haedar nashir
haedar nashir

Islam Harus Jadi Solusi Menghadapi Berbagai Kondisi

Jakarta – Islam harus bisa menjadi solusi dalam menghadapi berbagai kondisi, terutama di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Hal itulah yang mendasari perserikatan Muhammadiyah mengambil beberapa kebijakan darurat dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk mengeluarkan panduan atau tuntunan ibadah Idul Adha 1441 H.

 “Islam itu harus menjadi solusi dalam menghadapi keadaan, termasuk keadaan pandemi Covid-19,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Prof Haedar Nashir dalam pengajian bulanan PP Muhammadiyah bertema “Idul Adha di Masa Pandemi Covid-19”, Jumat (10/7/2020) malam.

Menurunya, dalam situasi pandemi iniIslam dan umat Muslim jangan sampai menimbulkan masalah atau justru menambah masalah baru. Umat Islam justru harus memberikan solusi untuk melawan Covid-19. Haedar bersyukur PP Muhammadiyah selama tiga bulan ini telah mengambil langkah-langkah positif untuk memberikan solusi dalam penanggulangan Covid-19.

“Allhamdulillah Muhammadiyah sudah mengambil langkah-langkah yang cukup positif untuk memberi solusi ini. Karena kan agama dihadirkan untuk menjadi solusi,” katanya dikutip dari laman Republika.co.id.

Dia menambahkan, ada beberapa prinsip yang memang melekat dengan Islam. Selain harus memberikan solusi, Islam juga harus menjadi rahmatal lil alamin. Bahkan, dalam Islam juga diajarkan agar umatnya bisa memberi manfaat terhadap orang lain.

Haedar juga menegaskan bahwa pandemi Covid-19 bukan sebuah hasil konspirasi. Sebab, hampir seluruh negara di dunia dilanda wabah akibat penularan virus SARS-CoV-2 tersebut.

“Pandemi ini bukan ilusi, bukan konspirasi, tetapi realitas objektif yang tidak hanya dihadapi oleh Indonesia tetapi juga oleh seluruh bangsa di berbagai negara,” kata Haedar.

Haedar mengatakan, jangan terjebak pada pemikiran konspirasi yang justru membuat terlena terhadap konteks darurat penularan COVID-19 di tengah masyarakat. Selain itu, kata dia, agar jangan berselisih yang tidak produktif hanya karena mempersoalkan konspirasi.

“Kita tidak berselisih untuk hal ini karena ada hal mendasar yang harus kita pahami bersama. Konteksnya adalah konteks darurat pandemi. Ini adalah kondisi objektif agar kita semakin nyata,” kata dia.

Muhammadiyah, kata dia, sudah menggerakan sejumlah sumber dayanya untuk ikut membantu dalam penanganan Covid-19. Seperti melalui layanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang dimiliki. Muhammadiyah juga ikut menanggulangi Covid-19 mengkombinasikan penjagaan jiwa dan agama. Dalam menjaga jiwa dilakukan dengan mencegah penularan dan menanggulangi Covid-19.

Sementara penjagaan agama, kata dia, Muhammadiyah mengajak warganya untuk tetap menjauhi kerumunan meski itu seperti salat berjamaah di masa Covid-19 demi keselamatan bersama.

“Kita mencegah penularan. Menjaga satu nyawa atau ‘hifzun nafs’ sama dengan seluruh nyawa, menjaga agama atau ‘hifdzudin’. Ini jangan dipertentangkan. Bukan tidak salat berjamaah dan salat di rumah itu tidak menjaga agama tapi ini sudah memiliki dasar pertimbangan syariah. Muhammadiyah berusaha ‘hifdzudin’ dan ‘hifdzunafs’ jangan dipertentangkan,” katanya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …