Dalam Islam, pernikahan adalah salah satu ibadah untuk menjaga diri dari perilaku yang tidak sesuai dengan syariat, dan seringkali dipandang sebagai solusi untuk menghindari zina. Namun, banyak yang bertanya-tanya, apakah sebaiknya menikah terlebih dahulu meski kondisi finansial belum mapan, ataukah lebih baik menunggu hingga mencapai stabilitas ekonomi sebelum melangkah ke jenjang pernikahan?
Mari kita telaah perspektif Islam tentang hal ini dan apakah pola pikir “menikah dulu, rejeki nanti pasti ikut” benar adanya.
Dalam Surah An-Nur ayat 32, Allah berfirman,“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S: An-Nur: 32)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan mereka yang menikah meskipun dalam keadaan miskin. Namun, penting untuk memahami bahwa “karunia-Nya” bukan berarti Allah akan memberikan kekayaan materi secara langsung. Sebaliknya, karunia tersebut dapat berupa ketenangan, kebahagiaan, dan berkah dalam kehidupan rumah tangga.
Meskipun pernikahan membawa banyak berkah, penting untuk mempertimbangkan kesiapan ekonomi sebelum menikah. Dalam Islam, berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga adalah tanggung jawab utama seorang suami.
Dalam hadist Nabi bersabda : “Berilah mereka makan dari apa yang kamu makan, dan berilah mereka pakaian dari apa yang kamu pakai, dan janganlah kamu memukul mereka dan janganlah kamu menjelekkan mereka.” (HR Nasa’i).
Karena itulah, kesiapan finansial sebelum menikah dapat membantu memastikan bahwa rumah tangga yang dibangun tidak mengalami kesulitan ekonomi yang signifikan. Menyiapkan dasar ekonomi yang kuat sebelum menikah dapat mencegah stres dan konflik yang disebabkan oleh masalah keuangan.
Hal ini juga bisa memastikan bahwa keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal. Bagi banyak orang, menyelesaikan pendidikan dan mencapai stabilitas karier terlebih dahulu dapat memberikan rasa percaya diri dan keamanan finansial yang lebih baik sebelum memulai kehidupan berkeluarga.
Memiliki pasangan yang tepat juga mempengaruhi stabilitas ekonomi dalam rumah tangga. Setiap rumah tangga akan menghadapi tantangan ekonomi, dan di sinilah peran suami dan istri dalam mendukung satu sama lain sangat penting.
Dengan dukungan emosional, istri yang memahami dan mendukung suaminya dapat membantu menciptakan suasana rumah tangga yang tenang, meski dalam situasi keuangan yang sulit. Ini bukan berarti bahwa istri harus mengambil beban tanggung jawab finansial, tetapi lebih kepada menjaga suasana hati dan ketenangan rumah tangga.
Suami dan istri harus bekerja sama dalam mengelola keuangan rumah tangga. Keduanya perlu menyadari bahwa harta bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan sebuah rumah tangga. Ketenangan, kebahagiaan, dan kebersamaan adalah faktor penting lainnya.
Masalah ekonomi bisa menjadi tantangan besar dalam pernikahan. Tanpa perencanaan yang baik, masalah ini bisa memicu konflik. Namun, istri yang selalu mengomel dan tidak mendukung suami dalam keadaan sulit justru dapat memperburuk situasi. Sebaliknya, sikap saling mendukung dan memahami adalah kunci untuk mengatasi kesulitan.
Pola pikir “menikah dulu, rejeki nanti pasti ikut” bisa jadi benar jika disertai dengan pemahaman yang baik tentang tanggung jawab dalam pernikahan dan kesiapan untuk menghadapi tantangan ekonomi. Islam mengajarkan bahwa menikah adalah jalan untuk mendapatkan berkah dan karunia Allah, namun tetap perlu adanya usaha keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Jika Anda memilih untuk menikah sebelum mencapai stabilitas finansial, pastikan Anda dan pasangan siap menghadapi tantangan bersama, serta memiliki komitmen untuk saling mendukung dan berusaha keras dalam mengelola ekonomi rumah tangga. Sebaliknya, jika Anda memilih untuk menunggu hingga stabil secara finansial, pastikan keputusan tersebut juga diambil dengan pertimbangan yang matang dan dengan niat yang baik.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah