Kesuksesan merupakan sebuah tujuan dalam hidup setiap manusia. Namun kesuksesan sama seperti kebahagiaan memiliki cara dan pandang berbeda-beda. Dengan kata lain sukses bisa dikatakan sangat subjektif. Berada di titik tertentu mungkin bagi seorang sudah bahagia dan sukses, walaupun dalam pandangan yang lain masih belum memadai.
Karena itulah, sukses adalah bagian dari cara kita memandang masalah dan kehidupan. Seseorang tidak perlu berupaya untuk disegani dan ditakuti agar menjadi sukses. Sukses adalah bagaimana seseorang merasa senang, tenang dan bahagia dengan apa yang telah dilakukan.
Rasulullah memberikan suatu kriteria menarik tentang siapa sebenarnya orang sukses. Sukses adalah pribadi muslim terbaik. Lalu bagaimana menjadi muslim terbaik itu?
Sejenak manusia hendaknya merenung tentang hadits Rasulullah yang berbunyi :
ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨﺎﺱِ ﺃَﻧْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻟِﻠﻨﺎﺱِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad).
Menjadi sukses adalah menjadi manusia terbaik. Menjadi manusia terbaik menurut Rasulullah adalah manusia yang memberi kemanfaatan dan kemashlahatan bagi manusia lainnya. Sukses bukan sekedar manfaat bagi diri sendiri, tetapi memberikan bekas manfaat kepada orang lain. Sukses bukan merasa bahagia terhadap diri sendiri, tetapi memberikan bahagia kepada orang lain.
Inilah kata kunci yang sangat indah bagaimana Islam memandang pribadi yang sukses. Prinsip memberikan manfaat adalah upaya sangat mulia. Manusia tidak akan pernah berarti jika tidak mampu memberi dan berbagi. Sukses tidak dinilai dengan apa yang dimiliki, tetapi apa yang sudah diberi.
Bagian terpenting dari sebuah kesuksesan dalam Islam adalah kemanfaatan kepada orang lain. Jika engkau sudah kaya tetapi belum memberikan manfaat dengan hartanya kepada orang lain itu belum sukses. Jika engkau menjadi penguasa tetapi belum memberikan kemashlahatan dengan kekuasaannya kepada orang lain itu juga bukan orang sukses.
Sukses dalam Islam adalah investasi kemanfaatan kepada orang untuk pahala di akhirat. Sukses memiliki dua sisi untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ketika seseorang meninggalkan manfaat kepada orang lain, kemanfaatan itu tidak akan pernah hilang dalam ingatan seseorang dan tidak akan pernah sirna menjadi amal yang kekal.
Orang yang meninggalkan hal yang berguna dan bermanfaat termasuk salah satu golongan yang akan mendapat keberuntungan di akhirat. Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan, “Jika seseorang meninggalkan sesuatu yang tidak berguna, kemudian menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat, maka tanda Islamnya yang baik telah sempurna.”
Yang disebutkan dengan hal yang berguna di sini tidak hanya berkaitan dengan perilaku atau perbuatan semata, namun juga dari perkataan atau ucapan. Di era internet, seperti sekarang ini banyak sekali kita temukan perkataan yang tidak berguna, bahkan cenderung melukai manusia yang lainnya.
Seorang Muslim sejati yang baik akan selalu melakukan hal-hal yang berguna dan menjauhi hal-hal yang sia-sia dan tak bermanfaat. Muslim sejati akan selalu memberikan kemanfaatan kepada manusia lainnya, baik melalui lisan maupun perbuatannya. Itulah sesungguhnya takaran orang sukses dalam Islam.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah