sufi indonesia
sufi indonesia

Peta Jalan Sufi ke Nusantara

“Tesis Sufi” dalam Islamisasi Nusantara

Salah satu tesis dan temuan kesimpulan menarik dari beberapa peneliti Islam di nusantara adalah munculnya teori sufi dari Anthony H. Johns (1980). Dalam penelusuran Islam di Nusantara Johns tidak menyibukkan diri seperti pakar yang lain terkait kapan dan tempat pertama kali Islam berlabuh. Ia lebih memilih untuk melihat karakter ajaran apa yang dibawa oleh para penyebar Islam di nusantara.

Pandangan Johns ini yang mendasarinya untuk membuat suatu tesis sufi. Baginya, penyebaran Islam tidak dibawa oleh pedagang sebagai pelaku utama penyebaran Islam, tetapi anggota tarekat yang ditemani oleh syekh.

Tesis John tentang teori sufi ini didasarkan pada peningkatan jumlah masyarakat Asia Tenggara yang memeluk Islam berbarengan dengan bangkitnya tarekat-tarekat sufi di Asia Barat dan Selatan sebagai lembaga utama yang menjaga eksistensi umat setelah runtuhnya kekhalifahan Abbasiyah yang dihancurkan Mongol pada tahun 1258. (Kersten 2017: 42).

Victor Tanja juga mendukung teori Johns dengan mengatakan bahwa Islam yang pertama kali berkembang di Indonesia adalah sufisme. Fakta keterlibatan guru sufi dalam penyebaran Islam di Nusantara dapat dilihat dari keluwesan dan metode mereka untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Nusantara. Kelenturan untuk mendialogkan Islam dengan budaya lokal dengan pendekatan sufistik banyak dilakukan oleh para penyebar Islam yang di Jawa yang dikenal dengan Wali Songo.

Pada perkembangan berikutnya, corak sufisme-sinkretik menjadi perwujudan awal keislaman Nusantara. Tentu saja, corak sufisme yang datang ke Indonesia juga tidak tunggal. Hadirnya tasawuf falsafi juga mewarnai berbagai rekaman literatur sejarah Islam di Nusantara.

Namun, bisa dikatakan bahwa pendekatan sufistik merupakan salah metode penting dakwah Islam melalui jalur asimilasai dan akulturasi kehidupan dan adat istiadat masyarakat jawab. Corak tasawuf Nusantara inilah yang menjadi penting dilihat bagaimana sumber dan perannya dalam penyebaran di Indonesia.

Keberhasilan Para Sufi       

Tidak bisa dipungkiri, Islamisasi di Indonesia sebenarnya berbarengan dengan masa merebaknya tasawuf pertengahan dan pertumbuhan tarekat. Peran sufi dalam penyebran Islam di Indonesia memang tidak disangkal. Hal yang mendasari pada pernyataan ini adalah fakta kemiripan ajaran sufisme dengan kebudayaan pra Islam.

Konversi masyarakat nusantara ke dalam Islam adalah karena keberhasilan guru sufi yang menghadirkan Islam sebagai kontunitas bukan perubahan dari praktek lokal. Karenanya tidak mengherankan bahwa model Islam yang pertama berkembang adalah model sufisme-sinkretik yang dalam beberapa hal tidak sesuai dengan Syariah (Azra : 2002, 110).

Penyebaran Islam melalui tarekat dan guru sufi ini menunjukkan pula suatu karakter Islam yang dibawa dengan cara damai dan adaptif. Pendekatan sufistik dengan pola adaptif bahkan dalam taraf tertentu akulturatif dengan budaya lokal ini membuat Islam mudah diterima oleh masyarakat nusantara.

Tentu saja, salah satu faktor mendasar dari pendekatan ini adalah karakter ajaran tasawuf. Para sufi sebagai penyebar Islam mampu mengemas kepercayaan lokal yang dapat dipadukan dengan Islam (Suteja: 2016, 10).  Para penduduk Nusantara yang sebagian besar memeluk Hindu-Budha dan animisme menemukan kesamaan dengan ajaran sufi yang bercorak asketik. Konsep imanensi Tuhan Ibn Arabi dipandang sebagai ajaran yang relevan dengan kepercayaan lokal yang dianut oleh masyarakat.

Pada perkembangan berikutnya, praktek sufi yang banyak diterima di Indonesia adalah tasawuf jalan tengah. Corak tasawuf ini banyak diilhami oleh Imam Ghazali yang berhasil mendamaikan antara syariat dan hakikat. Corak ini pula yang menjadi ciri khas tasawuf nusantara yang berhasil memadukan tasawuf moderat dengan lokalitas tradisi nusantara.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

BRIN Moderasi Beragama

Moderasi beragama Bukan Sekadar Konsep Akademik, Tapi Jalan Tengah Untuk Beragama secara Damai, Inklusif, dan Berkeadaban

Jakarta — Meningkatnya berbagai aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama menunjukkan bahwa paham radikal masih memiliki …

Prof M Suaib Tahir PhD

Jihad Palsu di Balik “Ukhuwah Global”: Umat Diminta Waspada Propaganda ISIS

Jakarta — Kelompok teroris ISIS kembali menyebarkan propaganda bermuatan ajakan jihad ke berbagai negara konflik, …