nuzulul quran 1
nuzulul quran 1

Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadhan atau Lailatul Qadar?

Kaprah, Nuzulul Qur’an (turunnya al-Qur’an ) diperingati tanggal 17 Ramadhan.  Tapi Al-Qur’an memberikan informasi yang berbeda. Dalam al-Qur’an,  al-Qur’an turun di malam Lailatul Qadar. Apakah ini salah kaprah. Atau kaprah yang disalahkan?!

Nuzulul Qur’an adalah waktu turunnya al-Qur’an yang bertepatan dengan malam Lailatul Qadar. Ini selaras dengan bunyi surah al-qadar

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya : Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam penuh kemuliaan (Lailatul Qadar). QS: al-qadr :1

Ibnu Hayyan berkata bahwa kata ganti ‘Nya’ menunjuk kepada al-Qur’an. (Al-Bahr al-Muhith, 11/5).

Al-Thabari mengatakan bahwa pada Lailatul Qadar al-Qur’an diturunkan oleh Allah secara totalitas dari Lauh al-Mahfudz ke Bait al-‘Izzah (langir dunia (Jami’ al-Bayan, 24/531).

Tafsir serupa juga dibeberkan oleh al-Qurthubi, beliau mengutip perkataan Ibnu ‘Abbas bahwa al-Qur’an turun secara totalitas dari Lauh al-Mahfudz ke langit dunia (Bait al-‘Izzah) (Tafsir al-Qurthubi, 2/297).

Bila semua penafsiran ini diterima secara naqli dan aqliy maka, al-Qur’an turun pada Lailatul Qadar. Menurut al-Syafii Lailatul Qadar terhitung dari tanggal ganjil di sepuluh akhir bulan Ramadhan yaitu tanggal 21, 23, 25, 27 dan 29. (Fath al-Mujib al-Qarib, KH Afifuddin Muhajir, 61).

Lalu bagimana dengan kekaprahan nuzulul qur’an tanggal 17 Ramadhan. Apakah salah? Menurut Ibnu Ishak, Peringatan Nuzulul Qur’an yang lazim diperingati tamggal 17 Ramadhan itu dimaksudkan turunnya al-Qur’an dari Bait al-‘Izzah (langit dunia) kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallama. Beliau berdalil dengan firman Allah

إِنْ كُنْتُمْ آَمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya : jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.QS:al-Anfal:41.

Ibnu JUraih, Ibnu Katsir dan al-Thabari mengatakan bahwa hari bertemunya dua pasukan itu adalah meletusnya Perang Badar. Lebih lanjut al-Thabari mengatakan Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan. (Jami’ al-bayan, 13/562). Syaikh Khudhari Bek lebih jelas mengidentifikasi bahwa meletusnya Perang Badar terjadi pada Hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. (tarikh al-Tasyri’ al-Islamiy, 6).

Syahdan, peringatan Nuzulul Qur’an tanggal 17 Ramadhan bukanlah kesalahan yang dikaprahkan. Lalu kenapa mesti diperingati, terkadang meriah?

Keutamaan al-Qur’an

Sebagai firman Tuhan, al-Qur’an tentu tidak akan kering dari nilai nilai keutamaannya. Pertama,  membaca al-Qur’an dianggap sebagai ibadah yang paling utama.

Nabi bersabda :

أفضل عبادة أمتي قراءة القرآن


Artinya : ibadah umatKu yang paling utama adalah membaca al-Qur’an. (HR. Baihaqi: 1960).

Maka tak heran bila Sufyan al-Tsauri ketika ditanya antara perang dengan orang kafir atau belajar al-Qur’an yang paling disukai. Beliau menjawab aku lebih suka belajar al-Qur’an. Al-Minhaj al-Sawi, Zain Ibn Ibrahim Ibn Smith, 102

Kedua, belajar al-Qur’an akan mengantarkannya menjadi pribadi yang terbaik. Sabda Nabi

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

Sebaik baiknya kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Qur’an. HR.Abu Dawud: 1253

Imam Ahmad Ibn Hanbal pernah bermimpi bertemu Allah, pertemuan ini digunakan sebaik baiknya oleh beliau untuk bertanya satu hal. Ya Allah, ibadah apa yang paling bisa mendekatkan diri kepadaMu? Allah menjawab, dengan firmanku wahai Ahmad. Apakah harus memahami maknanya? Tanya Ahmad.  Memahami ataupun tidak sama sama mampu mendfekatkan pembacanya kepadaKu. Syarh al-‘Ainiyyah, Abdullah al-Haddad, 53

Sesungguhnya Allah menampakkan jati diriNya kepada makhlukNya melalui firmanNya, namun mereka tak melihatnya. Tutur Ja’far al-Shadiq. Masthur al-Ifadhah, Jamaluddin al-Aslafi, 207.

Maka Nuzulul Qur’an  tahun ini tentu jangalah berlalu hanya sekedar momentum biasa. Tetapi mari kita ambil ibrahnya, untuk menanamkan budi pekerti yang qur’ani. Karena sejatinya, akhlak Rasul ialah al-Qur’an itu sendiri. (HR: Ahmad:24766).

Bagikan Artikel ini:

About Abdul Walid

Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo

Check Also

hewan yang haram

Fikih Hewan (1): Ciri Hewan yang Haram Dimakan

Soal halal-haram begitu sentral dan krusial dalam pandangan kaum muslimin. Halal-haram merupakan batas antara yang …

tradisi manaqib

Tradisi Membaca Manaqib, Adakah Anjurannya ?

Salah satu amaliyah Nahdhiyyah yang gencar dibid’ahkan, bahkan disyirikkan adalah manaqiban. Tak sekedar memiliki aspek …