Asma Binti Abu Bakar
Asma Binti Abu Bakar

Keteguhan Asma’ dalam Kehidupan yang Penuh Derita

Asma’ binti Abu Bakar. Siapa yang tidak kenal denga wanita luar biasa ini. Wanita suci, cerdas, berakhlak mulia, wara’ dan memiliki keteguhan sikap yang sangat luar biasa. Ia juga memiliki lisan yang sangat fasih dan hati yang sangat lembut.

Terlahir dari keluarga yang sangat terhormat. Ayahnya adalah sebaik-baik manusia setelah nabi dan rosul, Abu Bakar As-Siddiq. Sahabat nabi yang telah dijamin masuk surga.

Dialah saudara perempuan ummul mu’minin ‘Aisyah Ra. Suami dari saudara perempuannya adalah manusia terbaik, pemimpin para nabi dan rasul. Muhammad Saw.

Kakeknya “Abu Quhafah” termasuk orang yang mendapatkan kemuliaan di sisi nabi. Adapun suaminya, adalah sahabat nabi yang mendapat gelar hawari nabi (penolong nabi) dan salah seorang dari sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga. Yang petama kali mengunuskan pedangnya di jalan Allah. “Zuubair bin Awwam”.

Dan anaknya adalah seorang Khalifah yang memiliki ilmu yang sangat luas. “Abdullah bin Zubair bin Awwam”.

Dialah Asma’ binti Abu Bakar, wanita yang telah mencatat tinta emas dalam sejarah Islam, yang telah memberikan contoh yang sangat menarik.

Keteguhan Asma’ yang Berakar dari Iman

Dikisahkan, suatu ketika Abu Bakar keluar dengan membawa semua hartanya pada saat hijrah. Kisah ini diceritakan oleh Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair, bahwa Ayahnya memberitahukan kepadanya dari neneknya, Asma binti Abu bakar.

Asma berkata, “ketika Rasulullah saw keluar, Abu Bakar keluar bersamanya dengan membawa semua hartanya sebanyak lima ribu atau enam ribu Dirham. Kemudian ia berjalan bersamanya.”

Selanjutnya Asma’ berkata, “Kakekku, Abu Quhafah yang telah hilang penglihatannya masuk ke tempat kami, ia berkata: “Demi Allah, aku tahu ia telah membuat sedih kalian dengan membawa hartanya”

Asma’ berkata, “aku katakana kepadanya, ‘Tidak wahai kakekku, sesungguhnya ia telah meninggalkan untuk kami kebaikan yang banyak”

Asma’ berkata, “Aku  mengambil beberpa batu, aku letakan di sebuah lubang yang ada di dalam rumah di mana ayahku dulu menaruh uangnya di situ. Kemudian aku tutup dengan kain, lalu aku pegang tangannya. Aku katakan kepadanya “Wahai Kakekku, letakan tanganmu di atas harta ini.’

Ia pun meletakan tangannya, dan berkata, ‘tidak apa-apa, apabila ia meninggalkan untuk kalian harta ini, ia telah berbuat baik dan ini akan cukup untuk kalian’.”

Asma’ berkata, “Demi Allah, tidak. Sebenarnya Abu Bakar tidak meninggalkan sesuatu pun untuk kami, akan tetapi aku hanya ingin menenangkan hati kakekku dengan batu tersebut.”

Di sini Asma’ memberikan contoh yang mulia untuk para wanita muslimah secara keseluruhan. Suatu sikap sabar dan ikhlas ketika berada  dalam kehidupan yang penuh kekurangan, kelaparan, dan kekurangan makanan.

Di sini beliau memberikan pengertian kepada setiap muslimah, bahwa jika harta mereka diambil untuk dijadikan sebagai dana dalam kepentingan dakwah dan membentuk umat yang Islami maka biarkan hilang semua kelezatan dunia, perutpun menjadi kosong, dan jiwa menjadi gelisah. Karena pahala dari itu semua tercatat dalam buku amalan, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.

Peran Penting Asma di Saat Genting

Dialah Asma’ binti Abu Bakar. Wanita yang telah menjaga rahasia Nabi yang pergi berhijrah ke Madinah bersama Ayahnya. Ia tidak membongkarnya walaupun di hadapkan dengan berbagai macam bahaya.

Dari Abu Ishaq, ia berkata, “Dikisahkan kepada kami bahwasanya Asma’ berkata, “Telah datang Abu Jahal bersama beberapa orang Quraisy lainnya, lalu aku keluar menghadap mereka, mereka berkata, ‘Dimana ayahmu ? aku berkata, ‘demi Allah aku tidak tahu dimana ayahku? Lalu Abu jahal mengangkat tangannya dan memukul pipiku  dengan pukulan yang sangat keras, sehingga copot anting-antingku. lalu mereka pergi.”

Tidak hanya itu, Asma’ pun memiliki andil dalam hijrah Nabi dan ayahnya ke madinah, keberaniannya yang sangat luar biasa sering mengalahkan keberanian para kaum lelaki. Dalam keadaan genting dan hari masih gelap, dengan keadaannya yang sedang hamil, melewati jalan yang sangat tandus dan panjang, mendaki gunung, demi  membawakan makanan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh Rasul dan juga Ayahnya.

Bahaya-bahaya dari kaum Quraisy yang sangat mungkin ia dapatkan selama perjalanan, tidak ia gubris sedikitpun, keyakinannya bahwa Allah akan menjaganya sangatlah kuat sehingga tidak tertinggal sedikitpun rasa takut dalam hatinya.

Itulah sepenggal kisah penderitaan Asma’ yang ia tepis dengan keberanian dirinya dan keyakinan akan pertolongan Rabbnya. Sejarah telah mencatat dirinya sebagai wanita yang tidak akan pernah berhenti lisan menyebutNya.

Semoga kita bisa menjadi Asma’-Asma’ zaman ini yang tangguh akan penderitaan dan memiliki keberanian dan keyakinan yang sangat luar biasa.

Bagikan Artikel ini:

About Diah Nuruddiniah

Alumni STIBA Ar-Raayah Sukabumi, Mahasiswi PTIQ Program Master Pendidikan Islam

Check Also

tidak takut corona

Ketika Wabah Tak Kunjung Punah, Inilah pelajaran dan Hikmah yang Harus Diambil

Beginilah seorang muslim menyikapi wabah yang tak kunjung punah, yang kerap membuat penduduk bumi panik …

corona mahkluk allah

Corona adalah Makhluk Allah, Bagaimana Muslim Menyikapinya

Pada dasarnya virus corona adalah salah salah satu makhluk Allah yang diciptakan pasti dengan hikmah …