image 2020 10 14 075241
image 2020 10 14 075241

Meluruskan Anggapan Hari Rabu Wekasan Sebagai Hari Sial

Tradisi masyarakat Jahiliyah menganggap bulan Shafar sebagai bulan sial. Doktrin ini kemudian berlangsung turun-temurun dan menjelma menjadi keyakinan yang akut dari generasi ke generasi. Setelah Islam datang anggapan ini kemudian pupus karena Islam mengajarkan tidak ada bulan sial. Semua sama. Yang ada hanya bulan-bulan tertentu yang justru memiliki keutamaan.

Masih di bulan Shafar, ternyata di bulan ini masih menyisakan satu hari yang sampai saat ini masih diyakini sebagai hari pembawa sial. Ditakuti, angker, menakutkan dan sederet asumsi gambaran keseraman yang mungkin terjadi pada hari tersebut. Orang Jawa menyebut “Rebu Wekasan”, orang Melayu mengenalnya dengan nama “Robo-robo”, dan seterusnya.

Sehingga perlu dijelaskan bagaimana sesungguhnya hari rabu terakhir di bulan Shafar ini menurut ajaran Islam.

Allah berfirman, “Kaum ‘Aad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus-menerus, yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang”. (QS. al Qamar: 18-20).

Apa hubungannya ayat ini dengan Rebu Wekasan atau hari Robo-robo?. Dalam tafsir Ma’alim al Tanzil, Imam al Baghawi menulis bahwa peristiwa yang diabadikan al Qur’an tersebut di atas terjadi pada hari rabu terakhir di bulan Shafar.

Ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi memberi penjelasan adanya hari nahas atau hari sial. Dalam Faidh al Qadir dijumpai keterangan, Rasulullah bersabda, “Rabu terakhir setiap bulan adalah hari sial terus”.

Bila menyimak ulasan ini, memang ada hari sial dalam ajaran Islam. Benarkah demikian?.

Ibnu Hajar al Haitami dalam Al Fatawa al Haditsiyah menjawab pertanyaan di atas. Menurutnya, orang yang bertanya tentang hari sial, nahas dan sebutan yang lainnya untuk diikuti, tidak untuk meninggalkan anggapan tersebut, serta memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, seperti ini adalah perilaku kaum Yahudi. Bukan karakter dan ciri orang beriman yang selalu bertawakal kepada Allah. Dan keterangan yang dianggap bersumber dari Sayyidina Ali yang menyatakan tentang adanya hari sial adalah dusta. Tidak ada dalil dan argumen yang kuat tentang hal ini.

Sedangkan hadis Nabi di atas yang menyatakan bahwa hari Rabu terakhir di setiap bulan adalah hari sial merupakan hadis dhaif. Sebab hadis tersebut bertentangan dengan hadis shahih berikut:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu, dan juga tidak ada kesialan pada bula Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaima engkau menghindari singa”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Telah jelas, bahwa tidak ada satu hari sial pun dalam Islam. Bila di beberapa keterangan, seperti adzab yang menimpa kaum ‘Aad pada ayat di atas yang bertepatan dengan hari rabu terakhir di bulan Shafar, tidak berarti hari tersebut hari sial. Kejadian yang direkam oleh al Qur’an hanya memberi ‘ibrah (pelajaran) tentang pembangkangan kaum ‘Aad kepada Allah. Tidak untuk mengatakan bahwa hari pada kejadian peristiwa itu sebagai hari sial.

Lalu, bagaimana berdoa untuk menolak bala’ di hari rabu wekasan? Doa adalah pekerjaan yang mulia dan bagian dari ibadah dalam Islam. Doa menolak kapanpun bisa dilakukan tidak terkecuali pada hari rabu wekasan. Niat secara umum dilakukan untuk melindungi diri dari berbagai musibah dan bencana. Begitu pun shalat di hari rabu wekasan juga diniatkan sebagai shalat mutlaq yang tidak terkait dengan Rabu wekasan.

Semoga Allah selalu melindungi kita dari marabahaya dan bencana.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

kopi sufi

Kopi dan Spiritualitas Para Sufi

Ulama dan Kopi apakah ada kaitan diantara mereka berdua? Kopi mengandung senyawa kimia bernama “Kafein”. …

doa bulan rajab

Meluruskan Tuduhan Palsu Hadits-hadits Keutamaan Bulan Rajab

Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 1 bulan Rajab 1446 H. Momen …