makanan maulid
makanan maulid

Ini 7 Makanan Khas Yang Selalu Hadir Pada Bulan Maulid Nabi di Berbagai Daerah yang Rasanya Enak

Jakarta – Masyarakat Indonesia mempunyai cara yang khas dalam menyambut dan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, hampir disetiap daerah akan selalu ramai pada bulan Maulid, kegiatan seperti pegajian hingga tradisi menghadirkan makanan khusus ada disetiap daerah, ke khasan inilah yang selalu menjadi penambah kemeriahan dan kegembiraan masyarakat dalam menyambut bulan maulid.

Seperti di Lombok, pada bulan maulid, selain menggelar pengajian dan tahlil di masjid dan mushalla, pada bulan maulid juga anak laki-laki dikhitan sehingga menjadi tradisi yang setiap bulan maulid selalu dinanti oleh para orangtua yang mempunyai anak laki-laki.

Tradisi lainya dari Aceh, Jawa Tengah, hingga Banyuwangi yang paling timur di pulau Jawa semuanya memiliki tradisi perayaan Maulid Nabi yang menarik. Mulai dari arak-arakan yang disertai doa-doa hingga makan bersama seluruh masyarakat setempat menjadi kegiatan yang tidak bisa ditemukan
sepanjang tahun.

Dikutip dari laman food.detik.com Berikut ini 7 makanan yang selalu hadir dalam tradisi Maulid Nabi di berbagai daerah:

  1. Kirab Ampyang
    Di Kudus, Jawa Tengah, saat perayaan Maulid Nabi tiba akan ada kegiatan kirab ampyang Maulid yang dilaksanakan secara bergotong royong. Ampyang Maulid ini merupakan nasi yang dibungkus dengan daun jati bersamaan dengan lauk dan pelengkap lainnya yang kemudian akan dirangkai menjadi tumpukan gunung nasi bungkus yang menjulang.

    Tumpukan ampyang Maulid ini akan diarak sambil didoakan dan berhenti tepat di Masjid utama setempat. Setelahnya para masyarakat akan ikut berdoa dan mendapatkan ampyang Maulid yang dibagikan oleh panitia pelaksana.

    2. Kuah Beulangong
    Terbuat dari daging kambing, kuah beulangong ini biasa disajikan dalam porsi besar dan dimasak dengan belanga berukuran jumbo. Rasanya yang gurih karena terbuat dari kari kambing membuat kuah beulangong ini selalu ditunggu kehadirannya.

    Terbuat dari campuran kambing dan nangka muda serta dimasak dalam belanga membuat hidangan ini dinamai kuah beulangong. Uniknya, menurut tradisi asli Aceh, hidangan ini hanya boleh dimasak oleh kaum pria.

  2. Sumpil
    Sekilas mirip seperti bacang, sumpil hanya akan dibuat oleh masyarakat Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah ketika Maulid Nabi sudah dekat. Hidangan yang satu ini tidak bisa dinikmati sepanjang tahun karena secara tradisi sumpil hanya boleh disajikan ketika Maulid Nabi saja.

    Menggunakan bahan dasar utama beras, sumpil menggunakan daun bambu untuk membungkus dan membentuknya menjadi limas segitiga. Masyarakat Kaliwungu hanya bisa menikmati sumpil setelah dibagikan dari weh-wehan atau hantaran makanan saat peringatan Maulid Nabi. Konon jika ditambahkan sambal kelapa sumpil akan memiliki rasa yang jauh lebih nikmat lagi.

    4. Nasi Tumpeng Rasulan
    7 Makanan Khas Maulid Nabi di Berbagai Daerah yang Rasanya Enak Foto: Istimewa
    Berbeda dengan nasi tumpeng yang disajikan dalam perayaan atau upacara tertentu, ada juga tumpeng yang secara khusus disajikan untuk menyambut perayaan Maulid Nabi. Menggunakan nasi gurih atau lebih dikenal dengan sega gurih, tumpeng ini menggunakan lauk pauk ingkung
    sebagai pelengkap.

    Nasinya akan diberi bumbu gurih, ditambah ayam ingkung bumbu areh, lalapan, rambak, dan kedelai hitam goreng. Potongan tumpeng rasulan saat Maulid Nabi ini menjadi yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat tertutama di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta.

    5. Nasi Kebuli
    Di Jakarta, Maulid Nabi cenderung akan diperingati dengan cara pengajian yang diisi dengan doa-doa dan nasihat tentang kisah Nabi yang bisa diteladani. Setelahnya baru akan disajikan hidangan nasi kebul sebagai pelengkap sekaligus kudapan untuk mengatasi rasa lapar.

    Nasi kebuli akan disajikan dalam baki berukuran sedang hingga lebar dengan tambahan potongan daging baik ayam ataupun kambing. Satu baki nasi kebuli biasanya akan disajikan untuk berapa orang yang bisa dimakan bersamaan langsung dari wadahnya yang merupakan simbol dari
    kebersamaan.

  3. Gunungan
    Gunungan merupakan salah satu tradisi dari perayaan Maulid Nabi yang cukup banyak dilakukan di beberapa daerah. Gunungan ini terbuat dari tumpukan makanan berupa buah dan sayur.

    Gunungan akan diarak mengelilingi desa atau kota dengan digotong oleh beberapa orang. Setelah sesi arak-arakan selesai, gunungan akan diletakkan dan dibiarkan untuk diperebutkan makanannya oleh masyarakat sekitar.

    7. Endog-endogan
    Di Banyuwangi, peringatan Maulid Nabi akan diramaikan dengan bunga telur. Telur rebus akan dihias dengan berbagai ornamen maupun lukisan-lukisan yang lucu dan ciamik yang kemudian akan ditancapkan pada batang pisang dan diarak keliling desa.

    Bunga telur ini juga dilambangkan sebagai lambang keislaman, keimanan, serta keihsanan seorang umat Muslim. Bunga telur ini nantinya akan diarak dan dibagikan kepada masyarakat sekitar untuk dinikmati bersama-sama.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel M.Si

Ideologi Terorisme Berkembang di Bawah Permukaan, BNPT: Waspada!

Jakarta – Seluruh pihak diingatkan untuk mewaspadai bersama perkembangan ideologi terorisme yang kerap terjadi di …

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …