YOGYAKARTA – Muhammadiyah merupakan salah satu Ormas Islam besar yang hingga hari ini terus memberikan sumbangsih pada kemajuan serta kemaslahatan umat. Ditengah intaian pandemi Covid- 19 Muhammadiyah terus berjibaku memberikan kesadaran bahwa pandemi bukanlah rekayasa, namun menjadi musibah yang nyata, maka Muhammadiyah bergerak secara penuh baik dalam memberikan kesadaran maupun aksi tanggap cepat.
Hingga hari ini, pandemi Covid- 19 masih cukup tinggi angka penyebarannya, memutus mata rantai pandemi tidak bisa dikerjakan hanya oleh pemerintah, oleh karena itulah membutuhkan kerja bersama secara kolektif, dan Muhammadiyah termasuk menjadi garda terdepan dalam melawan Covid- 19.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam penyelenggeraan Tanwir ketiga di Yogyakarta seperti dikutip dari laman republika.id, pada Ahad (19/7) bertema “Covid-19 dan Dampaknya: Beri Solusi untuk Negeri”. Dalam tanwir yang digelar secara virtual tersebut, PP Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk terus mengerahkan segala sumber dayanya untuk membantu penanganan pandemi Covid-19.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan, Tanwir kali ini digelar pada saat bangsa Indonesia menghadapi banyak masalah yang berat, baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya, termasuk masalah pandemi Covid-19. Ia menegaskan, Muhammadiyah tidak akan mengabaikan masalah-masalah kebangsaan tersebut.
“Muhamamdiyah selain dituntut menyikapi masalah kebangsaan yang kompleks, pada saat yang sama niscaya memberikan jalan atau solusi agar bangsa dapat memecahkan masalahnya secara tuntas demi kepentingan bersama,” jelas Haedar.
Haedar menambahkan, kehidupan dalam berbagai aspek tengah berada dalam keadaan darurat saat ini. Ada begitu banyak yang yang berubah karena adanya pandemi Covid-19. Ia melanjutkan, masyarakat Indonesia telah melewati keadaan darurat ini selama empat bulan dan disertai dengan sejumlah masalah berat disertai ikhtiar. Penularan Covid-19 sampai hari ini pun masih tinggi.
Menurut Haedar, tidak mudah hidup dalam kondisi abnormal seperti saat ini, apalagi jika diukur dengan standar dan cara berpikir yang normal. “Pandemi ini nyata dan bukan ilusi atau konspirasi, meski mungkin masih ada sebagian orang yang mengembangkan teori konspirasi dan mempercayainya,” ujar dia.
Namun, lanjut dia, Covid-19 pada kenyataannya telah memakan korban jiwa hingga lebih dari 4.000 orang dan lebih dari 7 juta orang terinfeksi positif secara global. Ia kemudian menyinggung ihwal pihak-pihak yang membandingkan jumlah kematian akibat Covid-19 masih lebih rendah daripada penyakit lain atau sebab lainnya.
“Tetapi dari segi kemanusiaan kematian akibat wabah atau apapun bukanlah deretan angka statistik. Kematian satu orang pun menyangkut jiwa manusia yang sangat berharga,” katanya.
Melalui kegiatan Tanwir ini, dia pun mengajak kepada seluruh pimpinan Muhammadiyah untuk memantapkan diri agar tetap ikhlas dalam bermuhammadiyah, berkomitmen tinggi, berkhidmat, dan bekerja sama untuk menjadikan Muhammadiyah unggul dan berkemajuan.
“Persyarikatan dengan seluruh ortom, majelis, lembaga, PWM, ranting,amal usaha, dan institusi lainnya harus terus bekerja sungguh-sungguh dalam memajukan Muhammadiyah agar menjadi gerakan Islam yang makin besar, unggul, maju, dan jaya,” Haedar berpesan
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sejak awal munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia telah memastikan diri sebagai organisasi yang memiliki keberpihakan yang kuat dengan jihad melawan pandemi. PP Muhammadiyah pun telah mendirikan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) untuk membantu bangsa ini dalam menghadapi Covid-19.
Ia mengatakan, Muhammadiyah dan Aisyiyah akan tetap konsisten dalam berjihad melawan pandemi tersebut. “Mohon maaf mungkin ada pihak-pihak yang sudah lelah dan putus asa menghadapi pandemi ini, namun Persyarikatan Muhammadiyah tetap teguh menghadapi dan mencari solusi dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh dan senantiasa memohon, berdoa agar pandemi ini segera diangkat oleh Allah,” kata Siti, Ahad (19/7).
Dia menjelaskan, Tanwir kali ini sangat istimewa sekaligus mengharukan bagi Aisyiah karena dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 dan digelar secara virtual. Menurut dia, kegiatan ini digelar untuk mengagendakan dan membicarakaan persoalan penting organisasi.
Di samping itu, menurut dia, sebagai organisasi besar, Persyarikatan Muhammadiyah dalam Tanwir ini juga diharapkan bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap bangsa dan negara dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang semakin memprihatinkan.
“Tanwir kali ini tentu merupakan era baru bagi Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muslim yang besar dalam menjalankan dakwah amar maruf nahi munkar untuk umat, bangsa dan kemanusiaan semesta,” ucapnya.
Tanwir kali ini memiliki beberapa agenda, di antaranya membahas waktu pelaksanaan Muktamar Aisyiyah dan Muhammadiyah yang harus diundur karena Covid-19 serta membahas hal-hal strategis organisasi sampai berlangsungnya Muktamar ke-48.
Menurut Siti, pandemi Covid-19 juga memiliki dampak yang sangat besar terhadap kaum perempuan, anak-anak, dan masyarakat yang kurang mampu.
“Oleh karenanya ‘Aisyiyah sebagai ‘Ibu Negeri’ tidak boleh tinggal diam apalagi tenggelam dalam kesedihan tanpa berbuat untuk memberikan solusi pada permasalahan bangsa,” katanya. Istilah ‘Ibu negeri’ yang disampaikan Siti merujuk pada pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang pernah menyebut ‘Aisyiyah sebagai ibu negeri karena merupakan organisasi perempuan Muslim yang turut berperan mendirikan negeri ini.
Dia menambahkan, PP ‘Aisyiah akan terus berkiprah melalui berbagai macam usahanya termasuk melalui amal usaha ‘Aisyiyah di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi untuk membawa kemajuan umat dan bangsa. Artinya, tegas dia, situasi pandem tidak menghalangi ‘Aisyiyah untuk terus berbuat serta memperkokoh gerakan dakwahnya.
Bersamaan dengan itu, menurut dia, PP ‘Aisyiah juga harus berikhtiar agar amal usaha dan berbagai program ‘Aisyiyah tetap berlangsung dan mampu bertahan dalam situasi pandemi. “Kepada para elit pimpinan dan penyelenggara negara, kita berharap situasi pandemi ini menjadi penting untuk refleksi dalam pengelolaan negara ke arah yang lebih baik. Mereka serta tokoh masyarakat harus memberikan teladan dalam menghadapi dan mencari solusi atas pandemi Covid-19 ini,” katanya.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah