kejayaan islam di maroko
kejayaan islam di maroko

Maroko Menapak Semi Final World Cup 2022, Inilah Jejak Kejayaan Islam di Maroko

Sebelum bernama Maroko, negeri itu masyhur dengan sebutan Maghrib atau al Mamlakah al Maghribiyah (kerajaan barat), sebuah kerajaan Islam di Afrika Utara. Sebelah timur berbatasan dengan Aljazair, tenggara berbatasan dengan Sahara Barat, di barat berbatasan dengan Samudra Atlantik dan di utara berbatasan dengan Gibraltar.

Negara dengan ibu kota Rabat tersebut memakai bahasa Arab sebagai bahasa resmi, namun bahasa Perancis, Spanyol dan Berber juga dipakai. Negara ini memiliki kesamaan dengan Indonesia karena mayoritas penduduknya (98,7%) beragama Islam. Sisanya penganut Kristen dan Yahudi sebagai minoritas.

Ada dua versi catatan sejarah tentang masuknya Islam ke Maroco. Pertama, Islam masuk ke Maroko setelah Musa bin Nusair di era Al Walid I bin Abdul Malik Khalifah keenam Dinasti Umayyah menaklukkan Maroko di bawah panglima Tariq bin Ziyad. Kedua, Islam telah masuk ke Maroco setelah orang Arab menguasai negeri itu pada tahun 683 M.

Maroko pernah mencatatkan diri sebagai pusat peradaban Islam. Ilmu pengetahuan pernah berkembang pesat di sini. Hal itu bisa dilihat dari peninggalan sejarah Islam yang ada hingga saat ini.

Universitas dan Masjid al Qarawiyyin

Universitas al Qarawiyyin tercatat sebagai universitas tertua di dunia. Dibangun pada tahun 859 M. Diprakarsai oleh dua tokoh keturunan keluarga kaya di kota itu, yakni Fatimah dan Mariam. Pendirian universitas itu tak luput juga dari kontribusi para sultan yang berkuasa, salah satunya adalah Sultan Abu Syahid yang menganggarkan sebagian kas negara untuk kepentingan universitas al Qarawiyyin. Lebih dari itu, kerajaan juga menyokong pengadaan buku-buku dan kitab-kitab yang berkualitas untuk al Qarawiyyin. Al Qarawiyyin melahirkan banyak cendikiawan dan tokoh muslim diberbagai belahan dunia, termasuk ulama-ulama dan cendikiawan muslim Nusantara.

Masjid Koutoubia

Berlokasi di dekat Pasar Djemaa El Fna, kota Marrakesh. Berusia 850 tahun lebih dengan ciri khas menara masjid yang sangat megah. Meskipun berusia ratusan tahun bangunan masjid ini tetap berdiri kokoh hingga saat ini.

Masjid Hassan II

Masjid ini masih berdiri kokoh hingga saat ini. Memiliki menara setinggi 210 m. Di puncak menara, pada malam hari memancar sinar laser yang sangat terang dan mengarah ke kiblat. Sinar laser tersebut secara otomatis menunjukkan kemana arah kiblat. Disamping itu, masjid ini merupakan masjid terbesar yang bisa menampung 25.000 jamaah.

Keunikan Masjid al Hassan II adalah sebagian bangunan masjid berada di atas air Samudra Atlantik sehingga tampak sebagai masjid terapung apabila dilihat dari kejauhan. Sebagian lantainya terbuat dari kaca sehingga air Samudra Atlantik terlihat dari lantai tersebut. Seakan-akan, orang yang shalat disitu sedang shalat di atas air.

Penduduk muslim Maroko sangat plural. Muslim disana tidak menganut satu madhab. Ada sunni, Syi’ah dan aliran-aliran sufistik berkembang disana. Di tengah keberagaman itu, umat Islam disana bisa menghargai perbedaan tersebut sehingga kedamaian dan ketentraman terjaga.

 

 

Bagikan Artikel ini:

About Nurfati Maulida

Check Also

darah haid

Darah Haid Tuntas Tapi Belum Mandi Besar, Bolehkah Berpuasa?

Perempuan haid dilarang berpuasa. Tapi, larangan ini tidak bermakna diskriminasi Islam terhadap perempuan. Puasa ramadhan …

buah takwa

Bentuk Bahagia Menyambut Ramadan

Dalam kitab Durrotun Nashihin, ada yang yang berbunyi: “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, …