niat puasa
niat puasa

Bolehkah Puasa 6 Hari Syawal Dipisah-pisah?

Ibadah membentang tanpa pematang. Luas tak berbatas. Mulai dari menyingkirkan onak di jalanan hingga berdzikir kepada Allah swt. semuanya tergolong dalam ibadah. Begitu luasnya ruang ibadah hingga seseorang tidak mungkin mengetahui batas-batas antara ibadah dan yang bukan ibadah. Karena segala seseuatu yang dilakukan seorang hamba dengan niat ‘ubudiyah kepada Allah swt dapat digolongkan sebagai ibadah.

Salah satu ibadah yang termasuk jarang diketahui dan juga jarang dilakukan kecuali mereka yang mengerti keutamaannya adalah puasa selama 6 hari di bulan Syawal. Namun pertanyaannya, apa kiranya yang dapat di peroleh dari ibadah ini? Lantas bolehkah puasa 6 hari di bulan Syawal dilakukan dengan tidak berurutan?

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallama bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتاًّ مِنْ شَوَّالَ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian menyambungnya dengan berpuasa enam hari di bulan syawwal seperti berpuasa satu tahun penuh lamanya”.  HR: Muslim 2058

Hadits ini dijadikan dalil kuat di kalangan Madzhab Syafi’i, Ahmad Bin hanbal dan Abu Daud tentang kesunahan menjalankan puasa 6 hari dibulan syawal, sedang dalam pertimbangan hukum Imam Abu hanifah justru memakruhkan untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawal. dengan argument agar tidak memberi prasangka akan wajibnya puasa tersebut.

Bagi seorang mukmin yang haus akan kebaikan, tentu ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan.

Pertanyaannya, kenapa begitu besar pahala puasa enam hari di bulan syawal?

Firman Allah dalam surat al-An’am ayat 160

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا

Artinya : “Barangsiapa berbuat satu kali kebaikan maka mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya”

Kita sudah melaksanakan puasa 30 hari di bulan Ramadhan, maka berarti imbalannya seperti berpuasa selama 300 hari. Jika disambung dengan puasa 6 hari dibulan syawal, dan setiap satu hari bernilai 10 kali lipatnya maka berarti berpuasa 6 hari di bulan syawal sama artinya dengan berpuasa 60 hari. Ketika digabung maka genaplah 360 hari. Jumlah hari dalam hitungan satu tahun. Maka sangatlah logis rasul bersabda, siapa yang melanjutkan puasanya 6 hari di bulan syawal maka seperti berpuasa satu tahun lamanya.

Bolehkan puasa 6 hari dilakukan tidak berurutan?

Syekh Ahmad ibnu Syekh Hijazi al Fasyani mengatakan bahwa puasa 6 hari di bulan Syawal yang paling utama adalah langsung atau berurutan, dimulai tanggal 2 Syawal hingga tanggal 7 Syawal. Mawahib al-Shamd Fi Halli Alfadh al-Zubad, 73.

Para pengikut kalangan syafi’i menilai yang lebih utama menjalaninya berurutan secara terus-menerus (mulai hari kedua syawal) namun andaikan dilakukan dengan dipisah-pisah atau dilakukan diakhir bulan syawal pun juga masih mendapatkan keutamaan sebagaimana hadits diatas. Syarh al-Nawawi ‘Ala Muslim, 8/56

Bagikan Artikel ini:

About Abdul Walid

Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

Check Also

hewan yang haram

Fikih Hewan (1): Ciri Hewan yang Haram Dimakan

Soal halal-haram begitu sentral dan krusial dalam pandangan kaum muslimin. Halal-haram merupakan batas antara yang …

tradisi manaqib

Tradisi Membaca Manaqib, Adakah Anjurannya ?

Salah satu amaliyah Nahdhiyyah yang gencar dibid’ahkan, bahkan disyirikkan adalah manaqiban. Tak sekedar memiliki aspek …