al-quran
al-quran

Ketika Al-Qur’an Dilecehkan, Ini Anjuran Para Ulama

Seorang wanita di Makasar, Sulawesi Selatan, mendadak viral ketika beredar video di media massa wanita tersebut  mendatangi beberapa orang yang memakai peci, lalu melempar mushaf al Qur’an dan mengancam akan merobeknya.

Bila melihat fenomena seperti ini tentu kita sebagai umat Islam akan geram dan emosi karena al Qur’an dilecehkan. Karena secara tidak langsung ia juga menghina ayat-ayat Allah. Namun begitu, dalam menentukan sikap terhadap penista al Qur’an dan penghina ayat-ayat Allah, kita harus melihat tuntutan dari al Qur’an itu sendiri.

Allah berfirman, “Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam al Qur’an, bahwa apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kalian duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kalian berbuat demikian), tentulah kalian serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di dalam jahannam”. (QS. al Nisa: 149).

Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman, “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang dzalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka, tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa”. (QS. al An’am: 68-69).

Dalam kitab tafsirnya, Syekh al Mutawalli al Sya’rawi, ketika menafsiri dua ayat ini menulis, Allah memerintahkan kepada Nabi supaya meninggalkan mereka yang melecehkan ayat-ayat al Qur’an. Tidak boleh menjalin persahabatan dengan mereka, tidak perlu menggubris pelecehan itu. Demikian juga para sahabat Nabi hendaklah berbuat demikian pula.

Keterangan ini diperjelasa oleh Wahbah al Zuhaili dalam karyanya Tafsir al Munir, jika berpaling dari mereka yang memperolok ayat-ayat Allah maka tidak ada dosa. Bahkan menurut Imam Mujahid dan Imam Ibnu Juraih, meskipun umat Islam yang bertakwa duduk bersama mereka yang mengolok ayat-ayat Allah mereka tetap tidak berdosa.

Dengan demikian, ketika ada orang yang menghina al Qur’an, atau merobek dan melemparkannya, cukuplah kita dengan halus memperingatkan pelaku supaya sadar dan tidak melakukan hal itu. Jika masih bersikeras tindakan paling bijak adalah melaporkan kepada yang pihak berwajib supaya di proses secara hukum.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

sikap orang tua terhadap anak

Ketika Orang Tua Durhaka Kepada Anaknya

Selama ini yang lazim kita dengar adalah anak durhaka kepada orang tua. Sementara hampir tidak …

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …