Dalam suatu kelompok/ komunitas, pasti ada orang yang ditunjuk sebagai pemimpin. Orang yang dianggap pemimpin merupakan orang yang paling berkualitas diantara anggota kelompok/ komunitas tersebut.
Begitu pun dalam memilih calon pemimpin KAPOLRI. Dalam menentukan pemimpin KAPOLRI bukan hal yang mudah dan asal-asalan, karena ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. Menurut pengamat kepolisian Komjen Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc. mengatakan, siapapun kandidat pada busa calon Kapolri harus memenuhi kriteria yang mencukupi, mumpuni, dan punya hubungan baik, baik dalam tubuh Polri ataupun diluar.
Menurutnya, salah satu kriteria yang mutlak dan harus dipenuhi untuk kandidat calon Kapolri yaitu harus yang masih menjabat minimal 3 tahun kedepan, bukan yang masuk masa pensiun terdekat. Sehingga pimpinan Kapolri dapat melanjutkan program kepemimpinan dengan baik dari Kapolri Sebelumnya.
Hal ini dikarenakan agar kepolisian Republik Indonesia mempunyai pemimpin yang sangat kuat di dalam dan luar, serta mengayomi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengayomi masyarakat, pemimpin Kapolri harus mencontoh bagaimana kepemimpinan ala Rasulullah SAW. dengan mencontoh sifat-sifat yang dimiliki oleh-Nya.
- Sidiq (Jujur)
Kejujuran merupakan syarat utama bagi seorang pemimpin. Rasulullah SAW adalah pemimpin yang sangat jujur, bahkan tercatat dalam sejarah tak pernah satupun ada kebohongan ataupun penyelewengan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, pemimpin Kapolri yang baru, diharapkan memiliki kualitas kejujuran yang tinggi.
Dengan kejujuran yang tinggi, maka akan mudah diterima baik di lingkungan Polri sendiri maupun lingkungan masyarakat. Rasulullah SAW bersabda mengenai betapa pentingnya kejujuran :
“Jauhilah dusta! Karena dusta akan membawa kepada dosa. Dan dosa membawamu ke neraka. Biasakanlah berkata jujur! Karena jujue akan membawamu ke Surga”. (HR. Bukhari dan Muslim)
- Amanah (Terpercaya)
Amanah merupakan kualitas yang wajib harus dimiliki seorang pemimpin. Dengan memiliki sifat amanah pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan masyarakat.
Pemimpin dituntut harus melepaskan sifat individualis yang hanya mementingkan diri sendiri. Serta senantiasa melakukan segala pekerjaannya ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
- Tabligh (Komunikatif)
Kemampuan berkomunikasi merupakan kualitas yang harus dimiliki oleh pemimpin sejati. Pemimpin bukan berhadapan dengan benda mati yang dapat digerakkan sesuai kemampuannya sendiri.
Tetapi pemimpin berhadapan dengan masyarakat yang memiliki beraneka ragam permasalahan.
Dengan komunikasi yang baik, maka segala permasalahan yang ada akan mudah teratasi tanpa adanya tindakan ekstrim.
- Fathanah (Cerdas)
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan. Hal ini dikarenakan kecerdasan akan membantunya dalam menghadapi segala macam persoalan. Pemimpin yang cerdas tak akan mudah frustasi ketika dihadapkan dengan masalah yang pelik. Karena pemimpin yang cerdas akan mudah mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Kecerdasan seorang pemimpin tentunya harus ditopang dengan keilmuan yang mumpuni yang diimbangi dengan keimanan agar ia mampu meraih derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.