beda nuzulul quran dan lailatul qadar
Lailatul Qadar 1

Protokoler Qiyamu Lailatul Qadar Masa Pandemi Covid-19

Anugerah terbesar Allah SWT kepada hamba-Nya adalah menurunkannya Lailatul Qadar, yaitu malam kemulian yang terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir bulan Ramadhan setiap tahun. Lailatul Qadar disebutkan di dalam Al-Qur’an pada beberapa tempat, di antaranya Allah berfirman: “malam Lailatulqadr itu lebih baik dari pada seribu bulan” (QS. Al-Qadar: 3). Dalam ayat lain disebut juga sebagai malam “al-Mubarakah” seperti “sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan” (QS. Ad-Dukhan: 3).

Malam yang diberkahi di mana di dalamnya dilipat gandakan pahala, ganjaran, kebaikan, dan berkah. Jika seorang hamba mengerjakan ritus atau ibadah semalam saja di dalamnya, sama dan atau lebih utama dari beribadah selama 1000 bulan. Kemulian keistimewaan yang lain di malam itu, para malaikat diturunkan dari Langit, Allah berfirman: “pada malam itu turun para malaikat dan al-Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan” (QS. Al-Qadar: 4).

Maka damai dan sejahtera meliputi suasana pada malam itu, serta anugerah dan kebaikan melimpahruah di dalamnya. Oleh karena itu, mengerjakan shalat Lailatul Qadar ganjarannya adalah diampunkan dosa-dosa yang telah berlalu, sebagaimana sabda rasulullah SAW: 

(مَن قامَ ليلةَ القدرِ إيمانًا واحتِسابًا غُفِرَ لَهُ ما تقدَّمَ من ذنبِهِ)

Artinya: “Barangsiapa yang berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760).

Waktu dan Tanda-Tanda Lailatul Qadar

Al-Qur’an tidak menjelaskan kapan terjadinya malam Lailatul Qadar, dan nabi Muhammad SAW pun tidak menunjuk hari tertentu, kecuali hanya memberikan isyarat : “Dari Aisyah rha. bahwasanya rasulullah SAW bersabda: “Pantaulah lailatulqadar pada (malam-malam) ganjil dari 10 sepuluh terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari, no. 2017).

Selain itu nabi SAW juga membeberkan beberapa tanda-tanda fenomenal, seperti:

  1. Ciri khusus malam Lailatul Qadar adalah bulan terbit seperti “separuh mangkuk”, sebagaimana di dalam hadits: “Dari Abu Hurairah berkata: “kami teringat akan malam Lailatul Qadar disisi rasulullah SAW, maka Beliau SAW pun bersabda: “Siapakah di antara kalian yang mengingat ketika bulan muncul (terbit) seperti separuh mangkuk?” (HR. Muslim, no. 1170).
  2. Pagi hari (setelah) Lailatul Qadar matahari terbit dengan sinar lemah dan tidak menyilaukan mata, nabi bersabda: “Matahari terbit pada pagi hari-nya tanpa cahaya yang menyilaukan, seolah-olah seperti talam hingga meninggi” (HR. Muslim, no. 1174). Hal ini di karenakan naik dan turunnya malaikat dari dan ke langit, yang mengakibatkan sinar matahari terhalang oleh sayap-sayapnya.
  3. Pada malam Lailatul Qadar udara normal, yaitu tidak dingin dan tidak panas. Masih ada beberapa tanda-tanda lain malam Lailatul Qadar yang banyak disebutkan oleh para sahabat dekat nabi SAW, intinya tidak mesti semua tanda-tanda tersebut selalu menyertai turunnya Lailatul Qadar, boleh jadi hanya sebagian saja yang datang atau mungkin juga lebih dari itu. 

Bagaimana Protokoler menjalankan Ritual Qiyamu Lailatul Qadar Masa Pandemi Covid-19?

Sesungguhnya Qiyamu Lailatul Qadar adalah identik dengan I’tikaf di masjid, yaitu berdiam di masjid memperbanyak shalat, do’a, zikir dan membaca Al-Quran, untuk mencari malam kemulian Lailatul Qadar, nabi bersabda:

