak dari setiap amalan adalah taqwa “la’allakum tattaqun”. Jika sebelumnya telah dibahas tentang tujuan di perintahkannya puasa yaitu taqwa, maka peristiwa kemenangan pasukan badarpun bisa dijadikan acuan untuk menambah ketaqwaan setiap manusia.

Bisa kita petik hikmah dari peristiwa Pandemi ini, Mungkin Allah ingin agar kita menjadi orang-orang yang lebih bertaqwa, maka sadarilah dan renungkanlah segala peristiwa yang terjadi. Sejauh ini, apakah kita termasuk kedalam orang-orang yang bertaqwa ?

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa. Yang selalu bersyukur kepada-mu dan berharap pertolongan hanya kepada-Mu.

Bagikan Artikel ini:

About Diah Nuruddiniah

Alumni STIBA Ar-Raayah Sukabumi, Mahasiswi PTIQ Program Master Pendidikan Islam

Check Also

tidak takut corona

Ketika Wabah Tak Kunjung Punah, Inilah pelajaran dan Hikmah yang Harus Diambil

Beginilah seorang muslim menyikapi wabah yang tak kunjung punah, yang kerap membuat penduduk bumi panik …

corona mahkluk allah

Corona adalah Makhluk Allah, Bagaimana Muslim Menyikapinya

Pada dasarnya virus corona adalah salah salah satu makhluk Allah yang diciptakan pasti dengan hikmah …