Kenapa kita harus memilih ulama Pertanyaan sekaligus judul tulisan sangat penting menjadi refleksi awal kita dalam memahami ulama yang menjadi panutan umat Di tengah laju teknologi informasi yang sangat cepat menjadi sosok ulama lebih banyak ditampilkan daripada tampil secara alamiah Ditampilkan ini sangat mudah karena akses teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan kapan saja dan dimana saja Tinggal modal surban pakaian ala kiai tasbih dan lainnya Berbeda dengan para ulama yang secara alamiah membimbing masyarakat tak pernah berfikir atau kepikiran tampil dan ditampilkan di jagat maya Belum lagi saat ini banyak fitnah dan hoax yang bertebaran dimana mana karena suhu politik yang seringkali membuat kabur umat dalam memilih seorang ulama Ada kabut yang sangat tebal sehingga umat kehilangan arah dan pandangan untuk mendekat dengan ulama Sebagai refleksi awal kita bisa menengok kisah Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy ari sebagai seorang ulama yang difitnah dan diberitakan bohong oleh oknum kelompok masyarakat saat itu Mereka meyebarkan berita bahwa Hadratussyekh KH Hasyim Asy ari keluar dari NU Melalui Berita Nahdlatoel Oelama Pengurus PBNU sibuk mengklarifikasi berita bohong tersebut yang termuat di edisi No 7 1 Ferbruari 1936 halaman 15 Karena sebelumnya atas berita tersebut terjadi kegemparan warga NU di Bondowoso sampai seorang warga NU dari Cikarang pun mengirim surat langsung ke kantor NU di Surabaya menanyakan hal itu Menurut Kiai Saifuddin Zuhri orang yang memfitnah dan menghujat NU berawal dari tak memahami dan atau sengaja tak mau paham Secercah Dakwah 1983 Hal itu biasanya bersumber dari watak arogansi Tahun 1935 redaksi Berita Nahdlatoel Oelama edisi 15 Desember 1935 No 4 tahun ke 5 hal 46 47 memberikan menggambarkan terkait fitnah yang menyerang para ulama saat itu Ulama ulama yang mendapat hadiah fitnah dan cacian ini akhirnya tak dapat membiarkan diri karena berkeyakinan tahlil talqin ziarah itu berdasarkan asas beragama yang benar Ulama ulama itu bangun meniup terompet persatuan dan tunduk di bawah kebenaran Mereka menentang taqlid padahal mereka pada hakikatnya taqlid juga pada pendapat pemimpinnya Dan pendapat pendapat mereka yang kemudian berbeda dengan kebanyakan orang NU itu sebetulnya sudah ada pada zaman kuno Baca Juga Muharram Momentum Berbenah Diri di Era MedsosFitnah dan hoax memang tidak mudah mendeteksi bagi kalangan masyaraka awam Makanya di tengah kemudahan akses teknologi saat ini semua masyarakat harus kembali memilih ulama yang sesuai dengan kaidah keulamaan Tidak bisa asal memilih ulama karena sangat mudah tipuan itu didesain sedemikian rupa Makanya gerakan kembali kepada ulama panutan harus selalu digaungkan karena masyarakat awam butuh informasi yang mudah didapatkan terlebih dari sumber dari yang terpercaya Waspada Tanda tanda Untuk memahami sifat keulamaan kita bisa belajar kepada Imam al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin Menurut Prof Muhammad Machasin 2017 tanda tanda ulama yang bervisi akhirat sangat jelas diuraikan oleh Imam al Ghazali Pertama tidak mencari dunia dengan ilmunya Kedua apa yang dilakukannya tidak berbeda dengan apa yang dikatakannya dan tiap kali menyuruh melakukan sesuatu dia mesti yang pertama melakukannya Ketiga perhatiannya adalah belajar ilmu yang berguna bagi kehidupan akherat yang mendorong kepada ketaatan seraya menjauhi ilmu ilmu yang sedikit manfaatnya dan di dalamnya banyak perdebatan dan katanya katanya Keempat tidak cenderung untuk bersenang senang dengan makan dan minum pakaian yang indah peralatan dan rumah yang mewah melainkan sekedarnya saja dalam semua itu Kelima menjauhi penguasa tidak mendatanginya sama sekali dan tidak bergaul dengannya karena dunia itu manis dan hijau sementara talinya ada di tangan para penguasa dan orang yang bergaul dengan mereka pastilah untuk membuat mereka suka kepadanya sedangkan mereka orang orang zalim Keenam perhatiannya dicurahkan kepada ilmu batin mengawasi hatinya sendiri mengenali jalan akherat dan cara menempuhnya harapan yang tulus agar semua itu tersingkap melalui mujahadah mengendalikan diri dan mur qabah mengawasi diri dengan ketat Ketujuh sangat peduli pada penguatan keyakinan Kedelapan berduka sedih diam seraya menunjukkan bekas rasa takut kepada Allah dalam setiap tingkah lakunya ucapannya diamnya selalu kelihatan ingat kepada Allah menunjukkan bahwa dia punya ilmu Kesembilan pencariannya dicurahkan kepada ilmu tentang amal dan yang merusak amal mengharu biru hati mengobarkan waswas dan menyebarkan keburukan karena pokok agama adalah menjaga diri dari terjadinya keburukan Kesepuluh sandarannya dalam ilmunya adalah penglihatan batinnya dan pengenalannya atas kebersihan hatinya bukan pada lembaran catatan dan buku tidak pula pada mengikuti apa yang didengarnya dari orang lain Kesebelas menjaga diri dengan keras dari mengikuti hal hal baru dalam beragama meskipun sudah disepakati oleh mayoritas orang Penjelasan Imam al Ghazali memang tidak mengelaborasi terkait masyarakat tetapi fokus pada individu Di sini jelas sekali untuk membangun masyarakat yang penuh maslahah maka rujukannya adalah pribadi setiap individu yang ta at dengan syari at apalagi kriteria seorang ulama Makanya tanda tanda ulama menurut Imam al Ghazali masih sangat relevan sampai hari ini Rujukan umat ya seperti yang disampaikan Imam al Ghazali itu yang dalam sejarah sudah teruji dalam menyampaikan syariat Islam kepada masyarakat Muhammadun
Check Also
Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?
Meskipun arus puritanisasi mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …
Shalat Ghaib untuk Korban Bencana
Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah