Sejatinya, banyak hikmah yang bisa kita petik dari pandemi corona di Indonesia. Selain meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian, virus ini membuka ruang kesadaran kita dalam beraktifitas dan berpikir.
Banyak sekali hikmah, namun, Penulis hanya mengambil lima message dari coronoa ini. Pertama, pilihlah makanan yang baik bagi kesehatan, dan tentunya, jaga pula kehalalannya. Jauhi makanan dan minuman Haram.
Bukankah salah satu anggapan kuat bahwa awalnya virus muncul setelah binatang binatang liar, buas seperti kelelawar dibantai dengan kasar atau dibakar hidup hidup lalu dikonsumsi?
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: “Wahai orang orang yang beriman, makanlah sesuatu yang baik dari apa yang telah kami rizkikan kepada kalian, bersyukurlah kepada Allah jika memang kalian hanya menyembah kepadaNya”. QS:Al-Baqarah:172
Fahr al-Din al-Razi mengatakan bahwa sesuatu yang baik itu adalah sesuatu yang halal. Karena sesuatu yang halal mengandung hal yang baik bagi kebutuhan tubuh manusia (Mafatih al-Ghaib, 3/21).
Kedua, Jangan lagi berpakaian minim lagi ketat mengumbar aurat. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita berpakaian serba tertutup? dan semua agama Samawi memuliakan pakaian yang rapi, bersih dan sopan.
Allah berfirman :
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.QS:Nur:30
Kewajiban “memelihara kemaluannya” dari perbuatan zina cakupannya juga meliputi kewajiban menutupi aurat. (Rawa’i’ al-bayan, 2/152).
Mayoritas Ulama’ Fikih memberikan standarisasi bahwa wanita hanya diperkenankan melihat anggota laki laki selain anggota antara pusar dan lutut. Sementara laki laki tidak boleh melihat sekujur badan wanita. Rawa’i’ al-bayan, 2/153
Ketiga, Jaga ucapan, makanan, dan pendengaran. Bukankah masker Covid-19 telah mendidik kita menutup mulut, lidah, telinga dan hidung?
Nabi bersabda :
ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت
Artinya : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam saja.HR: Bukhari:5679
Keempat, Jika pandemi sudah usai, jangan lagi malas ke rumah rumah Ibadah, Masjid dll. Bukankah Covid-19 telah mendidik kita, bagaimana sedih dan stress nya kita tanpa ada tempat memohon, berdoa, tak bisa beribadah berjamah dan shalat di Masjid dalam suasan batin yang damai.
Bagaimana sedihnya melepas saudara kita yang meninggal tanpa dishalatkan beramai ramai di Masjid? Ayo makmurkan masjid setelah pandemic ini reda. Sesuai firman Allah :
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka. QS: Taubah:17
Al-Jashshash berkata: memakmurkan masjid itu bisa secara fisik atau dengan kegiatan keagamaan. (Ahkam al-Qur’an, 2/87).
Kelima, Jangan lagi pernah abaikan rumah, keluarga dengan terlalu sibuk di luar rumah. Bukankan Covid-19 telah mendidik kita untuk banyak tinggal di dalam rumah bersama keluarga? Keluarga adalah segala galanya, seorang anak menjadi harapan orang tua, dan pria menjadi suami dan ayah yang baik, wanita menjadi istri dan ibu yang baik.
Nabi bersabda :
خيركم خيركم لأهله ، وأنا خيركم لأهلي
Artinya : Sebaik baiknya kalian adalah kalian yang memberikan yang terbaik untuk keluarga. Dan saya (Rasulullah) adalah paling baik di antara kalian terhadap keluarga. HR:Ibnu Hibban:4238
Mesti kita berterima kasih kepada corona. Tanpanya, mustahil kita memperoleh pelajaran berharga ini. Kehadiranmu (corona) yang tak kami harapkan, justru mencairkan hati kami yang beku. Sebelumnya, kuucap sayonara corona, sebelum Ramadhan tiba.