Qiro’ah Mujawwad
qiro'ah

Pengakuan Non Muslim tentang Islam Agama Toleran

Toleransi Islam tidak hanya dicatat dan dijelaskan dalam kitab-kitab para ulama untuk menegaskan Islam sebagai agama yang toleran. Pengakuan justru datang dari non muslim yang termaktub dalam karya-karya mereka. Padahal mereka menentang ajaran Islam. Hal ini terjadi karena dalam lubuk hati terdalam mereka melihat, menilai dan mengakui bahwa agama Islam adalah agama yang toleran dan tidak menyulitkan penganutnya.

Faktor tersebut yang membuat mereka terpesona. Alam bawah sadarnya mengakui bahwa prinsip-prinsip toleransi yang diajarkan agama Islam begitu indah, akal sehat manapun pasti mengakui. Faktor lain yang memukau non muslim pada era awal Islam adalah tatakrama atau akhlak mulia pemeluk Islam disaat memperkenalkan dan mengajak mereka memeluk agama Islam. Mayoritas hati non muslim merespon seruan tersebut dan menerima secara baik dan ramah muslim yang berdakwah. Meskipun mereka saat itu belum bisa menerima agama Islam karena faktor-faktor tertentu dan karena hidayah belum menghampiri.

Pengakuan Non Muslim terhadap indahnya toleransi yang diajarkan Islam dan akhlak terpuji penganutnya tercatat abadi dalam sejarah.

Di antaranya, surat yang dikirim oleh orang Nasrani yang tinggal di Syam kepada Abi ‘Ubaidah bin Jarrah. Isinya, “Wahai kaum muslimin, kami lebih menyukai kalian dari pada orang-orang Romawi meskipun mereka satu agama dengan kami, kalian lebih bisa dipercaya ketimbang orang-orang Romawi, kalian penyayang, tidak mendzalimi kami, dan kalian sebaik-baik penguasa bagi kami”. Hal ini seperti termaktub dalam karya al Baladziri, Futuhul Buldan, kitab al Kharraj karya Abu Yusuf dan kitab al Da’watu ilal Islam yang ditulis oleh seorang orientalis berkebangsaan Inggris, Thomas Arnold.

Pengakuan berikutnya datang dari orang-orang Nasrani yang tinggal di Syam, Mesir dan Semenanjung Arab bagian barat. Mereka juga mengakui indahnya bangunan toleransi yang dikemas dalam ajaran Islam beserta akhlak mulia kaum muslimin. Thomas Arnold merekam pengakuan kaum Nasrani tersebut dalam karyanya yang telah disebut sebelumnya. Tulisnya, “Orang-orang Arab yang beragama Kristen yang hidup di masa saya mengakui keelokan toleransi Islam”. Lanjut Arnold, “Disaat penganut agama Kristen hidup di bawah kekuasaan orang Islam, keamanan mereka terjamin, harta kekayaan mereka dilindungi serta bebas memilih agama dan keyakinan, dan mereka hidup tentram dan sejahtera”.

Seorang orientalis perempuan berkebangsaan Jerman, Sigrid Hunke, dalam salah satu karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Syamsul Arab Tstha’ ‘alal Gharbi, Matahari bangsa Arab bersinar di dunia barat, juga mengakui keindahan toleransi yang diajarkan agama Islam. Ia menulis, “Orang-orang Arab (umat Islam era awal) tidak pernah memaksa masyarakat negeri taklukan untuk memeluk agama Islam. Penganut agama Nasrani, pemeluk Zaroaster dan Yahudi  yang terkenal sangat fanatik terhadap agama dan sangat intoleran, bahkan segala yang menghalangi dakwah keagamaan mereka akan disingkirkan dengan cara apapun, merasakan betapa indahnya toleransi yang diajarkan agama Islam. Saat mereka berada di bawah kekuasaan orang-orang Islam, rumah-rumah ibadah mereka tidak dirusak, sedikitpun mereka tidak disakiti, mereka dilindungi dan tidak dipaksa memeluk agama Islam. Bukankah ini praktik toleransi yang paling puncak”?

Inilah gambaran betapa luhurnya sikap toleransi yang diperankan oleh umat Islam era awal; sahabat, tabi’in dan pengikut tabi’in. Artinya, adalah fakta bahwa toleransi merupakan salah satu prinsip dasar ajaran Islam. Kalau mereka yang non muslim saja mengabadikan sikap toleransi umat Islam waktu itu, lalu kenapa saat ini banyak muslim yang bersikap intoleran?.

Bagikan Artikel ini:

About Nurfati Maulida

Check Also

darah haid

Darah Haid Tuntas Tapi Belum Mandi Besar, Bolehkah Berpuasa?

Perempuan haid dilarang berpuasa. Tapi, larangan ini tidak bermakna diskriminasi Islam terhadap perempuan. Puasa ramadhan …

buah takwa

Bentuk Bahagia Menyambut Ramadan

Dalam kitab Durrotun Nashihin, ada yang yang berbunyi: “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, …