kisah samson
kisah samson

Kisah Samson dan Hadiah Lailatul Qadar untuk Umat Islam

Jibril pernah membeberkan sebuah kisah heroik seorang pahlawan yang membuat Nabi Muhammad terkesima. Siapakah Sang Hero itu? Jibril menyebutnya dengan nama Syam’un al-Ghaziy (the Hero Syam’un).

Syam’un adalah adalah seorang Prajurit handal dan trengginas dengan kekuatan super. Ia mempunyai badan tegap berambut panjang.

Orang Indonesia mengenalnya dengan nama Samson. Ia berjuang di medan perang menumpas bangsa kafir selama seribu bulan lamanya.  Dengan senjata pusaka satu-satunya yang ia miliki, sebilah pedang dari tulang rahang unta (liha Jamal).

Dengan senjata itulah ia lalu menjadi prajurit yang paling ditakuti. Sekali sabetan senjata itu mampu menghabisi puluhan, ratusan, ribuan, jutaan, bahkan jumlah tak terbilang dari pasukan musuh.

Ia tak butuh bekal perang seperti makanan ataupun minuman. Sela-sela giginya mampu mengalirkan minuman air segar menawar dahaganya. Rasa laparnya terpenuhi dengan daging yang secara tiba-tiba muncul dalam mulutnya. Ia tinggal mengunyahnya.

Maka, kekuatannya tak pernah terkuras hilang. Walaupun ia mengamuk layaknya ‘Banteng Ketaton’. Menyaksikan kekuatan super yang dimiliki Syam’un, musuhnya menciut nyalinya.

Karena, perang hanya butuh kekuatan, tapi juga taktik, orang-orang Kafir mulai menyusun rencana licik. Mereka mulai mendekati istri Syam’un dengan iming-iming harta yang melimpah apabila ia mampu membunuh suaminya sendiri, Syam’un.

Pernah saat tidur, Syam’un diikat istrinya dengan belenggu besi, namun gagal. Syam’un dengan kekuatannya mampu menghancurkan belenggu itu. Berkali-kali rencana istrinya membunuh Syam’un, namun selalu mengalami kegagalan.

Hingga pada suatu ketika, tanpa disadari oleh Syam’un, Syam’un berkata: “ tidak ada yang bisa mencelakakan aku di dunia ini, kecuali rambutku ini”. Maka malam harinya, istrinya beraksi, memotong rambut Syam’un delapan helai rambutnya.

Empat helai digunakan untuk memborgol kedua tangan Syam’un. Sementara empat helai sisanya digunakan mengikat kedua kaki Syam’un. Keesokan harinya Syam’un terkulai lemas tak berdaya. Terikat lunglai di atas pembaringan. Semakin ia memberontak makin pula ikatan dari helai rambutnya itu erat mengikatnya.

Mendapatkan informasi bahwa Syam’un sudah tak berdaya, pasukan kafir datang berbondong-bondong menuju Rumah Syam’un. Mereka lalu menyeret Syam’un ke sebuah tiang kayu besar yang sudah disiapkan.

Dengan sadisnya, mereka mulai melucuti anggota badan Syam’un, daun telinganya dikerat lepas, dua bola matanya dicungkil keluar,  bibirnya digunting, lidahnya dipotong, kedua tangan dan kakinya dimutilasi. Namun Syam’un masih bernafas.

Di saat yang bersamaan Allah membisikkan kalimat ke telinga Syam’un, “ Apa yang kau inginkan dariKu untuk mereka?” Tanya Allah. Aku ingin Kau anugerahi aku kekuatan super yang bisa meluluhlantakkan tempat ini. Pinta Syam’un.

Maka Allah mengabulkan permohonan Syam’un. Dan, dengan secepat kilat, Syam’un menggerakkan sekujur tubuhnya, tiang kayu besar tempat ia diikat melesat ke langit. Syam’un menghentakkan kakinya ke tanah, tercipta gempa besar, seluruh Pasukan Kafir tewas seketika, tak ketinggalan istrinya yang durjana. Anggota badan Syam’un yang teraniaya dipulihkan seperti biasanya oleh Allah.

Pasca insiden mengerikan itu, Syam’un kemudian beribadah tiada henti kepada Allah selama seribu bulan; siangnya berpuasa, malamnya bermunajat. Tak jelas ending hidup Syam’un, hanya satu data sejarah ia terbunuh di medang perang.

Ketika Sahabat Iri dengan Kegigihan Jihad Samson

Sedetik Jibril menyelesaikan kisahnya, tiba-tiba suasana berubah menjadi hiruk-pikuk oleh tangisan para Sahabat Rasulullah. Betapa para sahabat mengimpikan Jihad seperti itu.

Para Sahabat lalu bertanya. Apakah Engkau tahu seperti apa pahala untuk Syam’un wahai Rasul? Aku tidak tahu. Jawab Rasul. Namun tak lama kegundahan Rasul dan Para Sahabatnya terobati dengan kehadiran Jibril yang membawa surat al-Qadar.

Seraya jibril berkata : wahai Muhammad, Allah berikan kepada Mu dan UmatMu ‘lailatul qadar’, satu ibadah yang dilakukan pada malam itu, maka ibadah itu masih lebih baik dari pada melakukan ibadah selama 70.000 bulan di malam lainnya.  

Keterangan lainnya mengatakan, dua rakaat shalat sunnah yang dilakukan pada lailatul qadar masih lebih baik dari pada berjuang selama seribu bulan di era Bani Isra’il. (Durrah al-Nasihin, al-Khubawi, 270-271. Bahr al-‘Ulum, Samar Khan, 4/425).

Syaikh Abdul Qadir al-Jilani mengatakan bahwa Lailatul Qadar memang tiada duanya, bahkan ketika dibandingkan dengan Nisfu Sya’ban sekalipun, lailatul qadar tetap unggul. (Kalam al-habib ‘alwi Ibn Syihab, 2/390).

Menurut taqiyuddin al-Subki, Kemuliaan lailatul Qadar mampu menutupi dosa-dosa seumur hidupnya. (Mukasyafah al-Qulub, al-Ghazali, 454).

Bagikan Artikel ini:

About Abdul Walid

Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

Check Also

hewan yang haram

Fikih Hewan (1): Ciri Hewan yang Haram Dimakan

Soal halal-haram begitu sentral dan krusial dalam pandangan kaum muslimin. Halal-haram merupakan batas antara yang …

tradisi manaqib

Tradisi Membaca Manaqib, Adakah Anjurannya ?

Salah satu amaliyah Nahdhiyyah yang gencar dibid’ahkan, bahkan disyirikkan adalah manaqiban. Tak sekedar memiliki aspek …