tafsir akhir tahun
tafsir

Mengapa Al-Qur’an Banyak Memuat Kisah Umat Terdahulu? Ini Beberapa Hikmahnya

Sering kita dapati dalam al-Qur’an tidak hanya ayat-ayat normatif tentang ajaran Islam, tapi juga kisah-kisah terdahulu. Mulai dari kisah nabi-nabi, orang saleh, hingga umat yang dikutuk mewarnai keseluruhan isinya. Bahkan, kisah mereka merupakan sepertiga isi al-Qur’an. Tentu ada maksud agung di balik ini semua.

Status Rasulullah Saw. sebagai Nabi terakhir di muka bumi juga memiliki signifikansi tersendiri dari pewahyuan kisah generasi sebelumnya, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah Swt. “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.” (QS. Hud:120). Oleh karena itu, Abu Ishaq Ahmad Al-Tsa’labi (w. 1035M) melalui kitabnya ‘Arais al-Majalis merangkum dari para arif beberapa hikmah kisah umat terdahulu di dalam al-Qur’an sebagai berikut:

Pertama, dalam rangka menegaskan kenabian Rasululllah Saw. serta bukti bagi risalahnya. Hal ini karena beliau sendiri seorang ummi yang tidak pernah mendatangi seorang guru atau pengajar. Tidak pernah ditemukan bahwa beliau keluar dari daerahnya guna menemui seorang yang ahli dalam kisah umat terdahulu. Semua yang terkandung dalam al-Qur’an merupakan wahyu Allah Swt. yang didiktekan oleh Malaikat Jibril as. kepada Rasulullah Saw.

Tentu, ini merupakan bentuk mukjizat bagi kemurnian Islam sekaligus penolakan bagi orang-orang yang mengingkarinya. Mereka berkata, “(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (QS. Al-Furqan:5) kemudian Allah Swt. berfirman seraya membalas tuduhan mereka “Katakanlah (Muhammad), “(Al-Qur’an) itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi.” (QS. Al-Furqan:6)

Kedua, diturunkannya kisah umat terdahulu kepada Rasulullah Saw. agar beliau dapat belajar bagaimana sepak terjang para rasul, nabi, dan orang-orang saleh terdahulu. Beliau dapat meneladani akhlak mulia mereka dan menghindar dari perilaku buruk umat mereka sekiranya mendatangkan murka Allah Swt. supaya tidak berulang pada umat Islam.

Oleh karena itu, setelah Rasulullah Saw. melaksanakan semua perintah Allah Swt. dan menerapkan adab para rasul sebelumnya, Allah Swt. memuji “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam:4). Al-Qur’an yang di dalamnya banyak kisah umat terdahulu itulah akhlak Rasulullah Saw. Maka ketika Sayyidah ‘Aisyah ditanya tentang akhlak baginda Rasul, beliau tegas menjawab, “Akhlak beliau yaitu al-Qur’an.”

Ketiga, permakluman sekaligus penetapan akan keistemewaan Rasulullah Saw. beserta umat Islam. Dengan melihat kisah umat terdahulu kita bisa tahu bahwa derajat umat ini begitu mulia di sisi Allah Swt. Umat Islam lebih terselamatkan dari ujian-ujian berat sebagaimana ditimpakan kepada umat terdahulu. Dalam penerapan syariat (aturan agama) pun lebih ringan, tidak dibebani cara-cara yang sulit. Allah Swt. berfirman “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin.” (QS. Luqman:20).

Para mufasir berkata bahwa yang dimaksud nikmat lahir yaitu syariat yang ringan, sedangkan nikmat batin berupa pahala yang berlipat ganda. Begitu pun firman-Nya “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah:185). Keistemawaan inilah yang membuat Rasulullah Saw. tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah Swt. dengan senantiasa menghidupkan siang dengan puasa dan malam dengan salat hingga kakinya bengkak. Sampai-sampai seorang sahabat bertanya, “Bukankah dosamu telah diampuni, baik yang lalu dan yang akan datang, wahai Rasulullah?”, beliau menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?”.

Keempat, sebagai pelajaran dan pendidikan bagi umat Islam tentang figur protagonis seperti para nabi dan orang-orang saleh beserta lawan antagonis yaitu musuh-musuh mereka. Bagaimana balasan bagi kedua belah pihak, yang baik mendapat pahala dan karunia Allah Swt. sedangkan yang buruk pasti mendapat azab dan siksa. Demikian sebab pertentangan antara dua sisi ini selalu ada dalam kehidupan manusia.

Maka Allah Swt. berfirman, “Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasan Allah) bagi orang yang bertanya.” (QS. Yusuf:7), “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Yusuf: 111), dan “petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran:138) serta banyak ayat serupa lainnya. Imam al-Syibli berkata bahwa ayat-ayat tersebut secara umum menyebutkan kisah-kisah, sedangkan maksud khususnya yaitu pelajaran di balik kisah-kisah itu.

Kelima, agar umat Islam mengenang dengan baik perjuangan para nabi dan orang-orang saleh terdahulu, sebagaimana doa Nabi Ibrahim as., “Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian.” (QS. Al-Syu’ara:84). Manusia hanyalah tinggal cerita ketika ia sudah mati. Apa gunanya istana dan perbendaharaan yang melimpah-ruah bagi para raja, orang kaya, dan pemilik harta jika setelah itu mereka dilupakan sama sekali. Perhatikanlah syair terkenal Ibnu Duraid,

وَإِنَّمَا المَرْءُ حَدِيْثٌ بَعْدَهُ # فَكُنْ حَدِيْثًا حَسَنًا لِمَنْ وَعَى

“Manusia hanyalah sebuah cerita setelah ia tiada. Maka jadilah cerita yang baik bagi yang memperhatikannya.”

Mengapa Al-Qur’an Banyak Memuat Kisah Umat Terdahulu? Ini Beberapa Hikmahnya

Bagikan Artikel ini:

About Alfan Shidqon

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Minat Tafsir Tematik, Tafsir Esoteris, Living Quran.

Check Also

ibnu arabi

5 Adab Mendengarkan Berita tentang Rasulullah Saw. Menurut Ibnu ‘Arabi

Muhyiddin Muhammad Ibnu ‘Arabi (1165-1240 M) merupakan seorang sufi besar dan filsuf dari Spanyol. Dalam …

tafsir

Tafsir QS. Al-Humazah: Peringatan Bagi Para Pencela dan Pelaku Oligarki Ekonomi

Surah al-Humazah tergolong Makkiyah. Disebut pula surah al-Hut}amah. Surah ini berisi peringatan bagi para pencela …