persatuan
persatuan

Perbedaan Sunnatullah, Persatuan Perintah Allah

Mengimpikan persatuan bukan berarti melakukan penyeragaman. Persatuan yang dibangun di atas keseragaman sesungguhnya menyalahi sunnatullah dan fitrah kemanusiaan yang ditakdirkan beragam dan berbeda. Perbedaan itu sunnatullah, sementara menjaga persatuan adalah perintah Allah.

Hal ini tercermin dari firman Allah:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13).

Dalam Islam, perbedaan adalah sebuah keniscayaan dan sunnatullah. Allah Swt dalam ayat lain berfirman di dalam Al-Quran:

وَمِنْ آَيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui (QS. Ar-Rum: 22).

Perbedaan adalah bagian dari fitrah manusia, tetapi bukan berarti perbedaan justru mengarah pada perpecahan. Banyak perselisihan terjadi belakangan ini mulai dari konflik kecil yang dibesar-besarkan atau memang konflik besar yang sengaja didiamkan. Banyak pula fitnah dan provokasi yang menanamkan potensi perpecahan dan polarisasi hanya karena mengejar kepentingan pribadi atau golongan. Akibatnya persatuan dan persaudaraan disisihkan.

Berbeda adalah kewajaran, tetapi berpecah-belah adalah awal kemusnahan. Karena itulah, Islam memerintahkan untuk merawat persatuan dan menghindari perpecahan.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

Ayat di atas merupakan suatu prinsip dalam mengelola perbedaan. Sekalipun perbedaan adalah fitrah, tetapi persatuan dalam jamaah adalah keharusan. Janganlah manusia terpecah belah karena hawa nafsu dan kepentingan masing-masing. Prinsip mengelola persatuan dalam perbedaan adalah mengikat dalam persaudaraan.

Menyikapi perbedaan pelajaran penting yang harus dipelajari oleh umat saat ini. Abu Bakar Ash-shidiq dan Umar bin Khaththab pernah beberapa kali berbeda pendapat. Namun, keimanan terhadap Allah menyebabkan mereka selalu mengedepankan jiwa persaudaraan dan persatuan. Tidak pernah terjadi putus silaturrahmi di antara mereka. Bahkan yang muncul adalah semangat berkompetisi untuk memperbanyak amal shaleh.

Perbedaan adalah sunnatullah. Persatuan adalah perintah Allah. Persaudaraan dalam perbedaan adalah nikmat Allah yang diberikan kepada manusia agar tidak saling terpecah belah.

Bagikan Artikel ini:

About M. Masroruh

Check Also

khamr

Khamr dan Takdir Allah yang Tidak Bisa Ditebak

Setiap manusia mempunyai masalah tersendiri. Ujian yang dihadapi masing-masing umat muslim berbeda-beda. Semua ujian tergantung …

menerima hadiah

Hukum Menerima Pemberian

Zuhud adalah sesuatu yang disukai Allah. Orang yang zuhud terhadap dunia akan dicintai Allah swt. …