mualaf tengah membaca literatur islam ilustrasi  131010125725 742
mualaf tengah membaca literatur islam ilustrasi 131010125725 742

Berkah Dibalik Pandemi Covid- 19, Penjaga Bar Jadi Mualaf

SWISS – Pandemi virus Corona telah mempengaruhi sendi-sendi kehidupan, banyak orang yang tadinya mempunyai pekerjaan mapan kemudian tiba-tiba menjadi pengangguran. Caroline salah satu orang yang harus keluar dari pekerjaan yang sangat disukainya karena pandemi Covid- 19.

Menjadi barekeeper atau penjaga bar bukan saja sebuah pekerjaan namun juga sesuatu yang sangat disukai oleh Caroline. Karena bar tempatnya bekerja ditutup, Caroline terpaksa harus dirumahkan.

sejak Caroline menjadi pengangguran, dia lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah tanpa melakukan aktifitas berarti.

Selain Caroline, suaminya juga terdampak pandemi Corona, namun suaminya selama dirumah banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku, terutama buku-buku yang membahas tentang Islam yang diberikan oleh teman-temanya.

“Suamiku menjadi sangat spiritual selama ini,” kata Caroline dilansir dari About Islam dan dikutip dari laman republika.co.id, pada Selasa (18/8).

Suatu hari, kata Caroline, suaminya mulai mengajaknya untuk juga membaca buku-buku tersebut. Tapi Caroline masih belum tertarik. Hanya saja, ia tidak ingin memperkeruh suasana yang sudah cukup buruk karena Pandemi.

“Saya ingin menghindari pertengkaran dengan cara apa pun. (Jadi) saya membaca buku-buku ini juga,” ungkapnya

Sejak banyak membaca, kepercayaannya atas kehadiran Tuhan menjadi semakin menarik. Padahal sebelumnya, Caroline mengaku dirinya bukanlah sosok yang religius. Tapi suaminya berhasil mengubahnya dan percaya akan keberadaan Tuhan.

Suaminya mulai banyak berbicara soal Islam. Termasuk mengenai segala sesuatu yang terjadi di dunia ini dengan alasan dan bahwa Tuhan mengetahui segala perbuatan umatnya setiap saat.

“Semakin dia memberi tahu saya tentang pemikirannya tentang Tuhan, semakin saya merasa bahwa dia mengatakan sesuatu yang benar,” ujar Caroline.

Tak lama kemudian, suami Caroline memutuskan untuk memeluk Islam lebih dulu, dan mulai mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Ketika suami saya menjadi Muslim, saya terkejut. Ya, dia telah berbicara tentang Tuhan dan Islam selama berminggu-minggu, tetapi saya masih tidak benar-benar berpikir bahwa dia akan masuk Islam,” ucapnya.

“Maksud saya, tidak selalu mudah menjadi seorang muslim di masyarakat kita. Apalagi bagi perempuan muslim, ia harus memakai kerudung. Tapi dia sangat bertekad. Saya tahu dia serius karena dia bukan tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa keyakinan pribadinya,” jelas Caroline.

Caroline tidak langsung mengikuti jejak suaminya untuk masuk Islam. Tetapi melihat perubahan pada suaminya yang lebih tenang dan memiliki semangat baru, Caroline tertarik.

“Awalnya saya ragu-ragu karena saya sangat khawatir tentang konsekuensi menjadi Muslim. Saya tidak suka melakukan sesuatu dengan setengah hati. Jadi, jika saya menerima Islam, saya ingin melakukannya dengan benar. Ini termasuk menggunakan jilbab,” jelas Caroline.

“Tapi suamiku berkata bahwa jika kita benar-benar percaya pada Tuhan, kita tahu bahwa Dia akan menjaga kita.” ucapnya.

Setelah menerima Islam dan memakai jilbab, Caroline tidak bisa kembali melamar kerja sebagai penjaga bar. Ia tetap tinggal di rumah dan memikirkan cara untuk mencari nafkah, dan ia mengingat keterampilan dalam menjahitnya.

“Mengapa tidak mencoba membuat jilbab sendiri?” ujarnya.

Caroline kemudian mulai berlatih dengan mesin jahitnya, memikirkan cara-cara cantik untuk memotivasi wanita Muslim lainnya untuk memakai jilbab mereka.

Ternyata keputusannya memakai jilbab mendapat banyak apresiasi. Banyak perempuan muslim yang membeli jahitannya.

“Saya sangat senang mengikuti suami saya masuk Islam. Saya kehilangan pekerjaan tetapi saya memperoleh lebih banyak dan lebih baik. Kadang-kadang orang melihat saya dengan cara yang aneh, tapi itu tidak seburuk yang saya bayangkan. Tuhan memberkahi saya dengan bisnis saya sendiri. Saya tidak bergantung pada bos mana pun lagi. Saya menghabiskan lebih banyak waktu dengan suami saya dan kami berdua belajar sesuatu yang baru tentang Islam setiap hari. Alhamdulillah,” ungkapnya penuh rasa syukur.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …