taubat iblis
taubat iblis

Benarkah Setan Dibelenggu di Bulan Ramadan?

Selamat datang bulan Ramadan! Bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Bulan yang penuh dengan big sale pahala dan diskon dosa yang tak terhingga. Pintu surga terbuka lebar-lebar, sementara pintu neraka tertutup rapat-rapat. Setan-setan dibelenggu dan diborgol. Kaum muslimin sedikit lega dan terbebas dari gangguan dan rayuan mautnya.

Pertnyataan dan informasi tentang diborgolnya setan ini lalu menggelitik alam pikiran sebagian kaum muslimin dan menyisakan pertanyaan kecil dalam hati. Dalam realitas sosial yang mereka lihat di sekelilingnya, masih saja terdapat sebagian kaum muslimin yang berbuat maksiat, tidak berpuasa dengan cara terang-terangan, melakukan hal-hal yang menurut pandangan umum merupakan hasil godaan setan. Hati kecil mereka berbisik, setan kok masih berkeliaran, bukannya sudah dibelenggu?

Lalu muncul ke permukaan sebuah tanya, benarkah pada bulan Ramadan setan dibelenggu dan diborgol? Apa maksud dari diborgolnya setan? Pembahasan diawali dari hadis riwayat Abu Hurairah yang sepintas lalu secara arti tekstual menunjuk demikian:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ.

Artinya: “Ketika bulan Ramadlan telah tiba pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup, dan setan-setan dibelenggu”. (Al-Baghawi, Syarh al-Sunnah li al-Baghawi, III/223).

Memahami hadis ini, para muhaddis (pakar hadis) berbeda pendapat, utamanya terkait dengan setan yang dibelenggu. Sebagian mereka memaknai setan dibelelnggu bahwa pada bulan Ramadan setan tidak mulus dalam menggoda dan membujuk kaum muslimin sebagaimana halnya yang terjadi di luar bulan Ramadan, dikarenakan kaum muslimin sedang sibuk mengisi hari-harinya dengan berbagai kegiatan ibadah, membaca Al-Qur’an, bersedekah, berdzikir, shalat sunnah dan lain-lain, sehingga setan tidak mempunyai celah untuk menggunakan tipu daya mereka.

Sementara sebagian yang lain memahami bahwa setan yang dibelenggu hanya sebgian saja, sementara sisanya yang lain tetap berkeliaran mencari “mangsa” untuk digoda dan dibujuk. Sedangkan yang lain lagi memaknai setan terbelenggu bagi kaum muslimin yang sedang melaksanakan puasa secara sempurna dengan memperhatikan syarat dan etika berpuasa. Setan menjadi tak berdaya seolah diborgol untuk menggoda orang tersebut. (Ibn Hajar, Fath al-Bari li Ibn Hajar, VI/136).

Sedangkan terbukanya pintu surga merupakan sebuah ungkapan dari terbukanya amal-amal kebaikan yang melimpah di bulan ini, sehingga akan mengantarkan pelakunya menuju gerbang surga. Sementara tertutupnya pintu neraka adalah ungkapan dari berpalingnya keinginan-keinginan untuk durhaka kepada Allah Swt., sehingga pintu neraka tertutup baginya.

Dengan kata lain, pintu surga terbuka adalah bahasa kiasan dari turunnya rahmat dan lenyapnya rasa bimbang, disebabkan selalu bearada dalam bimbingan Allah. Pintu nearaka tertutup merupakan bahasa kiasana dari kesucian jiwa orang yang berpuasa dari perbuatan keji dan kemurnian hati mereka dari dorongan-dorongan untuk bermaksiat karena mengekang syahwatnya melalui puasa. (An-Nasa’i, Syarh Sunan al-Nasa’i, III/330).

Walhasil, pintu surga terbuka dan pintu neraka tertutup adalah bahasa isyarat dari banyaknya pahala dan ampunan yang “diobral” bebas di bulan Ramadan ini. Sementara setan tidak bisa leluasa dalam membujuk manusia yang sedang berpuasa, sehingga seolah-olah mereka terbelenggu dan terborgol.[] 

Wallahu a’lam bisshawab!

Bagikan Artikel ini:

About Zainol Huda

Alumnus Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Situbondo dan Dosen STAI Miftahul Ulum Tarate Sumenep.

Check Also

kaidah fikih

Kaidah Fikih: Serahkan kepada Ahlinya

Merupakan anugerah terindah Sang Pencipta ketika manusia yang ditugaskan menjadi khalifah di bumi memiliki beragam …

tergesa-tergesa

Kaidah Fikih: Beginilah Akibat Tergesa-gesa

Watak dasar manusia memang dirancang oleh Sang Pencipta sebagai makhluk yang suka tergesa-gesa, terburu-buru, dan …