maroko
maroko

Menengok Maroko (2) : Enam Tarekat Sufi Besar Dunia Berasal dari Maroko

Ada ungkapan klasik yang mengatakan: “Jika belahan Timur (Masyriq) dunia Islam dikenal dengan Bumi para Nabi, maka belahan Baratnya (Maghribi) populer dengan Bumi para Wali”. Tentu tidak mengada-ada, tercatat setidaknya sekitar 5000 Dhareh (Makam Suci), yaitu kuburan Waliyullah (Wali Allah) yang aktif diziarahi oleh masyarakat lokal dan manca negara diberbagai pelosok Maroko.

Sebagian dari para pemilik makam suci tersebut adalah pendiri Tarekat tertentu yang masing-masing memiliki pengikut tradisional di Maroko dan berbagai negara Islam lainnya seperti di tanah air tercinta Indonesia. Tidak mengherankan jika Maroko disebut pula sebagai kerajaan para wali.

Tarekat (Bahasa Arab: طرقة), adalah nama sebuah “Metode” atau “Jalan”, yaitu praktek keagamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. Ia secara konseptual terkait dengan ḥaqiqat atau “kebenaran sejati”, yaitu cita-cita ideal yang ingin dicapai oleh para pelaku tarekat sufi.

Seorang penuntut ilmu agama akan memulai pendekatannya dengan mempelajari hukum Islam (Syariat/Fiqhi), yaitu praktik eksoteris atau duniawi Islam. Kemudian berlanjut pada jalan pendekatan mistis keagamaan yang berbentuk tarekat, melalui suluk (praktik spiritual) di bawah bimbingan seorang pemimpin tarekat, calon penghayat tarekat akan berupaya untuk mencapai ḥaqiqat (hakikat, atau kebenaran hakiki).

Sebuah tarekat selalu dinisbatkan kepada seorang Waliyullah sebagai mursyid atau pemimpin tarekat. Dengan kata lain identitas sebuah tarekat umumnya dipopulerkan dengan memakai nama atau panggilan pendirinya.

Seperti yang masyhur dikenal “asy-Syaziliyah” atau Tarekat Syaziliyah, nisbat kepada Syeikh Abu al-Hasan asy-Syazili; Tarekat Khalwatiyah, dinisbatkan kepada Syeikh Mohamed bin Abdellah Al Husaini as-Saqwati; Tarekat Tijaniyah, dinisbatkan kepada Syeikh Abu al-Abbas Ahmed at-Tijani; dan lain-lainnya, sebagai sebutan-sebutan yang mendekatkan pada Waliyullah pendirinya.

Sebagai catatan, bahwa sebuah Tarekat bukanlah firqah (golongan) dalan Islam, karena semua tarekat berasaskan atas aqidah Ahlussunnah Waljama’ah dari ajaran Al-Asya’irah dan atau Al-Maturidiyah, serta pengikut salah satu dari empat Mazhab Sunnah. Yang membedakan antara satu Tarekat dengan lainnya hanya pada ritual tata cara pelaksanan ibadah dan suluk menempuh jalan menuju kepada haqiqat yang ditargetnya.

Sejarah Munculnya Tarekat

Menurut pemerhati tarekat bahwa sejarah munculnya tarekat dalam Islam telah melalui fase yang sangat panjang, yaitu semenjak awal datangnya agama Islam itu sendiri. Adalah Rasulullah SAW membagikan wirid-wirid khusus kepada beberapa orang sahabat tertentu yang disesuaikan dengan peranan dan karakter sahabat yang dipilih dan atau yang memintanya langsung kepada Nabi.

Oleh karena itu, Sahabat Abu Bakar Asshiddiq ra. misalnya mengamalkan zikir lafdzul jalalah (الله) sebagai wiridnya. Sedangkan Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra. melazimkan zikir (لا آله إلا الله) sebagai wiridnya pula. Kemudian dari wirid kedua sahabat besar itulah selanjutnya dikembangkan oleh para pengikut masing-masing sehingga menjadi dua Tarekat, yaitu tarekat “Bakariyah” nisbat kepada Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra., dan tarekat “Alawiyah”, nisbat kepada Sayyidina Ali bin Abu Thalib ra.

Kedua tarekat induk yang disebutkan terakhir di atas selanjutnya bertemu dan menyatu pada masa Imam Abul Qasim Al Junaidi Al Baghdadi, kemudian berkembang menjadi Khalwatiyah dan Naqsyabandiyah. Demikian berlangsung hingga datang keempat wali Qutub yang dikenal dalam Islam, yaitu; Syeikh Arrifa’i, Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, Syeikh Ahmad Al Badawi, dan Syaikh Addasuqi.

