rasisme
rasisme

Bertindak Rasis Berarti Menyatakan Diri Keluar dari Islam

Rasisme adalah doktrin yang mempercayai bahwa suatu etnis tertentu lebih mulia dan unggul. Rasa keunggulan itu menyebabkan seseorang mudah mengejek dan mencaci yang berbeda. Rasisme berawal dari fanatisme etnis sehingga menilai manusia berdasar warna kulit dan dari etnis mana ia terlahir.

Ego perasaan semacam ini yang mendorong manusia menganggap dirinya, etnisnya dan asal keturunannya sebagai manusia yang unggul, lebih terhormat, dan lebih mulia dibanding orang-orang yang di luar garis keturunan etniknya.

Sikap ini tidak diakui oleh agama Islam. Maka, bila ada pemeluk agama Islam yang melakukan hal ini, sadar atau tidak telah mengikrarkan diri keluar dari Islam. Kenapa, karena umat model dirinya tidak diakui oleh Nabi sebagai pengikutnya.

Sabda beliau, “Tidak termasuk golongan kami orang yang mengajak pada fanatisme etnis, bukan dari golongan kami yang berperang dengan tujuan fanatisme etnis, dan bukan dari golongan kami yang mati demi fanatisme etnis”. (HR. Abu Daud).

Penolakan Nabi yang tidak akan mengakui pelaku fanatisme etnis atau golongan berangkat dari ayat-ayat al Qur’an yang telah diturunkan kepadanya. Ada banyak wahyu yang melarang sikap fanatisme sebab Islam menganggap semua manusia sama. Tidak merendahkan satu etnis dan meninggikan etnis yang lain.

“Sungguh, telah kami muliakan bani Adam, dan kami angkat mereka di darat dan di laut. Kami beri mereka rezeki yang baik-baik dan Kami utamakan mereka melebihi sebagian besar mahluk yang Kami ciptakan”. (QS. Bani Israil: 70).

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa-bahasa dan warna (kulit) kamu. Sungguh, dalam yang demikian itu ada bukti-bukti bagi orang yang mengetahui”. (QS. Rum: 22).

Dari perbedaan yang ada Allah menyuruh manusia untuk saling mengenal satu sama lain, bukan untuk saling mencaci dan menghina. Bila seseorang tidak mengakui perbedaan-perbedaan tersebut sama saja dengan menolak kehendak pencipta.

“Hai manusia! Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, Kami jadikan kamu berbagai bangsa dan beragam suku, supaya kamu sekalian saling mengenal”. (QS. Al Hujarat:13).

“Sekiranya Allah berkenan tentulah Ia jadikan kamu satu umat, tapi maksud-Nya hendak menguji kamu dalam apa yang diberikan-Nya kepadamu. Karena itu berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan” (QS. Al Maidah: 48).

Sabda Nabi yang telah disebut di awal, sebagaimana fungsinya, sebagai penjelas dan penegas terhadap ayat-ayat ini. Fanatisme etnis dan rasisme berarti penolakan terhadap agama Islam. Apalagi jika ditambah dengan sikap penghinaan baik dengan perkataan maupun perbuatan.

Maka, sebelum Nabi wafat ada khutbah terakhir yang sangat memukau dan futuristic yang disampaikan di Gunung Arafat pada 632 M. Beginilah petikan isi khutbah tersebut :

“Semua umat manusia adalah keturunan Adam dan Hawa. Orang Arab tidak memiliki keunggulan dibandingkan orang non-Arab dan orang non-Arab tidak memiliki keunggulan dibandingkan orang Arab. Orang kulit putih tidak memiliki keunggulan dibandingkan orang kulit hitam, atau orang kulit hitam tidak memiliki keunggulan. Superioritas atas orang kulit putih, kecuali dengan kesalehan dan tindakan yang baik.”

Kiranya, ini menjadi sangat penting menjadi pedoman umat Islam tentang rasisme. Tidak ruang dalam Islam untuk berpikir dan bersikap rasisme. Tentu saja Islam menolak rasisme!

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …