Lebih baik mana antara makan ingat shalat atau shalat ingat makan? Yang pertama, perbuatan duniawi akan terkesan bermuatan ukhrawi. Dan yang kedua, perbuatan ukhrawi akan terkontaminasi dengan persoalan duniawi. Maka kesimpulan jawabannya, lebih baik makan ingat shalat dari pada shalat ingat makan.
Lalu, bagaimana dengan berbuka puasa dulu atau shalat maghrib dulu? Berbuka puasa merupakan rangkaian puncak dari ibadah puasa dalam sehari. Setelah seharian menahan rasa lapar dan dahaga. Tentu menu makanan dan minuman menjadi bayang-bayang yang terus menghantui. Sulit rasanya seseorang mampu membebaskan diri dari bayang-bayang ini.
Oleh karena itu Rasulullah menganjurkan Ta’jil al-Fithr (bersegera berbuka puasa bila tiba waktunya) sabda Rasul :
عن سهل بن سعد : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، قال : ” لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر
Dari Sahal Ibn Sa’ad bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallama bersabda: manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mensegerakan berbuka puasa (HR Bukhari: 1868).
Agar Tidak Menyamai Yahudi-Nasrani
Kebaikan apa yang dimaksud Rasul dalam bersegera berbuka puasa? Menurut Syaikh Salim Ibn ‘Id al-Hilali dan Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, bersegera berbuka merupakan sunnah Rasulullah dan jejak teladan Salafunas Shalih. Dan juga sebagai tindakan menyalahi tradisi puasa Yahudi-Nasrani yang selalu menunda-nunda berbuka puasa (Shifatu Shawm al-Nabi, 63).
Bahkan bersegera berbuka puasa dijadikan standar eksistensi agama Islam oleh Nabi. Beliau bersabda:
عن أبي هريرة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ” لا يزال الدين ظاهرا ما عجل الناس الفطر ، لأن اليهود ، والنصارى يؤخرون
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallama bersabada: agama akan selalu menemukan eksistensinya, selama manusia (Umat Islam yang berpuasa) bersegera berbuka puasa, karena orang orang Yahudi dan orang orang Nasrani saat berpuasa selalu menunda-nunda berbuka puasa (HR: Abu Daud: 2019).
Dalam kajian fikih al-Baghdadi, segera berbuka puasa lebih utama ketimbang segera shalat jama’ah Maghrib. Dengan catatan, bisa dipastikan masih menututi shalat berjama’ah bersama Imam atau bisa dipastikan mampu mendirikan shalat berjama’ah bersama keluarga. Maka menurutnya, lebih baik berbuka terlebih dahulu. Kemudian shalat berjama’ah bersama keluarga. alas an logisnya adalah seperti pengantar tulisan ini. Fath al-‘Allam, 4/43