Para wali Qutub ini memproklamirkan tarekat masing-masing menjadi empat pilar tarekat, dan di antaranya ada yang menambahkan beberapa zikir dan do’a-do’a khusus yang menjadi wirid khas tarekatnya. Hingga hari ini telah marak nama-nama tarekat turunan yang tersebar di seluruh penjuru dunia, tetapi keseluruhannya tetap merujuk pada empat tarekat induknya. Dan ditambahkan pula wirid-wirid Syaikh Abu al-Hassan as-Syazili menjadi wirid-wirid populer pada hamper semua tarekat yang ada dan berkembang di dunia dewasa ini.

Tarekat-tarekat Besar Dunia dari Maroko

Kerajaan yang terkenal dengan sebutan negeri seratus ribu wali ini tumbuh dan berkembang di dalamnya puluhan Zaouiyah dan Tarekat Sufi terkenal, bahkan sebagian dari para waliyullah asal Maroko memilih mengembangkan Zaouiyah dan tarekatnya jauh di luar negaranya. Di antara taraket besar asal Maroko yang dapat Penulis sebutkan di sini, sebagai berikut:

  • TAREKAT TIJANIYAH:

At-Tijaniyah atau populer Tarekat Tijaniyah, adalah salah satu tarekat besar sunni, yaitu dinisbatkan kepada Syeikh Abu al-Abbas Ahmed at-Tijani. Syeikh Abu al-Abbas mengenyam pendidikannya di Kota Fes – Maroko, dan meninggal tahun 1815 M.

Tarekat Tijaniyah mulai berkembang di daerah Bousamghoun di wilayah Baidh – Al Jazair. Ia merupakan salah satu Zaouiyah yang mempunyai pengaruh kuat di dunia, dan memiliki pengikut di banyak negara-negara Islam. Seperti Sudan; Sahara Selatan, yang mengembangkan selanjutnya ke Utara Afrika, membentang dari Maroko ke Senegal hingga Mesir. Pengikut Tarekat ini memproklamirkan dirinya sebagai Tijaniyah.

  • TAREKAT AISSAWIYYAH:

Aissawa atau Tarekat Aissawiyyah, merupakan Tarekat yang masyhur di Maroko, didirikan oleh waliyullah Syeikh Mohamed bin Issa al-Maghribi, wafat di Kota Meknes – Maroko tahun 1524 M. dan di makamkan di Meknes. Sumber Tarekat ini akarnya kembali pada Syeikh Mohamed bin Sulaiman Al Jazuli. Tarekat Aissawiyyah melekat kuat pada ingatan masyarakat berkat ketokohan pendirinya Mohamed bin Aissa sebagai seorang wali shaleh dan guru spritual yang disegani, ia menuntun murid-muridnya dengan perhatian tinggi pada bacaan Alquran, puji-pujian pada nabi, dan selawat pada Rasulullah SAW.

Pengikut Aissawa, sebutan lain dari Tarekat Aissawiyya, populer saat sekarang karena mempergunakan lantunan puji-pujian terhadap nabi dengan suara yang tinggi, yang diiringi dengan musik pada setiap pestifal ritualnya.

  • TAREKAT SYADZILIYAH:

As-Syaziliyah, adalah Tarekat sufi besar dunia, yang dinisbatkan kepada Waliyullah Syeikh Abu al-Hassan asy-Syazili. Lahir dan besar di daerah Syadzila – Maroko. Tokoh Tarekat ini sangat komitmen mempertahankan beberapa pemikiran dan aqidah tasawuf, selain ia juga terkenal dengan zikir Lafzul Jalalah (الله) atau kalimat pengganti nama ketiga (هو).

Central utama pengembangan Tarekat Syadziliya adalah Mesir, khususnya Kota Alexandria, Thantha, dan daerah Dasuq di wilayah Provensi Kafrussyeikh. Kemudian menyebar ke negara-negara Arab. Dan negara-negara yang lebih pro aktif mengembangkan tarekat ini adalah negara-negara Timur Islam, Suria, Jordania, Hadramaut – Yaman, dan juga Sudan serta Juzur Qamar, serta memiliki banyak pengikut di Indonesia.

Tarekat Syadziliya mengalami perkembangan pesat di dunia Islam, dan diperkirakan pengikutnya mencapai jutaan murid. Tarekat ini pula terhitung memiliki 15 cabang. Pengikut Tarekat Assyadziliya sangat antusias mensosialisasikan Tarekatnya, mereka sekarang telah memiliki Organisasi resmi, majalah triwulan, website resmi, dan beberapa kitab dan terbitan lainnya. Di antara pentolan Tarekat Syaziliyah yang terkenal adalah Syeikh Abu al-Abbas al-Mursi al-Andalusi dan Syeikh Ahmad ibnu Athaillah Assakandari al-Masri.