عن أبي سعيد الخدري قال صلى الله عليه وسلم: “إنِّي اعْتَكَفْتُ العَشْرَ الأوَّلَ، أَلْتَمِسُ هذِه اللَّيْلَةَ، ثُمَّ اعْتَكَفْتُ العَشْرَ الأوْسَطَ، ثُمَّ أُتِيتُ، فقِيلَ لِي: إنَّهَا في العَشْرِ الأوَاخِرِ، فمَن أَحَبَّ مِنكُم أَنْ يَعْتَكِفَ”، فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ معهُ. (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: Dari Abu Sa’id al-Khudri, rasulullah SAW bersabda: “Aku pernah melakukan i’tikaf pada (malam) sepuluh pertama Ramadhan, aku ingin mencari malam Lailatul Qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa Lailatul Qadar itu di sepuluh malam yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah” Lalu para sahabat beri’tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, I’tikaf di masjid adalah syarat untuk melakukan qiyamu Lailatul Qadar, tapi karena adanya penyebaran pendemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang semakin meningkat saat ini, maka para ulama sepakat membolehkan umat islam beri’tikaf di suatu ruang/tempat yang dikhususkan shalat berjama’ah di rumah saja atau “masjid rumah”, untuk memutus mata rantai penyebaran pendemi Covid-19 tersebut.

Tuntunan melaksanakan Qiyamu (shalat) Lailatul Qadar:

  1. I’tikaf di rumah saja pada malam ganjil dari 10 terakhir Ramadhan, saat ini tersisa malam ke: (25, 27, dan 29) karena malam ke 21 dan 23 sudah terlewatkan, maka kita fokuskan mencari Lailatul Qadar pada 3 malam ganjil yang tersisa tersebuat semoga kita mendapatkannya pada salah satunya. Amin!
  2. Niat I’tikaf dimulai kita memasuki waktu maghrib pada malam Lailatul Qadar, yaitu setelah berbuka puasa kita langsung shalat Maghrib berjama’ah di “masjid rumahaja” dan niat I’tikaf. Setelah itu, maka protokoler I’tikaf sudah berlaku, seperti tidak meninggalkan tempat I’tikaf kecuali ada urusan penting selama satu malam penuh (dari Maghrib sampai selesai Shalat subuh), diperbolehkan beristirahat (tidur) ditempat I’tikaf tapi dianjurkan tidak masuk ke dalam kamar tidur, dan tidak boleh berhubungan intim suami Istri selama I’tikaf.
  3. Masuk waktu Isya: Azan, shalat sunnah qabliyah, qamat, dan shalat isya berjama’ah dengan segenap anggota keluarga yang ada di dalam rumah. Dan selanjutnya, melaksanakan shalat tarawih berjama’ah.
  4. Setelah selesai shalat isya dan tarawih, maka perbanyak zikir, tilawah Al-Qur’an dan Istirahat di tempat I’tikaf sampai lewat tengah malam (pukul 00.00) waktu setempat.
  5. Pukul 00.01 (waktu setempat) bangunkan semua anggota I’tikaf untuk melaksanakan prosesi qiyamul Lailatul Qadar selanjutnya, sebagai berikut:
  6. Berwudhu atau tajdidul wudhu (memperbaharui wudhu)
  7. Shalat sunnah wudhu 2 rakaat
  8. Shalat sunnah hajat, yaitu salat sunnat yang dilakukan seorang muslim saat memiliki hajat tertentu dan ingin dikabulkan Allah. Salat Hajat dilakukan antara 2 hingga 12 raka’at dengan salam di setiap 2 rakaat.
  9. Shalat Taubat Nasuha (2 rakaat), setiap orang pasti pernah berbuat salah, sebab manusia memang tidak bisa lepas dari dosa. Karena itu manusia perlu memohon ampunan kepada Allah SWT. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menjalankan salat taubat nasuha.
  10. Shalat Sunnah Tasbih, yaitu shalat sunnah yang di dalamnya pelaku shalat akan membaca kalimat tasbih (Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar) sebanyak 300 kali (4 raka’at masing-masing 75 kali tasbih). Salat ini diajarkan rasulullah SAW kepada pamannya Abbas bin Abdul Mutthalib. (Lihat panduan shalat sunnah tasbih).
  11. Shalat Sunnah Lailatul Qadar sebanyak 11 rakaat, yaitu memberi salam setiap 2 rakaat, dan ditutup dengan shalat sunnah witir 1 rakaat.
  12. Makan Sahur, perbanyak zikir dan tilawah Al-Qur’an sampai Shalat Subuh.

Wallahua’lam!

Bagikan Artikel ini:

About Dr. Med Hatta

Koordinator Himpunan Alumni Marokko di Indonesia (HIMAMI)

Check Also

haji 2020

Hukum Menunaikan Haji Lebih dari Satu Kali

Berdasarkan kesepakatan ulama bahwa ibadah haji diwajibkan hanya satu kali saja seumur hidup dan jika sudah menunaikannya maka gugurlah kewajiban itu.

kota makkah

Kota Makkah (4) : Sentra Bisnis Tertua dan Pusat Spiritual dan Sosial Umat

Dahulu Kota Makkah tidak hanya menjadi pusat spiritual tetapi juga aktifitas sosial dan ekonomi dari berbagai negara.