Jakarta – Rusia dulu dikenal sebagai negara komunis. Namun sekarang, Rusia telah berubah. Paham komunis secara ideologi dan politik sudah bukan menjadi kekuatan dominan lagi di Rusia. Bahkan Presiden Vladimir Putin yang berkuasa sejak 1999, juga bukan seorang komunis. Ia justru sangat ramah dengan seluruh umat beragama, termasuk umat Muslim.
“Rusia ini bukan komunis lagi. Di sana, Partai Komunis itu (kini) kursinya cuma di bawah 10 persen. Putin itu penganut Ortodoks, bukan komunis. Dia memang pernah jadi anggota KBG tapi itu profesional saja,” kata Duta Besar RI untuk Rusia M. Wahid Supriyadi dikutip dari laman detik.com, Rabu (11/3/2020).
Wahid menjelaskan, selama Putin berkuasa, kehidupan beragama masyarakat muslim, ortodok maupun agama dan kepercayaan lain berjalan harmonis. Semua bebas beribadah, dan tak ada gangguan terhadap muslimah yang berjilbab. Khusus untuk Islam, Wahid menyebut perkembangannya relatif lebih pesat.
“Di era Putin ini ada sekitar 8.000 masjid di sejumlah wilayah di Rusia,” kata Wahid.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia sudah terjalin selama 70 tahun. Ikatan itu diawali dengan pengakuan Rusia (Uni Soviet) atas kemerdekaan Republik Indonesia pada 3 Februari 1950. Rusia adalah salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Rusia berperan dalam mendorong PBB supaya kita diakui sebagai negara yang berdaulat,” kata mantan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab ini.
Sebelum Indonesia merdeka, lanjutnya, sebenarnya hubungan baik dengan Rusia sudah lama terjalin. Hal ini ditandai dengan kedatangan Tsar Rusia Nicolas II ke Batavia pada 1891. Saat itu Tsar Nicolas II menunjuk konsul pertama di Batavia.
Bahkan jauh sebelum itu, di era Walisongo salah satu tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa yakni Sunan Ampel merujuk sejumlah sumber sejarah, berdarah Samarkand (bagian wilayah Uzbekistan) yang merupakan wilayah kerajaan Rusia kala itu.
“Karena itu ada yang menyebut masuknya Islam ke Jawa tidak dari Timur Tengah tapi dari Rusia,” kata Wahid.
Informasi lain terkait Islam di Rusia, ia melanjutkan, adanya masjid tertua di Republik Dagestan yang 95 persen warganya muslim. Mesjid tersebut diyakini dibangun 10 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
“Lokasinya di kota Derbent, bangunannya masih orisinal dan masih dijaga hingga saat ini,” kata Wahid.
Dari fakta itu juga terungkap masuknya Islam ke Rusia sejak abad ke-10 atau tahun 988 di masa Prince Vladimir, salah satu dinasti Rurik pendiri Rusia. Di masa itu Islam menjadi satu dari tiga agama yang menjadi calon agama resmi negara, selain Yahudi dan Kristen Ortodoks. Karena Yahudi tak bisa mempertahankan negaranya dan Islam melarang alkohol, akhirnya Ortodoks yang dipilih.