  • TAREKAT BOUDSYISYIYA:

Nama lengkapnya Tarekat Qadiriyah Boudsyisyiyah, adalah sebuah Taraket sufi yang lagi naik daun di Maroko saat ini. Boudsyisyiyah lebih bangga menisbatkan nama tarekatnya langsung pada Syeikh Abdul Qadir al-Jailani al-Baghdadi, yang populer pada abad ke-5 Hijriah. Sedangkan nama tambahkan Boudsyisyiyah diambil dari panggilan pesohornya sekaligus deklator berdirinya tarekat Qadiriyah Boudsyisyiyah yaitu Syeikh Sidi Ali bin Mohamed al-Boudsyisyi.

Adapun gelar Boudsyisyi yang disematkan kepada deklator Sidi Ali Boudsyisy karena – dahulu – pada masa paceklik yang menimpa Maroko ia gemar memberi makan kepada orang-orang susah di disekitar Zaouiyahnya dengan makanan disebut Dsyisya, yaitu jenis makanan yang masyhur di Maroko, maka dipanggil oleh masyarakat setempat Boudsyisa (Abu Dsyisya).

Sesuai kebijakan politik Kerajaan Maroko, dalam hal ini Kementrian Hobous atau Wakaf, belakangan ini telah merangkul semua kelompok tarekat di dalam negeri, di bawah sebuah Jam’iyah resmi yang dikomandoi oleh Tarekat Boudsyisyiya. Demikian untuk mencegah timbulnya fundamental-fundamental atas nama agama yang marak terjadi pada tahun-tahun terakhir ini. Meskipun demikian kelompok-kelompok Tarekat tersebut – umumnya – tidak dibolehkan terjun ke dunia politik praktis.

Boudsyisyiyah populer juga karena memiliki forum khusus yang didukung oleh lembaga kerajaan, yaitu “ملتقى العالمي للتصوف” atau Forum Tasawuf International, yang dipimpin langsung oleh Raja Maroko, yaitu semacam pertemuan ilmiyah yang dihadiri oleh pemerhati, ulama, dan pakar-pakar tasawuf dari berbagai penjuru dunia. Untuk mengkaji tema-tema kekinian.

  • TAREKAT AL BADAWIYAH

Tarekat al-Badawiyah dinisbatkan kepada Wali Quthub Syeikh Sidi Ahmed al-Badawi, Lahir di Kota Fes – Maroko, dan disana pula ia menghafal Alquran serta memperdalam ilmu Fiqhi Mazhab Maliki. Syeikh al-Badawi lebih populer di Mesir sebagai Waliyullah yang shaleh dan pejuang di Thantha.

Syekh al-Badawi pindah ke Mesir dan menetap di Thantha setelah pulang dari perjalanan haji bersama bapaknya tahun 637 H. Makamnya di Thantha merupakan tempat ziarah populer bagi pengunjung dari dalam dan luar Mesir hingga saat ini. Dan Institut al-Ahmari yang didirikan atas nama dirinya merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang bertaraf milik al-Azhar Assyarif.

  • TAREKAT KHALWATIYAH:

Tarekat Khalwatiyah atau Zaouiyah Khalwatiyah, didirikan oleh Syeikh as-Saqwati atau dikenal juga sebagai Sidi Mohamed bin Abdellah Al Husaini, berasal dari Saqial Hamra wilayah Selatan Maroko. Kemudian hijrah ke kota al-Khalil – Palestina dan mendirikan Tarekatnya Khalwatiya di sana dan mempunyai pengikut pada saat itu hingga ke Jordan.

Tempat ia memulai menggagas Tarekat Khalwatiya masih ada terpelihara di Kota Al Khalil sampai sekarang dengan Zaouiya Al Maghariba, sebutan lain dari bangsa Maroko.

Bagikan Artikel ini:

About Dr. Med Hatta

Koordinator Himpunan Alumni Marokko di Indonesia (HIMAMI)

Check Also

haji 2020

Hukum Menunaikan Haji Lebih dari Satu Kali

Berdasarkan kesepakatan ulama bahwa ibadah haji diwajibkan hanya satu kali saja seumur hidup dan jika sudah menunaikannya maka gugurlah kewajiban itu.

kota makkah

Kota Makkah (4) : Sentra Bisnis Tertua dan Pusat Spiritual dan Sosial Umat

Dahulu Kota Makkah tidak hanya menjadi pusat spiritual tetapi juga aktifitas sosial dan ekonomi dari berbagai negara.