Jakarta – Sungguh biadab penjajah Israel dalam memperlakukan Palestina. Teror dan kekerasan terus dilakukan oleh Negeri Zionis ini di tanah Palestina. Bahkan di saat Muslim Palestina tengah menjalankan ibadah puasa bulan suci Ramadan 1442 Hijriah tahun ini, Israel sengaja meningkatkan teror untuk mengganggu puasa umat Islam.
Kekerasan dan teror itu sudah dilakukan sejak hari pertama bulan Ramadan. Sejak itu rangkaian kekerasan terus dilakukan. Beberapa hari lalu, Israel melakukan pengemboman di pemukiman umat Islam. Ironisnya pengeboman itu dilakukan saat umat Muslim tengah melakukan sahur. Selain itu, Israel juga melakukan sejumlah penangkapan kepada umat Islam, pekan lalu.
Dilansir DailySabah via laman Republika.co.id, Kamis (29/4/2021), penangkapan itu dilakukan di Masjid Al-Aqsa saat ribuan jamaah Palestina dengan cemas mencoba untuk menghadiri salat Jumat di Masjid Al-Aqsa. Mereka melewati langkah-langkah ketat tentara Israel, melewati banyak penghalang ketika polisi Israel meningkatkan penjagaan di sekitar Yerusalem.
Pada dini hari, otoritas pendudukan Israel menutup pos pemeriksaan yang memisahkan Yerusalem dari sisa Tepi Barat dan mengerahkan polisi untuk melintasi Kota Tua. Tujuannya adalah untuk menghalangi pergerakan orang Palestina dan memaksa mereka berjalan lebih jauh untuk mencapai Yerusalem.
Di dalam Kota Tua, petugas polisi Israel memasang penghalang besi, memeriksa kartu identitas orang yang lewat di gang-gang menuju kompleks masjid, mengeluarkan denda terhadap orang lain yang konon tidak memakai masker, dan menahan sebentar orang lain karena diduga tidak memiliki izin masuk.
Tindakan represif itu terjadi ketika Administrasi Sipil Israel yang merupakan badan pengelola pendudukan militernya di Tepi Barat mengumumkan bahwa pada bulan Ramadan hanya akan memungkinkan sejumlah orang Muslim saja yang dapat mengakses Masjid Al-Aqsa. Yakni hanya 10 ribu orang dari Tepi Barat yang mendapat akses akan tetapi mereka harus divaksinasi penuh.
Sementara itu, tidak ada seorang pun dari Jalur Gaza yang terkepung diberi izin untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Sejak hari pertama Ramadan, Yerusalem Timur telah menyaksikan bentrokan malam hari antara polisi dengan jamaah salat. Bentrok terjadi dengan ketegangan yang meningkat atas keputusan polisi untuk melarang orang duduk di tangga di luar Gerbang Damaskus (Bab al Amoud), dengan dalih pembatasan sosial akibat Covid-19. Pembatasan, serta keputusan untuk memutuskan aliran listrik selama adzan di kompleks masjid pun dengan semena-mena dilakukan Israel.
Gangguan malam hari di area Masjid Al-Aqsa juga meningkat ketika polisi Israel memblokir akses ke kawasan pejalan kaki di sekitar dinding dengan barikade logam. Barikade ini melarang pertemuan rakyat Palestina di daerah tersebut pada akhir puasa di siang hari dan salat Isya di Masjid Al-Aqsa.
Biasanya pada saat tarawih merupakan ibadah yang dapat menarik ratusan ribu Muslim Palestina ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Bagi sebagian besar warga Palestina di Yerusalem dan di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, Ramadan erat kaitannya dengan aktivitas yang terhubung langsung ke Masjid Al-Aqsa.