EK eks anggota NII Garut saat memaparkan poin pengakuan ajaran NII
EK eks anggota NII Garut saat memaparkan poin pengakuan ajaran NII

Eks NII Garut: Salat Lima Waktu Bagi NII Tak Penting, Paling Penting Dirikan Negara Islam

Garut – Negara Islam Indonesia (NII) adalah kelompok radikal dan sesaat yang masih bergentayangan untuk merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka ingin mendirikan negara Islam yang jelas-jelas bertentangan dengan konsensus nasional Republik Indonesia yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

Ironisnya, dengan membawa nama Islam, mereka justru menganggap salat lima waktu tidak lebih penting dari mendirikan negara Islam. Hal itu terungkap dari pengakuan EK, salah seorang anak muda yang beberapa waktu terpapar ajaran NII di Kabupaten Garut.

EK membuat pengakuan yang mengejutkan semua pihak. Ia memaparkan 11 poin terkait rencana makar, radikalisme, dan Intoleransi ala NII untuk merongrong NKRI dan Pancasila. Salah satunya adalah tidak pentingnya salat lima waktu bagi NII, dibandingkan mendirikan negara Islam

Dikutip dari laman liputan6.com, remaja asal kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota itu, menjelaskan secara lantang aktivitas NII yang cukup mengkhawatirkan di depan Forkopimda Garut yang dihadirkan dalam pertemuan itu.

Dalam pengakuannya, ada 11 poin yang disampaikan remaja itu terkait rencana makar, radikalisme dan intoleransi yang dilakukan NII untuk merongrong NKRI.

Pertama, siapapun ulama, ajengan, aceng, atau ustaz yang berilmu tinggi dan soleh, namun belum berbai’at kepada pimpinan NII, maka dalam pandangan mereka, ulama-ulama tersebut masih kafir.

Kedua, ketika yang masuk NII adalah suaminya, dan istrinya tidak masuk, maka ketika berhubungan suami istri, sama dengan berhubungan dengan binatang.

Ketiga, pemerintah Indonesia dianggap merupakan pemerintahan kafir atau thagut. Lembaga MUI sendiri dalam pandangan mereka dianggap sebagai Majelis Ulama Iblis.

Keempat, mencuri bagi mereka diperbolehkan kepada masyarakat di luar NII. Namun menurutnya, mereka juga tidak mau dihukum agama islam.

Kelima, salat lima waktu bagi NII tidak penting, yang paling penting bagi mereka adalah mendirikan negara Islam.

Keenam, pahala bagi muslimin di dunia hanya mendapatkan pahala bertepuk tangan dan bersiul. Ketika ia menanyakan kepada pimpinan NII, jawabannya karena kaum muslimin seluruh dunia seharusnya melakukan musyawarah (pembentukan khilafah, red) yang hasilnya disampaikan kepada kaum muslim di negaranya masing-masing.

Ketujuh, tidak wajib taat kepada ulama dan orang tua, karena mereka masih kafir. Yang wajib ditaati bagi mereka adalah pemimpin NII.

Kedelapan, semua anggota NII diwajibkan untuk berinfak, dan harus sebesar-besarnya karena untuk pembentukan NII. Pimpinan mereka tidak melihat kondisi anggotanya yang tidak mampu karena harus membayar infak yang memberatkan anggotanya.

Kesembilan, salat Jum’at bagi anggota NII tidak wajib, karena menurut pandangan mereka negara ini bukan negara Islam.

Kesepuluh, bagi anggota NII yang melakukan dosa, mereka bisa menebusnya dengan jauka atau dengan membayar denda.

Kesebelas, bagi yang sudah masuk NII, menurut pandangan mereka, sudah mendapatkan tiket untuk masuk surga. Bahkan beberapa pimpinan NII sudah mengaku sebagai Nabi.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …

Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat

Kearifan Lokal Dorong Moderasi Beragama Dengan Kedepankan Toleransi

Jakarta – Meskipun lebaran Idulfitri telah usai, semangat persaudaraan dan kerukunan yang didapat setelah merayakannya …