perempuan bidadari
perempuan bidadari

Kedudukan Perempuan dalam Islam: Dari Zaman Jahiliah Hingga Era Sekarang

Masa pra Islam di Jazirah Arab adalah sebuah gambaran kegelapan zaman. Pada saat itu, masyarakat Arab memiliki tradisi-tradisi yang bertentangan dengan akal bahkan agama. Beberapa tradisi tersebut di antaranya adalah menyembah berhala, judi, mabuk-mabukan, mempraktekkan seks bebas dan yang paling parah adalah menguburkan bayi perempuan hidup-hidup.

Masyarakat Arab adalah masyarakat yang didominasi oleh lelaki. Kaum perempuan tidak memiliki status apapun kecuali sebagai objek seks atau pemuas nafsu birahi saja. Sebelum Islam datang, seorang lelaki bisa menikahi banyak perempuan tanpa dibatasi

Para perempuan dipandang sebagai makhuk kelas dua. Perempuan tidak mendapat izin budaya saat itu sebagai manusia seutuhnya yang merdeka, memiliki hak-hak sebagaimana dimiliki laki-laki. Perempuan tidak berhak mendapat warisan walaupun hidup dalam kemiskinan dan kebutuhan yang tinggi, sebab pewarisan tersebut hanya berlaku bagi kaum pria saja.

Dalam struktur ekonomi masyarakat Arab Jahiliyah, perempuan diperdagangkan, bahkan juga diwariskan seperti harta benda dan kekayaan. Perempuan dijadikan budak dan secara legal-formal budak perempuan yang dikenal sebagai amah atau jariyah harus melayani kebutuhan biologis tuannya.

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab memang memiliki perlakuan buruk terhadap para perempuan. Bahkan hal itu dilakukan sesaat setelah seorang bayi perempuan dilahirkan. Dengan tega, mereka menguburkan bayi mereka sendiri. Selain alasan kemiskinan, kebiasaan menguburkan bayi perempuan tersebut dipraktikkan karena takut kehilangan kehormatan. Sebagaimana diketahui ketika peperangan pecah, yang paling rentan menjadi korban penculikan dan perkosaan adalah para perempuan. Tentu saja, akan menjadi aib yang memalukan jika seseorang tidak mampu menjaga saudara perempuannya sendiri.

Ketika Islam Datang

Jika pada masa jahiliah, kaum perempuan dianggap sebagai manusia kelas dua dan selalu mendapatkan ketidakdilan, maka ketika Islam datang, semuanya berubah. Secara perlahan, kedudukan perempuan diangkat oleh Islam.

Kaum perempuan diberikan hak-hak sepenuhnya yaitu dengan memberi warisan kepada perempuan, memberikan kepemilikan penuh terhadap hartanya, bahkan pihak lain tidak boleh ikut campur kecuali setelah mendapatkan izin darinya.Hal ini tersebut tentu saja menghapuskan tradisi jahiliah yang melarang perempuan menerima harta warisan walaupun dalam keadaan miskin

Islam juga memberikan kesempatan kepada perempuan mukallaf untuk melakukan berbagai perjanjian, sumpah dan nazar, baik kepada sesama manusia maupun kepada Tuhan.  Selain itu, Islam juga memperbolehkan perempuan secara penuh untuk menentukan pasangan hidupnya, bahkan walinya dilarang menikahkannya secara paksa. Tentu saja, hal itu juga menghapuskan tradisi arab jahiliah yang secara bebas bisa menggauli dan menikahi perempuan dengan bebasnya dalam jumlah yang tak terhingga.

Islam secara keras juga mengecam praktik keji pembunuhan bayi perempuan dengan cara menguburnya hidup-hidup. Bukan hanya mengecam, Islam lalu dengan tegas menghapus praktik keji masyarakat jahiliah tersebut. Dengan adanya keputusan tersebut, derajat perempuan semakin diangkat naik oleh Islam.

Sebagai sebuah ajaran yang mulia, Islam juga memposisikan perempuan pada tempat yang mulia. Tidak ada lagi dikotomi dan diskriminasi peran antara laki-laki dan perempuan. Islam menghapus tradisi keji jahiliah yang bertindak sewenang-sewenang terhadap perempuan. Kemudian, Islam menyamakan laki-laki dan perempuan dalam kedudukan yang sama dan setara, bahkan satu sama lain saling melengkapi. Sebagaimana diketahui, dalam ajaran Islam, kedudukan manusia itu sama, hanya iman dan ketakwaan sajalah yang membedakan satu dengan yang lain.

Jika pada masa jahiliah, perempuan dianggap sebagai pembawa sial dan tidak dapat menyumbangkan apa pun dalam peperangan, maka Islam mengubah persepsi tersebut. Dalam peperangan melawan kaum Quraisy, tidak hanya kaum lelaki saja yang terjun, kaum perempuan juga ikut andil dalam setiap peperangan.

Salah satu tokoh perempuan yang aktif dalam beberapa perang misalnya adalah Shafiyyah, bibi Rasulullah Saw. Saat perang khandak, ia menjadi seorang mata-mata. Ia dengan baik memperhatikan seorang penyusup yang telah menemukan pertahanan benteng. Dengan sigap, ia lalu mengatur strategi untuk mendesak dan membunuh penyusup tersebut sebelum mereka bisa melakukan hal-hal yang berbahaya bagi kaum perempuan dan anak-anak.

Kaum perempuan juga turut ambil bagian dalam perang Badar. Mereka melakukan tugas untuk memberi minum para prajurit dan merawat yang terluka. Dalam perang Uhud, perempuan bernama Nusaibah binti Ka’ab melindungi Rasulullah Saw., dari serangan musuh dengan pedangnya, bahkan sesekali beliau sempat melepaskan anak panah.  Fakta-fakta tersebut mematahkan anggapan orang-orang Arab jahiliah yang menggangap bahwa perempuan tidak bisa ikut berperang.

Demikianlah, Islam telah mengangkat derajat kaum perempuan setinggi-tingginya bahkan setara dengan kaum lelaki. Efeknya bisa dirasakan bahkan sampai hari ini. Di era ini, banyak kaum perempuan yang telah berhasil mengisi pos-pos yang dulu hanya diduduki oleh para lelaki misalnya pilot, polisi, anggota DPR, pimpinan partai bahkan seorang presiden.

Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan menjadi sebuah keharusan pada era ini. Meskipun, perempuan tetap tidak bisa lari dari kodrat dan tanggungjawabnya sebagai seorang perempuan. Kodrat tersebut misalnya melahirkan dan merawat anak-anak dan patuh kepada suami. Tentu saja, kedudukan istimewa para perempuan di era ini tidak pernah terlepas dari sentuhan ajaran agama Islam yang tidak diskriminatif dan tidak sewenang-wenang terhadap para perempuan.

Bagikan Artikel ini:

About Nur Rokhim

Mahasiswa Pasca Sarjana Sejarah Peradaban Islam UIN Sunan Kalijaga. Aktif di Majalah Bangkit PWNU DIY

Check Also

syariat perang

Detik-detik Hamzah bin Abdul Mutholib Gugur di Medan Perang Uhud

Pada bulan Syawal tahun ke-3 Hijriyah, terjadi pertempuran hebat antara umat Islam dan kaum kafir …

syawal

Mengenal 5 Peristiwa Penting di Bulan Syawal

Saat ini, umat Islam masih berada di bulan Syawal atau bulan kemenangan setelah sebelumnya selama …