014079900 1592299845 830 556
014079900 1592299845 830 556

Cegah Covid-19, Pesantren Tebuireng, Hukum Santri Baca Al-Quran Bagi Yang Tidak pakai Masker

JOMBANG – Pondok Pesantren menjadi salah satu tempat yang rentan paparan virus Corona, untuk mengantisipasi dan menyetop agar tidak tersebar di wilayah Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur menerapkan protokol ketat agar santri terhindar dari Covid- 19.

Salah satu aturan yang diterapkan Ponpes Tebuireng yaitu melarang wali santri untuk sementara waktu menjenguk anaknya yang sedang menempuh pendidikan di Pesantren Tebuireng.

“Kami memahami besarnya kerinduan wali santri terhadap anaknya, terutama santri baru yang mulai mondok 30 Agustus lalu. Tapi demi keselamatan bersama, protokol kesehatan harus dipatuhi semua pihak,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Pesantren Tangguh Tebuireng Nur Hidayat di Jombang, seperti dikutip dari laman republika.co.id Ahad (27/9).

Tingkat penyebaran virus Corona baik di Indonesia maupun didunia masih cukup tinggi, maka diharapkan kesadaran semua pihak untuk aktif menerapkan protokol kesehatan disemua tempat, termasuk di Pesantren.

Pesantren saat ini menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat. Hal ini dilakukan mengingat hingga kini masih di masa pandemi Covid-19.

Pesantren Tebuireng Jombang juga telah menggelar evaluasi terhadap kedisiplinan warga pesantren dalam pemenuhan protokol kesehatan. Evaluasi tersebut dilakukan terhadap seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan operasional rutin pesantren.

Evaluasi tersebut digelar dengan tiga langkah utama. Selain pengetatan terhadap larangan sambangan (menjenguk santri) oleh wali santri, juga peningkatan disiplin santri dan warga pesantren dalam pemenuhan protokol kesehatan. Bahkan, terdapat sanksi membaca satu juz Kitab Suci Al-Quran bagi santri yang tidak memakai masker saat beraktivitas di luar kamar.

Langkah ketiga, lanjut Hidayat, adalah deteksi dini terhadap setiap santri yang memiliki keluhan sakit. “Ini dilakukan dengan melibatkan pembina kamar santri dan tim pusat kesehatan pesantren,” ujar mantan Wakil Sekretaris PWNU Jatim ini.

Ia mengungkapkan, deteksi dini ini penting dilakukan, mengingat potensi penyebaran virus di lingkungan pesantren juga masih mungkin terjadi. “Perkembangan global dan nasional selama enam bulan terakhir membuktikan, siapapun bisa terkena virus ini. Jadi deteksi dini terhadap gejala khusus yang mengarah merupakan langkah penting dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujar dia.

Ia juga mengatakan, dalam satu pekan terakhir, Pesantren Tebuireng Jombang juga telah melakukan karantina ulang beberapa santri yang memiliki gejala khusus serta memberikan treatment untuk pemulihan mereka. “Tapi, sejauh ini tidak satu pun santri yang terkonfirmasi positif,” ujar dia.

Pesantren juga melakukan uji cepat antigen kepada seluruh warga pesantren untuk mendeteksi ada tidaknya warga pesantren yang terkena virus ini. Uji cepat antigen tersebut diyakini memiliki validitas sekitar 90 persen dalam mendeteksi keberadaan Covid-19.

Dalam uji cepat tersebut juga diikuti seluruh santri termasuk jajaran pengurus bahkan keluarga pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang. Dengan itu, diharapkan bisa sedini mungkin mencegah penyebaran virus ini.

“Dengan ikhtiar dan ‘taqarrub’ maksimal, semoga seluruh warga pesantren dijauhkan dari wabah ini,” kata Nur Hidayat.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …