strategi komunikasi rasulullah
strategi komunikasi rasulullah

6 Strategi Komunikasi dan Kunci Sukses Dakwah ala Rasulullah

Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi merupakan kunci utama seseorang dalam menjalin hubungan sosial. Kita tahu, Rasulullahpun dalam berdakwah juga sangat mempertimbangkan strategi komuniskasi. Beliau selalu menimbang untuk menyampaikan ceramahnya kepada lawan bicaranya.

Rasulullah sangat ahli dalam Human Relationship dan karena itulah salah satu alasan mengapa beliau berhasil melaksanakan tugas-tugasnya, baik sebagai seorang Rosul, pemimpin, maupun usahawan.

Pentingnya adab atau etika dalam berbicara antar sesame memang perlu kita pelajari. Dalam menggunakan bahasa atau berbicara dengan lawan bicara kita tentu harus menggunakan bahasa yang baik, mudah dipahami dan dimengerti. 

Rasulullah telah mencontohkan kepada kita. Betapa lembut dan dan santunnya Rasulullah. Sehingga masing-masing lawan bicaranya merasa dia yang paling di muliakan Rasulullah.

Dalam berbicara dengan lawan biacara, kita harus menggunakan tata karma dan tutur kata yang baik. Gaya komunikasi yang diterapkan oleh Rasulullah dan juga para sahabatnya, mengedepankan sikap menghargai terhadap orang lain, sehingga mampu melahirkan konsep marketing yang sempurna.

Akhlak yang baik akan mengeluarkan bahasa yang baik. Jadi, apabila manusia memiliki akhlaknya baik maka ungcapan dan ungkapan yang ia gunakan juga akan baik. Adapun beberapa etika berbicara yang yang diajarkan oleh Rasulullah.

1. Berbicara menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk memudahkan lawan bicara memahaminya.

Manusia hendaknya mampu berbicara secara efektif dan mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Perhatiakan siapa lawan bicaranya kemudian sesuaikan kemampuan atau kapasitas lawan bicara (komunikan). 

Dengan mengerti siapa lawan bicara dan seperti apa sifat dan sikap yang ia miliki akan memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan dirinya. Hal ini penting karena mampu meminimalkan kesalah pahaman atas apa yang disampaikan kepada lawan bicara.

2. Bertutur kata yang baik, dan jika tidak mampu maka lebih baik untuk diam

Adab Nabawi dalam berbicara yakni “berhati-hati dan memikirkan terlebih dahulu sebelum berkata-kata. Setelah direnungkan bahwa kata-kata itu baik, maka hendaknya ia mengatakannya. Sebaliknya, bila kata-kata yang ingin diucapkannya jelek, maka hendaknya ia menahan diri dan lebih baik diam.”

3. Berkomunikasi secara tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya.

Rasulullah SAW bersabda, “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka.” (HR. Muslim)

Yakni berbicara dengan perkataan baik, pantas, santun, dan tidak menyakiti ataupun menyinggung perasaan orang lain. Dengan kata lain, saat komunikasi berlangsung, sebisa mungkin isi pembicaraan diarahkan untuk kebaikan dan manfaat bagi masing-masing pihak.

4. berbicara dengan singkat dan berkata mengandung perkataan yang mulia dan penuh penghormatan terhadap komunikan.

Orang yang senang berbicara lama-lama akan sulit mengendalikan diri dari kesalahan. Kata-kata yang meluncur bak air mengalir akan menghanyutkan apa saja yang diterjangnya, dengan tak terasa akan meluncurkan kata-kata yang baik dan yang buruk. Ka-rena itu Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang kita banyak bicara.

Selain itu, hendaknya manusia jika berbicara dengan seseorang, hal yang patut kita ingat adalah ketikan berbicara atau mengungkapkan sesuatu tidak mengandung kata-kata yang merendahkan lawan bicara, baik tanpa sengaja maupun disengaja.    

5. Tidak berkata dusta dan tidak membicarakan setiap yang didengar

Dunia kata di tengah umat manusia adalah dunia yang campur aduk. Seperti manusianya sendiri yang beragam dan campur aduk; shalih, fasik, munafik, musyrik dan kafir. Karena itu, kata-kata umat manusia tentu ada yang benar, yang dusta; ada yang baik dan ada yang buruk. Karena itu, ada kaidah dalam Islam soal kata-kata, ‘Siapa yang membicarakan setiap apa yang didengarnya, berarti ia adalah pembicara yang dusta’. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam.

6. Berbicara sesuai kemampuan dan ilmu yang dimiliki

Tidak perlu merasa mengetahui segalanya. Hanya berbicara pada kadar kemampuan yang dimiliki. Tidak boleh memaksakan diri untuk bisa segalanya apalagi berkaitan dengan masalah hukum dan fatwa. Termasuk menghindari untuk berbicara yang didasari ketidaktahuan seperti  ramalan, masalah ghaib atau dalam hal yang tidak berguna hanya membuang-buang waktu dan berpengaruh pada retaknya persaudaraan dan menimbulkan permusuhan.

Itulah cara komunikasi yang baik yang diajarkan Rasulullah yang sangat penting juga dijadikan panduan dalam berdakwah. Dakwah sangat terkait dengan komunikasi. Karena itulah, lakukan dakwah dengan cara komunikasi yang baik agar menghasilkan sesuatu yang baik.

Bagikan Artikel ini:

About Eva Novavita

Check Also

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (3) : Kisah Raja Sulaiman dan Ratu Balqis

Setelah Nabi Daud wafat, kini Nabi Sulaiman meneruskan tahta kerajaan dan memimpin Bani Israil. Seperti …

singgasana sulaiman

Cerita Nabi Sulaiman untuk Anak (2) : Nabi Sulaiman dan Perempuan Korban Pemerkosaan

Sebelumnya sudah diceritakan tentang kecerdasan Nabi Sulaiman dalam memecahkan masalah. Kisah kehebatan Nabi sulaiman tak …