ilustrasi 210401162130 527 1
ilustrasi 210401162130 527 1

Gereja Bantu Muslim Tunawisma Barcelona Sahur dan Berbuka

BARCELONA— Ramadhan tahun ini masih dalam sitauasi pandemi Covid- 19 sehingga umat muslim tidak seperti biasanya dalam menjalankan ibadah puasa. Adanya pengetatan dan protokol kesehatan untuk menurunkan penyebaran Covid- 19 berimbas pada kesulitan bagi muslim dalam mendapatkan makanan untuk sahur dan berbuka.

Kesulitan dalam mendapatkan makanan sahur dan berbuka, paling banyak dirasakan oleh para tunawisma muslim di kota Barcelona, Spanyol. Namun dibalik kesulitan tersebut, terdapat pemandangan yang mengharukan, dikota Catalan tersebut, umat Gereja turut membantu menyediakan makanan bagi para tunawisma.

Setiap malam, antara 50 dan 60 tunawiswa Muslim akan berduyun-duyun mendatangi tempat yang menawarkan serambi terbuka bagi orang-orang untuk makan bersama dan beribadah. Gereja Santa Anna adalah salah satu tempat yang menyediakannya, dimana sukarelawan akan siap sedia menyiapkan makanan rumahan yang lezat bagi mereka yang membutuhkan. 

“Kita semua sama … Jika Anda Katolik atau dari agama lain dan saya Muslim, tidak apa-apa,” kata Hafid Oubrahim, seorang keturunan Berber Maroko berusia 27 tahun yang menghadiri makan malam itu. “Kita semua seperti saudara dan kita harus saling membantu juga,” ujarnya yang dikutip Republika.co.id, Selasa (4/5). 

Faouzia Chati, Presiden Asosiasi Catalan Wanita Maroko, biasa mengatur pertemuan buka puasa di kota, tetapi pembatasan jumlah orang di dalam ruangan memaksanya untuk mencari ruang alternatif dengan ventilasi yang baik dan ruang untuk menjaga jarak. 

Dia akhirnya bertemu dengan Pastor Peio Sanchez, rektor Santa Anna, dan melihat pertemuan agama yang berbeda sebagai lambang koeksistensi sipil. “Orang-orang sangat senang umat Islam bisa berbuka puasa di gereja Katolik, karena agama berfungsi untuk mempersatukan kita, bukan untuk memisahkan kita,” kata Chati.

Lantunan adzan yang menggema di halaman tengah gereja, kata Pastor Sanchez membawa nuansa keberagaman yang damai. “Meski dengan budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda, agama yang berbeda, kami lebih mampu duduk dan berbicara daripada beberapa politisi,” kata Sanchez.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …

Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat

Kearifan Lokal Dorong Moderasi Beragama Dengan Kedepankan Toleransi

Jakarta – Meskipun lebaran Idulfitri telah usai, semangat persaudaraan dan kerukunan yang didapat setelah merayakannya …