MARAWI—Marawi, Filipina sempat mejadi daerah yang sangat berbahaya, daerah yang dikepung oleh pasukan teroris yang berafiliasi dengan Daes/ISIS pada 2017. Kota Marawi sempat mencekam dan luluh lantak menjadi medan pertempuran, berbagai fasilitas publik dihancurkan oleh kelompok teroris, bahkan bangunan masjid bersejarah tidak lepas dari pengrusakan oleh kelompok Daes.
Pasca berhasil merebut Marawi dan mengkondusipkan wilayah, Masjid Agung di Kota Marawi kembali dibangun dan dibuka kembali oleh Presiden Filipina Rodrique Duterte.
Menurut Duterte, masjid itu sangat penting bagi budaya dan agama para Muslim di kota Marawi dan sekitarnya. Restorasi masjid yang pertama kali didirikan pada 1950 itu merupakan bentuk kemenangan Filipina melawan terorisme.
“Izinkan saya menggunakan kesempatan ini untuk meyakinkan masyarakat Marawi bahwa pemerintah melakukan yang terbaik untuk mempercepat penyelesaian proyek rehabilitasi secepat mungkin. Kami, di pemerintahan, berkomitmen kuat untuk mengembalikan kejayaan kota ini,” katanya dalam pidato utamanya di Taman Rizal di Kota Marawi, Lanao del Sur. Seperti dilansir dari laman ihram.co.id (19/10).
Duterte mengatakan “sangat penting” untuk membangun kembali kehidupan penduduk Kota Marawi yang hancur setelah pengepungan yang dimulai pada 23 Mei 2017 antara pasukan pemerintah dan teroris. Dia menambahkan bahwa pemerintah bertekad untuk memulihkan properti yang rusak dan merevitalisasi kegiatan sosial ekonomi yang terganggu.
Duterte berharap tidak akan ada lagi pengepungan seperti Marawi di negara ini sambil memuji pasukan negara dan penduduk setempat atas “keberanian, pengorbanan, dan tekad” mereka dalam mempertahankan dan membebaskan Kota Marawi.
“Kepada orang-orang Marawi dan kababayan (warga desa), yakinlah bahwa pemerintah ini, pemerintahan ini tetap teguh dalam mengamankan negara kita dari terorisme, ekstremisme kekerasan, dan elemen-elemen tanpa hukum lainnya,” kata Duterte.
“Dengan dukungan Anda, saya yakin bahwa kita akan mengatasi setiap tantangan yang mungkin menguji kekuatan dan persatuan kita sebagai sebuah bangsa.”